Harga Kopra Maluku Utara
Harga Kopra Maluku Utara Terus Turun, Petani di Galela Beralih Tanam Cabai dan Tomat
Anjlok harg Kopra Maluku Utara, Petani Kelapa Di Halmahera Utara, beralih ke Tanaman Holti.
TRIBUNTERNATE.COM, TOBELO - Anjloknya Harga Komoditi Kopra Maluku Utara membuat petani kelapa di Halmahera Utara beralih ke tanaman holtikultura.
Hal ini terjadi pada petani di Kecamatan Galela, Halmahera Utara, di tengah kondisi harga kopra yang terus turun.
Ratno, salah satu petani kelapa di Halamhera Utara kepada Tribunternatem.com mengaku anjloknya harga komoditi kopra membuat dirinya terpaksa beralih menanam tanaman palawija.
Tanaman palawija yang ditanam antara lain tomat dan cabe rawit.
"Ia harga kopra sekarang turun, saya ikut ke kelompok tani membuka lahan menanam tanaman bulanan atau palawija," kata Ratno, Rabu (28/9/2022).
Dijelaskan Ratno, bercocok tanam tanaman bulanan bukan hanya mengisi waktu. Namun, disebabkan anjloknya harga komoditi kopra, dirinya membuka lahan untuk menanam holtikultura.
"Saya tanaman Tanan bulanan ini, karna memang harga kopra turun," katanya.
Dikatakan, produksi buah kelapa hingga menjadi kopra, memakan waktu 5 sampai 6 bulan sekali produksi menjadi kopra.
Jika selalu mengharapkan pada kopra, apalagi kondisi harga sekarang, maka petani mau makan apa.
"Torang (kami) produksi kopra kadang 5 bulan sekali, bahkan ada enam bulan, kalu waktu yang lama maka dapat penghasilan dari manah," ungkapnya.
Ratno yang mempunyai 4 anak ini, terpaksa banting setir, sebagai tambahan penghasilan rumah tangga.
"Saya beralih ke tanaman lain, hanya untuk kebutuhan ekonomi rumah tangga, belum lagi kebutuhan biaya sekolah anak kami," pintahnya.
Dirinya saat ini bergabung dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pomakomote, di kelompok tersebut rata-rata fokus menanam tanaman bulanan. (*)