33 Orang dari Anak-anak hingga Lansia di Bima Keracunan Nasi Kotak sampai Rawat Inap di RS
Sebanyak 33 orang dari anak-anak hingga lansia dilarikan ke Puskesmas Bolo setelah makan nasi kotak.
TRIBUNTERNATE.COM - Insiden keracunan terjadi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sebanyak 33 orang dari anak-anak hingga lansia dilarikan ke Puskesmas Bolo setelah makan nasi kotak.
Awalnya 32 orang, kemudian bertambah satu orang dengan gejala yang sama, yakni mual dan muntah.
Baca juga: 90 Warga Pucangsawit Solo Keracunan Massal & 1 Orang Tewas, Sampel Makanan Diperiksa, Ini Faktanya
"Hingga pukul 20.54 Wita, jumlah pasien keracunan yang kami rawat saat ini sudah 33 orang," kata seorang petugas Puskesmas Bolo, dr Ifan yang dihubungi Kompas.com pada Jumat (14/10/2022) malam.
Ifan mengatakan, para korban tersebut mengeluhkan pusing serta mual usai menyantap nasi kotak yang dibagikan oleh pengurus masjid.
Baca juga: 12 Pemain Man United dan Staf Keracunan seusai Kalahkan Sheriff, Bagaimana Nasib Jelang Lawan Leeds?
Namun, dari 33 korban, menurut Ifan, sebagian sudah dalam kondisi stabil setelah mendapatkan perawatan medis.
"Kondisi sebagian stabil. Sementara semuanya masih kami observasi," tutur dia.
Ia merinci, korban keracunan anak-anak yang dirawat di Puskesmas Bolo sebanyak 24 orang.
Selanjutnya, korban dewasa yang dirawat inap 9 orang.
Baca juga: Irjen Teddy Minahasa Batal Jadi Kapolda Jatim gara-gara Narkoba, Seret Kapolsek hingga Kapolres
"Anak-anak yang mengalami gejala keracunan terdiri dari 2 orang berusia 5 tahun, yang usia 15 tahun sebanyak 22 orang. Sedangkan 9 orang dewasa berusia 59 sampai 60 tahun," ujar dia.
Hingga saat ini, warga korban keracunan tersebut masih menjalani perawatan di puskesmas.
Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Alamsyah mengatakan, korban keracunan massal ini diketahui setelah menyantap nasi kotak yang dibagikan oleh pengurus masjid usai shalat Jumat.
Atas adanya kejadian tersebut, kata dia, petugas dinas kesehatan telah diterjunkan ke lokasi kejadian untuk mengambil sampel makanan.
Petugas mengambil sampel makanan berupa telur dan tempe yang dimuntahkan korban.
Sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan itu dibawa ke laboratorium milik Dikes Kabupaten Bima.