Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Piala Dunia Qatar 2022

Dua Lipa Bantah Kabar akan Tampil di Pembukaan Piala Dunia 2022, bakal Dukung Inggris dari Jauh

Dua Lipa telah membantah kabar yang menyebut dirinya akan tampil di upacara pembukaan Piala Dunia 2022 yang digelar pekan depan.

Instagram/dualipa
Penyanyi pop asal Inggris, Dua Lipa. 

TRIBUNTERNATE.COM - Penyanyi pop sekaligus penulis lagu asal Inggris, Dua Lipa, menjadi salah satu selebritas yang turut mengkritik Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Bahkan, Dua Lipa telah membantah kabar yang menyebut dirinya akan tampil di upacara pembukaan Piala Dunia 2022 yang digelar pekan depan.

Penyanyi kelahiran London, Inggris 22 Agustus 1985 itu telah membuat pernyataan khusus dalam fitur Story di akun Instagramnya, @dualipa, terkait desas-desus tersebut, Sabtu (12/11/2022).

Dua Lipa mengatakan, dirinya hanya akan berkunjung ke Qatar kalau negara itu sudah memperbaiki kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM)-nya.

Dalam Instagram Story-nya, Dua Lipa menulis:

"Saat ini ada banyak spekulasi bahwa saya akan tampil di upacara pembukaan Piala Dunia di Qatar."

"Saya tidak akan tampil dan saya juga tidak pernah terlibat dalam negosiasi apa pun untuk tampil."

"Saya akan memberi semangat kepada Inggris dari jauh, dan saya baru akan mengunjungi Qatar ketika negara itu telah memenuhi semua janji hak asasi manusia yang dibuat ketika memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia."

Baca juga: Kritisi Qatar, Rod Stewart Tolak Tawaran 1 Juta Dolar AS untuk Tampil di Pembukaan Piala Dunia 2022

Baca juga: Piala Dunia 2022: Timnas Senegal Tiba di Doha, Qatar tanpa Sadio Mane

Baca juga: Sadio Mane Cedera dan Tak Bisa Ikut Piala Dunia 2022, FIFA Tuai Kritikan di Media Sosial

Pernyataan Dua Lipa mengenai desas-desus dirinya akan tampil di acara pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar.
Pernyataan Dua Lipa mengenai desas-desus dirinya akan tampil di acara pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar. (Instagram/dualipa)

Saat ini, Dua Lipa tengah berada di Australia, menjalani bagian dari rangkaian tur Future Nostalgia selama 10 bulan.

Sebelumnya, ada penyanyi legendaris Inggris, Rod Stewart, yang juga menyatakan dirinya telah menolak tawaran senilai lebih dari 1 juta dollar AS untuk tampil di acara pembukaan Piala Dunia 2022.

Penolakan ini merupakan bentuk kritik dari Rod Stewart atas dugaan kasus pelanggaran HAM di Qatar menjelang Piala Dunia 2022.

Baca juga: Piala Dunia - Julian Nagelsmann Tanggapi Soal Dukun untuk Sadio Mane: Saya Tak Tahu Dukun Itu Apa

Baca juga: Jelang Piala Dunia 2022, Qatar Pakai Teknologi AI untuk Prediksi Kerumunan hingga Atur Suhu Stadion

Baca juga: Piala Dunia - Pelatih Timnas Senegal Optimis Sadio Mane Cepat Pulih: Kami akan Lakukan Segalanya

Laporan Dugaan Pelanggaran HAM di Qatar

Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) memang telah mendesak negara-negara di dunia untuk fokus pada sepak bola di Piala Dunia saja.

Namun, muncul kekhawatiran mengenai sikap Qatar terhadap penggemar LGBTQ dan perlakuan negara itu terhadap pekerja migran.

Dalam sebuah laporan setebal 75 halaman yang dirilis minggu ini, kelompok pembela HAM yang berbasis di London, Equidem, mengatakan buruh migran yang membangun stadion Piala Dunia di Qatar menjadi sasaran diskriminasi.

Selain itu, para pekerja migran juga menghadapi jam kerja yang panjang dalam kondisi yang sulit, serta perampasan upah, dan pelanggaran lainnya karena majikan mereka menghindari tanggung jawab.

Qatar telah memberlakukan sejumlah reformasi perburuhan dalam beberapa tahun terakhir menyusul pengawasan internasional yang ketat, yang telah dipuji oleh Equidem dan kelompok hak asasi lainnya.

Akan tetapi, sejumlah advokat mengatakan pelanggaran HAM masih meluas.

Qatar sendiri pun membantah tudingan dugaan pelanggaran HAM yang dilayangkan padanya.

Negara Teluk itu berulang kali menolak tuduhan mengenai terancamnya keselamatan dan kesehatan 30.000 pekerja yang membangun infrastruktur Piala Dunia.

Sementara, Ambet E Yuson, Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja Bangunan dan Kayu Internasional, mengatakan bahwa pekerja migran yang terlibat dalam proyek konstruksi Piala Dunia memiliki perlindungan yang lebih baik. tetapi sayangnya hal yang sama tidak berlaku untuk pekerja di Qatar.

"Majikan, seringkali lolos dari hukuman, terus melanggar hukum dan hak asasi pekerja migran. Dengan semakin dekatnya turnamen, kemajuan dalam standar hak asasi manusia universal kini semakin mendesak," kata Yuson.

Sumber: Sky Sport

(TribunTernate.com/Rizki A.)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved