Kasus Ibu Hamil dan Bayinya Meninggal karena Ditolak RSUD Subang: Disorot KSP, Pemkab Minta Maaf
Saat dalam keadaan darurat jelang melahirkan, Kurnaesih ditolak oleh pihak RSUD Subang, dengan alasan ruang PONEK penuh.
TRIBUNTERNATE.COM - Pemerintah pusat turut menyoroti kasus meninggalnya pasien ibu hamil yang dalam keadaan darurat jelang melahirkan karena ditolak oleh pihak RSUD Subang.
Sementara, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang sudah angkat bicara mengenai kasus ini.
Diketahui, ibu hamil malang tersebut bernama Kurnaesih.
Ia tengah hamil dan akan melahirkan anak keempatnya.
Namun, saat dalam keadaan darurat jelang melahirkan, Kurnaesih ditolak oleh pihak RSUD Subang, dengan alasan ruang PONEK penuh.
Pihak RSUD Subang pun meminta keluarga membawa Kurnaesih ke rumah sakit lain.
Saat itu, kondisi Kurnaesih sudah kritis, tapi pihak RSUD Subang tetap tak mau menangani pasien tersebut.
Saat akan dibawa ke rumah sakit lain, dan rencananya akan dibawa ke Bandung, nasib pasien sudah tak tertolong.
Pasien Kurnaesih dan bayinya di dalam kandungan meninggal dunia dalam perjalanan ke Bandung.
Disorot KSP
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden dr Brian Sri Prahastuti menyayangkan masih adanya penolakan penanganan pasien gawat darurat oleh Rumah Sakit.
“Kami sangat menyayangkan jika masih ada penolakan penanganan kasus gawat darurat oleh RS. Apalagi kasus ini menyebabkan kematian ibu dan bayi,” kata Brian, Selasa, (7/3/2023).
Baca juga: Korban Kebakaran Depo Pertamina Ungkap Anaknya Tewas karena Kembali ke Rumah demi Ambil HP
Baca juga: 2 Guru Pesantren Cabuli 24 Santri Laki-laki di Sumut, Para Korban Butuh Trauma Healing
Baca juga: Gara-gara Orang Gangguan Jiwa Merokok di Kamar, Rumah Terbakar hingga 8 Mobil Pemadam Diterjunkan
Padahal menurutnya penurunan angka kematian ibu merupakan prioritas nasional, seperti halnya penurunan angka stunting.
Oleh karena itu ia menilai Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Subang harus melakukan audit kasus tersebut.
“Wajib melakukan audit kasus untuk mengetahui penyebab kematian ibu serta merumuskan rekomendasi agar kasus serupa tidak terjadi lagi terutama di RSUD Ciereng Subang,” katanya.
Ia mengatakan ada standar kualitas layanan yang harus dipatuhi dalam pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif (PONEK) yang dibentuk untuk mencegah keterlambatan penangann kasus di RS.
“Mencermati kronologis kasus di atas, pasien sudah mendapatkan penanganan awal di IGD RS sebelum dialihrawat ke bagian PONEK,” katanya.
Semestinya, kata Brian, urusan administrasi diselesaikan tanpa menunda tindakan medis yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi.
“Walaupun, pada kasus ini sepertinya ibu hamil datang sudah dengan kondisi yang buruk dan prognosa yang kurang baik. Jarak tempuh dari puskesmas ke RS yang mungkin juga cukup jauh dan berkontribusi pada keterlambatan dalam penanganan,” pungkasnya.
Pemkab Subang Minta Maaf
Pemerintah Kabupaten Subang, Jawa Barat, menanggapi meninggalnya ibu hamil setelah ditolak dirawat di RSUD Subang.
Korban yang bernama Kurnaesih (39) tidak mendapat perawatan dari RSUD Subang meski kondisinya sudah kritis dan meninggal ketika dalam perjalanan ke sebuah rumah sakit di Bandung.
Sekretaris Daerah Pemkab Subang, Asep Nuroni mewakili Bupati Subang mengucapkan belasungkawa atas kejadian ini.
"Kami atas nama Pemkab Subang, memohon maaf atas musibah yang menimpa korban dan keluarga, semoga almarhumah meninggal dalam keadaan mati syahid," ungkapnya, Senin (6/3/2023), dikutip dari TribunJabar.id.
Baca juga: Rumah Sakit yang Tolak Ibu Hamil hingga Meninggal Belum Disanksi, Pemkab Subang: RS Tidak Sengaja

Ia menjelaskan dalam kejadian ini sama sekali tidak ada unsur kesengajaan yang dilakukan RSUD Subang.
Menurutnya kondisi RSUD Subang saat itu sudah penuh baik ruang ICU maupun ruang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).
"Kondisi saat itu, korban harus dibawa ke ICU tapi ruang ICU di RSUD juga penuh, kemudian dibawa ke ruang PONEK juga penuh, sehingga pasien tak bisa ditangani di RSUD dan harus dirujuk ke rumah sakit lainnya," bebernya.
Asep Nuroni menjelaskan, selain karena ruangan penuh, korban ditolak pihak rumah sakit karena tidak memiliki rujukan dari Puskesmas.
"Pola rujukan ini harus diperbaiki, untuk warga yang berbatasan dengan kabupaten tetangga, jika tak memungkinkan dirujuk ke RSUD Subang bisa dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten tetangga," tambahnya.
Ia berharap RSUD Subang terus meningkatkan kualitas pelayanan agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
"Kita tak bicara sanksi dulu, tapi kita bicara perbaikan ke depan harus seperti apa RSUD Subang ini terutama untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
"Jangan sampai kasus yang dialami Kurnaesih ini kembali terulang di kemudian hari," pungkasnya.
Pernyataan Pihak RSUD Subang
Menanggapi kejadian ini, pihak RSUD Subang membuat sebuah video permintaan maaf dan klarifikasi.
Dalam video tersebut, Direktur RSUD Subang, Ahmad Nasuhi mengucapkan turut berbelasungkawa atas kejadian yang mengakibatkan seorang ibu hamil meninggal.
“Kami mohon maaf kepada keluarga yang ditinggalkan, suami dan anak semoga diberi kesabaran," ungkapnya, Senin (6/3/2023).
Pihak rumah sakit merasa sangat berdosa dengan kejadian ini dan berharap peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
"Itu menjadi beban kesedihan bagi kami. Jujur kami sedih dan merasa berdosa atas kasus yang menimpa Kurnaesih, semoga tak terulang dikemudian hari," lanjutnya.
Dengan kejadian ini, RSUD Subang akan melakukan evaluasi terhadap para pegawai terkait pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien.
"Terkadang apa yang kami lakukan dari sisi medis tidak bisa dipahami oleh masyarakat. Kami tegaskan tidak ada satu pun niat, membuat pasien kami ini parah bahkan sampai meninggal dunia,” jelasnya.
Menurutnya pihak RSUD Subang dan Dinkes Subang sudah berkomitmen untuk menurunkan kasus kematian dengan memberikan pelayanan kesehatan sebaik mungkin.
“Kita akan benahi sistem rujukan yang baik, dan berjanji tak akan melakukan pembiaran pasien yang dalam keadaan darurat atau kritis,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ibu Hamil Meninggal setelah Ditolak RSUD Subang, Pemkab Subang Belum Berikan Sanksi ke Pihak RS
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KSP Minta Dinkes Subang Audit Kasus Meninggalnya Ibu Hamil dan Bayi Akibat Ditolak RSUD Subang
Reaksi Sherly Laos saat Ditanya soal Dedi Mulyadi, Gubernur Malut Senyum Bahas Gubernur Jabar |
![]() |
---|
Sherly Laos Terinsipirasi Kembangkan Desa Wisata di Malut Usai Ketemu Dedi Mulyadi: Ingin Kolaborasi |
![]() |
---|
Sherly Laos ke Lembur Pakuan Ketemu Dedi Mulyadi, Bahas Birokrasi hingga Pendapatan Tukang Sate |
![]() |
---|
Ibu Hamil Dapat Perlakuan Khusus di Seleksi CPNS Kemenkumham Maluku Utara |
![]() |
---|
Hari Pertama Masuk Sekolah, Orangtua Murid SD di Jawa Barat Rebutan Kursi dengan Tali dan Gembok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.