Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

4 Fakta Anak Meninggal Dunia setelah 3 Kali Gagal Operasi Usus Buntu, Infeksi Menjalar ke Hati

Herman mengatakan, penyebab meninggalnya sang putri bungsu yaitu infeksi yang berlebih di usus menjalar ke organ hati sehingga pembuluh darahnya pecah

TribunSumsel.com/Rachmad Kurniawan
Suasana rumah duka DA, anak perempuan berusia tujuh tahun yang meninggal dunia setelah gagal menjalani operasi usus buntu di Palembang, Senin (20/3/2023). 

TRIBUNTERNATE.COM - Kasus meninggalnya bocah perempuan bernama DA (7) setelah gagal menjalani operasi usus buntu tengah menjadi sorotan.

Diketahui, DA mengembuskan nafas terakhir pada Minggu (19/3/2023) malam, sekitar pukul 22.00 WIB di Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH).

Sebelumnya, DA telah tiga kali menjalani operasi usus buntu di RSUD Bari Palembang.

Sayangnya, kondisinya tak kunjung membaik.

Selain itu, disebutkan bahwa sempat ada cairan hijau kekuningan yang keluar dari perut DA setelah proses operasi usus buntu selesai dilakukan.

Atas kejanggalan tersebut, ayah DA yang bernama Herman (44) menduga putrinya itu menjadi korban malapraktik oleh oknum dokter di RSUD Bari Palembang.

DA pun sempat dirujuk ke RSMH untuk mengupayakan penyembuhan kondisinya.

Namun, nyawa DA tak tertolong setelah lima hari tak sadarkan diri pascaoperasi.

Berikut empat fakta kasus dugaan malapraktik yang merenggut nyawa DA setelah tiga kali gagal operasi usus buntu:

Oknum Dokter B dilaporkan

Kasus ini terungkap saat Herman melaporkan oknum dokter di RSUD Bari Palembang berinisial B ke SPKT Polda Sumsel, Rabu (8/3/2023) malam.

Diketahui, kondisi DA tak kunjung membaik meski telah tiga kali menjalani operasi usus buntu di RSUD Bari Palembang.

Bahkan dari perutnya keluar cairan hijau kekuningan setelah proses operasi usus buntu selesai dilakukan.

Edisan Wahidin SH, Kuasa hukum keluarga DA mengatakan, bocah tersebut sempat dipindahkan atau dirujuk ke RSMH.

"Bukanya sembuh, korban justru makin parah setelah menjalani tiga kali operasi di RS Bari. Bahkan saat ini korban juga sudah dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, oknum dokter berinisial B tersebut dilaporkan terkait Pasal 4 Undang-undang no 36 tahun 2014 tentang tenaga kerja.

"Dalam isi pasal tersebut adalah bahwa setiap tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang mengakibatkan korban luka berat maka terancam 3 tahun penjara," tutur Edison.

Baca juga: Wanita Muda Tewas Dimutilasi di Penginapan di Sleman, Sang Ayah Sempat Punya Perasaan Tak Enak

Baca juga: Syabda Perkasa Belawa Dimakamkan dalam Satu Liang Lahat Bersama Ibunda dan Neneknya

Baca juga: Syabda Perkasa Belawa dan Ibundanya Meninggal Dunia, Polisi Sebut Sang Ayah Masih Syok

Kondisi DA setelah dirujuk: alami gizi buruk

Meski telah dirujuk, Herman mengungkapkan kondisi anaknya saat itu belum juga pulih.

Bahkan, DA sempat mendapatkan perawatan intensif di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

Herman menambahkan, luka dari bekas operasi yang dijalani anaknya berubah menjadi berwarna merah.

Selain itu, DA disebut mengalami gizi buruk karena hanya mendapatkan suplai cairan dari infus.

"Anak saya juga dikatakan terkena gizi buruk karena dia ngga mau makan dan saya juga udah ngga bisa lihat dan untuk kondisi anak saya ini masih keluar cairan dan warnanya bukan lagi kuning tapi udah berwarna hijau," ujarnya, dikutip Tribunnews.com dari TribunSumsel.com.

Lebih lanjut, dikatakan Herman bahwa B selaku dokter juga belum ada itikad baik kepada pihaknya dan hanya terlihat membesuk anaknya pada saat DA dibawa ke rumah sakit Umum Muhammad Hoesin.

"Dia hanya besuk sekali saat anak saya sudah dirawat di RSMH Palembang. Oknum tersebut beralasan bahwa ini hanya kesalahan medis," tambahnya.

Herman berharap agar laporan polisi yang sudah dibuatnya ini segera di proses.

"Kami berharap agar polisi dengan cepat memproses laporan terkait dugaan malapraktik ini, apalagi hingga kini kondisi anak saya semakin parah," tegasnya.

DA tak sadarkan diri selama lima hari

Masih dari sumber yang sama, DA kemudian mendapatkan tindakan operasi pemotongan usus di RSMH.

Hal tersebut dilakukan untuk mengeluarkan cairan luka dari bekas operasi DA yang sebelumnya di RSUD Bari Palembang.

Operasi tersebut dinyatakan berhasil, tetapi DA tak kunjung sadar ketika dokter memberikan obat tidur pascaoperasi.

Herman mengatakan, bahkan detak jantung sang anak sempat menghilang selama beberapa menit.

Hal itu pun membuat Herman dan istrinya Yani panik.

"Lima hari semenjak selesai operasi adek tidak sadar. Detak Jantung nya tidak ada, namun dokter langsung menangani hal itu dengan memompa jantung secara manual menggunakan tangan. Detak jantungnya ada lagi, tapi adek masih tidak sadar," katanya, dikutip dari TribunSumsel.com.

DA kemudian mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu (19/3/2023) malam di RSMH.

"Anak kami malam tadi meninggal dunia di RSMH, " ujar Herman, Senin (20/3/2023).

Suasana rumah duka DA, anak perempuan berusia tujuh tahun yang meninggal dunia setelah gagal menjalani operasi usus buntu di Palembang, Senin (20/3/2023).
Suasana rumah duka DA, anak perempuan berusia tujuh tahun yang meninggal dunia setelah gagal menjalani operasi usus buntu di Palembang, Senin (20/3/2023). (TribunSumsel.com/Rachmad Kurniawan)

Jenazah DA sudah dibawa ke rumah duka di Jalan Faqih Usman, Lorong Sintren, Kelurahan 2 Ulu, Palembang.

Keluarga memakamkan DA di TPU Desa Talang Peramuan, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir pada pukul 13.00 WIB.

Herman mengatakan, penyebab meninggalnya sang putri bungsu yaitu infeksi yang berlebih di usus menjalar ke organ hati sehingga pembuluh darahnya pecah.

"Penyebabnya kata dokter ada infeksi pada luka operasi sebelumnya di dekat perut, lalu infeksi itu menjalar ke organ hati. Makanya pembuluh darah sampai pecah keluar darah sampai kaki," ujar Herman saat dijumpai di rumah duka, Senin (20/3/2023).

Herman ungkap keinginan putrinya

Herman mengaku tidak ada firasat sama sekali yang membuat keluarga merasa bahwa Desfa akan meninggal dunia.

Namun, anaknya sempat menyampaikan ingin mengajak kedua orangtuanya pergi jalan-jalan ketika benar-benar sembuh.

"Adek ngomong katanya kalau dia sembuh pengen jalan-jalan. Cuma itu saja, tidak ada firasat sama sekali tidak ada tanda-tanda apapun," ujarnya kepada TribunSumsel.com.

Untuk proses hukum yang sudah dilaporkannya ke Polda Sumsel, ia berharap polisi segera memanggil terlapor dalam hal ini dokter yang menangani operasi Desfa di RSUD Bari.

"Saya harap yang bersangkutan segera dipanggil polisi untuk dimintai keterangan," katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 4 Fakta Bocah Tewas Akibat Tiga Kali Gagal Operasi Usus Buntu, Tak Sadarkan Diri Selama Lima Hari

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved