Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Aliran Sesat Diduga Muncul di Bone, Puang Nene Wajibkan Pengikutnya Salat tapi Tidak Setiap Waktu

Banyak yang menduga Puang Nene merupakan aliran sesat, dan memiliki ajaran yang menyimpang dari agama Islam.

|
Istimewa via TribunTimur.com
Pengikut Al-Mukarrama atau Puang Nene yang sedang melakukan mangade' di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. 

TRIBUNTERNATE.COM - Sebuah aliran kepercayaan yang diduga sesat kembali menghebohkan masyarakat.

Kali ini, aliran sesat itu bernama Puang Nene atau Al-Mukarrama Al-Khaerat Mukminin Segitiga Emas Sunda Nusantara.

Adapun aliran sesat Puang Nene muncul di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Penganut kepercayaannya berasal dari Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone.

Banyak yang menduga Puang Nene merupakan aliran sesat, dan memiliki ajaran yang menyimpang dari agama Islam.

Kepala Desa Mattirowalie, Andi Swandi, mengatakan ia belum bisa memastikan kebenaran apakah Puang Nene merupakan aliran sesat atau bukan karena belum ada putusan resmi dari Kementerian Agama.

Ia menyebut bahwa kelompok Al-Mukarrama itu sebenarnya merupakan kelompok organisasi masyarakat.

Kelompok ini juga mewajibkan anggotanya untuk salat, meskipun tidak setiap waktu seperti umat Islam kebanyakan.

Kapolsek Libureng, Iptu Andi Haeruddin, mengatakan bahwa kelompok Al-Mukarrama berasal dari Kabupaten Soppeng dan dipimpin oleh Walinono alias Puang Nene.

Kelompok ini sudah aktif di Bone sebelum pandemi Covid-19.

Pengikut Al-Mukarrama atau Puang Nene yang sedang melakukan mangade' di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Pengikut Al-Mukarrama atau Puang Nene yang sedang melakukan mangade' di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. (Istimewa via TribunTimur.com)

Baca juga: Sidang Perdana Kasus KDRT Ferry Irawan, Hotman Paris Siapkan Strategi Khusus buat Venna Melinda

Baca juga: Kemensos RI Diminta Bantu Biaya Korban Gagal Ginjal Akut, Tri Rismaharini: Kami Nggak Ada Anggaran

Baca juga: SELAMAT! Kevin Sanjaya Sukamuljo Resmi Menikah dengan Valencia Tanoesoedibjo di Paris

Baca juga: Video Patung Bunda Maria Ditutup Terpal di Kulonprogo Viral: Polisi Luruskan Narasi yang Beredar

Namun, terkait apakah kelompok ini menyimpang atau tidak, pihak keamanan masih menunggu keputusan dari Kementerian Agama.

Hingga saat ini, tindakan yang diambil oleh pihak keamanan hanyalah mengamankan situasi agar tidak menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.

Puang nene atau Al-Mukarrama Al-Khaerat Mukminin Segitiga Emas Sunda Nusantara, ternyata tidak hanya ada di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Pengikut aliran Al-Mukarrama ternyata ada juga di Desa Carima, Kecamatan Kahu, Bone.

"Kelompok Al-Mukarrama ini katanya sudah ada sebelum pandemi. Saya sudah cerita dengan mereka (Al-Mukarrama), katanya ada juga pengikutnya di Carima Kahu," kata Camat Libureng, Andi Syamsul Musrya, ke Tribun Timur melalui sambungan telepon, Kamis (23/3/2023).

Kata Andi Syamsul Musrya, aktivitas dari Al-Mukarrama ini masih mirip dengan kebanyakan ummat muslim.

Pembedanya, jika pengikut Al-Mukarrama ini punya ritual atau ibadah di akhir tahun.

Ritual atau ibadah Al-Mukarrama itu disebut mangade'.

"Kalau kata Hasan ini, setiap akhir tahun, pengikutnya pasti akan pergi ke Soppeng untuk mangade' (Baca: pengungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa)," jelasnya.

Alasan para pengikut Al-Mukarrama ke Soppeng untuk melakukan mangade', karena di situlah pemimpin aliran kelompok ini berada.

Kelompoknya dikenal dengan nama Walinono alias Puang Nene.

Selain itu, aktivitas lain dari pengikut Al-Mukarrama ini, ada pada kajian rutinnya setiap malam.

"Ada kajian rutin tiap malam. Katanya itu adalah tarekat yang diajarkan kepada anggotanya," ucapnya.

Kemudian ada juga pembayaran iuran setiap bulan yang dibebankan kepada pengikutnya. 

"Nominalnya tidak ada, tergantung kemampuan," jelas Andi Syamsul Musrya.

Aktivitas selebihnya dari kegiatan Al-Mukarrama ini dikatakan mirip dengan umat muslim pada umumnya.

"Mereka masih salat, termasuk salat Jumat. Pakaiannya pun masih mirip dengan kita," ujarnya.

Terkait sesat atau tidaknya aliran kelompok Al-Mukarrama ini masih menunggu keputusan dari Kementerian Agama.

Hingga kini, tindakan diambil oleh pemerintah setempat dan pihak berwajib baru sekadar mengamankan situasi agar tidak terjadi gejolak di tengah masyatakat.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Bukan Hanya di Mattirowalie, Al-Mukarrama Ternyata Ada Juga di Carima Kahu, 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Breaking News: Heboh, Aliran Puang Nene atau Al-Mukarrama di Bone Diduga Sesat

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Heboh Ada Aliran Puang Nene yang Diduga Sesat di Bone

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved