Ibu dan Anak Jadi Korban Kekejian Mbah Slamet di Banjarnegara: Pagi Pergi, Malam Tak Bisa Dihubungi
Sebelum terungkap menjadi korban kekejian Mbah Slamet, ibu dan anak itu hilang kontak dengan keluarga setelah pamit pergi ke Banjarnegara.
TRIBUNTERNATE.COM - Sebanyak delapan dari total 12 korban pembunuhan yang dilakukan Slamet Tohari alias Mbah Slamet (45), dukun pengganda uang di Banjarnegara, telah berhasil diidentifikasi.
Dua dari delapan korban yang sudah diidentifikasi itu merupakan pasangan ibu dan anak, Theresia Dewi (47) dan Okta Ali Abrianto (31).
Mereka diketahui merupakan warga Perum Tanjung Harapan, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Sebelum terungkap menjadi korban kekejian Mbah Slamet, ibu dan anak itu hilang kontak dengan keluarga setelah pamit pergi ke Banjarnegara untuk mengambil uang pada November 2021 lalu.
Lantas seperti apa kisah perjalanan ibu dan anak asal Magelang yang menjadi korban Mbah Slamet?
1. Sosok Theresia Dewi
Theresia Dewi berstatus janda setelah dua kali pernikahannya gagal.
Ia bekerja sebagai kontraktor dan sempat mengalami masalah keuangan.

2. Punya Uang Ratusan Juta dan Beli Mobil Baru
Dilansir TribunJogja.com, sebelum hilang, kedua korban sempat memiliki uang hingga Rp 360 juta.
Tak hanya itu, keduanya juga sempat membili mobil merek Honda Mobilio.
Hal itu disampaikan oleh kakak kandung korban Theresia Dewi, Yusuf Edi Gunawan (64) dari cerita Vina, istri korban Okta Ali Abrianto.
"Dari cerita Vina, dia (Theresia Dewi) sebelum pergi itu dapat uang, 'jadi dapat uang Rp 360 juta,Pakde'."
"Terus uangnya buat beli mobil itu Rp 75 juta, besok pamit ya itu pergi," ujar Yusuf menirukan cerita Vina, Senin (10/4/2023).
"'Aku nggih yo mungkin dapat proyek, wong sok ana kenalan-kenalan garapi proyek (aku ya mungkin dapat proyek, kan suka ada kenalan mengerjakan proyek)'."
"Pagi pergi, sore, malamnya sudah nggak bisa (dihubungi)," tambahnya.
Baca juga: Perjalanan Anas Urbaningrum dari Gabung Partai Demokrat hingga Terjerat Kasus Hambalang
Baca juga: 10 Hari Terakhir Ramadhan 2023: Doa, Amalan, dan Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar
Baca juga: Hampir 2 Bulan Dirawat karena Dianiaya Mario Dandy, Biaya Pengobatan David Ozora Capai Rp1,2 Miliar
3. Pergi ke Salatiga untuk Bekerja
Masih dari laman TribunJogja.com, Yusuf menceritakan awal mula hilangnya ibu dan anak tersebut.
Awalnya, Theresia dan Okta pamit kepada keluarga hendak pergi ke Salatiga untuk bekerja.
Saat pergi ke Salatiga, Theresia juga mengajak anak keduanya, yakni Claudy.
Ketiganya pun menginap di sebuah hotel.
Baca juga: Polda Jateng Ungkap Ciri-ciri 8 Jenazah Korban Pembunuhan Mbah Slamet yang Belum Diidentifikasi
Baca juga: Update Kasus Pembunuhan Berantai Dukun Pengganda Uang Banjarnegara: Ibu dan Anak Diduga Jadi Korban
Baca juga: Mulyadi, Korban Pembunuhan oleh Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, Sudah Hilang Sejak 2021
Baca juga: Kasus Pembunuhan oleh Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Polda Jateng Terima 17 Aduan Orang Hilang
4. Pamit Ambil Uang ke Banjarnegara
Setelah tiba di Salatiga, Theresia berpamitan ke Claudy hendak ke Banjarnegara untuk mengambil dana.
Theresia lantas pergi ke Banjarnegara dengan ditemani Okta.
"Kemudian mereka (kedua korban) berpamitan ke Claudy, pamit pergi ke Banjarnegara katanya mau ambil dana. Mereka berangkat ke Banjarnegara baik mobilnya Honda Mobilio," ungkap Yusuf, Sabtu (8/4/2023).
5. Hilang Tak Ada Kabar
Seminggu kemudian, Yusuf mendapatkan kabar dari Vina bahwa suami dan ibu mertuanya sudah seminggu tidak ada kabar sejak pergi ke Salatiga.
"Nggak pulang ke Salatiga, terus menantunya (Vina) ngebel (telepon) saya. Menyampaikan mami nggak pulang sudah satu minggu. Saya pesan agar ditunggu seminggu lagi, kalau nggak pulang, kamu (Vina dan Claudy) pulang ke Magelang. Ternyata korban tidak kunjung pulang," bebernya.
Sejak saat itu, informasi keberadaan korban tidak diketahui, keluarga pun kehilangan kontak.
Upaya pencarian terus dilakukan, namun tak membuahkan hasil.
6. Tewas di Tangan Dukun Pengganda Uang
Hampir dua tahun melakukan pencarian, keluarga korban mendapat titik terang setelah kasus pembunuhan yang dilakukan dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Mbah Slamet, terbongkar.
Para korban dibunuh dan jasadnya dikubur di kebun Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Yusuf pun menyakini bahwa adik dan keponakannya menjadi salah satu korban pembunuhan Mbah Slamet.
Hal itu didasari dari barang bukti yang ditemukan oleh polisi di tempat kejadian perkara (TKP).
Adapun barang bukti itu yakni jam tangan, jaket, dan kunci mobil.
"Barang buktinya itu sudah identik, saya lihat jam tangan adik saya itu. Jaket Pemuda Pancasila, ada label nama yang tertulis Okta."
"Lalu, kunci mobil yang masih ada di dalam saku celana. Untuk mobilnya sampai sekarang belum diketahui,masih dalam penyelidikan," ungkapnya.
Setelah dilakukan tes antemortem hingga tes DNA, ternyata benar, Theresia dan Okta menjadi dua dari 12 korban kekejian Mbah Slamet.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Perjalanan Theresia dan Okta dari Magelang ke Salatiga, Hilang hingga Tewas di Tangan Mbah Slamet
Aditya Hanafi Pegang Duplikat Kunci Rumah Dinas Sejak 2024, KH Almira Beri Penjelasan: Bebas Akses? |
![]() |
---|
Hanafi Pelaku Penghilangan Nyawa Pegawai BPS Halmahera Timur Dijadwalkan Tes Kejiwaan |
![]() |
---|
Update Kasus Penghilangan Nyawa Pegawai BPS Haltim: Istri Diperiksa, Hanafi Terancam Hukuman Mati |
![]() |
---|
Polisi Belum Temukan Bukti Keterlibatan Istri Pelaku Penghilangan Nyawa Pegawai BPS Halmahera Timur |
![]() |
---|
Alasan Hanafi Pelaku Penghilangan Nyawa Pegawai BPS Halmahera Timur Ditahan di Sel Polres |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.