Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Digerudug Massa dan Diduga Aliran Sesat, Pimpinan Ponpes Al Zaytun Bilang Alquran Cuma Karangan Nabi

Pemimpin Ponpes Al Zaytun, yakni Panji Gumilang, malah melontarkan pernyataan yang membuat heboh masyarakat, khususnya umat Muslim.

Tangkapan Layar/YouTube/Al-Zaytun Official
Panji Gumilang, pendiri Ponpes Al Zaytun Indramayu. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu saat ini tengah menjadi perbincangan publik.

Beberapa hari lalu, pondok pesantren itu digerudug massa karena diduga memiliki ajaran aliran sesat.

Kini, si pemimpin Ponpes Al Zaytun, yakni Panji Gumilang, malah melontarkan pernyataan yang membuat heboh masyarakat, khususnya umat Muslim.

Panji Gumilang menyinggung soal kebenaran Alquran sebagai kalamullah atau perkataan Allah SWT.

Menurutnya, Alquran hanyalah karangan Nabi Muhammad SAW yang didapat dari wahyu.

“Bukan kalam Allah SWT, tapi kalam Nabi Muhammad yang didapat daripada wahyu," ujar Panji Gumilang dikutip dari Instagram @muhammad_khalil_99.

Adapun Panji mengatakan, dirinya memiliki landasan soal pernyataan tersebut.

Menurutnya hal ini telah disampaikan Nabi Muhammad SAW melalui lisannya.

“Nabi Muhammad sudah mendeklarasikan ‘Dzalikal kitabu la’ itu Nabi Muhammad yang mendeklarasikan itu, atas wahyu Ilahi,” ungkapnya.

Panji Gumilang, pendiri Ponpes Al Zaytun Indramayu.
Panji Gumilang, pendiri Ponpes Al Zaytun Indramayu. (Tangkapan Layar/YouTube/Al-Zaytun Official)

Panji menyebut, jika Allah berbicara dengan bahasa Arab maka ia khawatir orang yang tidak mengerti akan kesulitan.

“Nah, kalau Allah berbahasa Arab, susah nanti ketemu dengan orang Indramayu. ‘Prewek’ nggak ngerti, gusti Allah nggak ngerti artinya,” sambung Panji sambil tertawa.

Kemudian, Panji juga menyinggung soal perjanjian lama dan perjanjian baru.

Panji Gumilang meyakini bahwa masyarakat Indonesia saat ini dipastikan tidak memahami hal itu.

Baca juga: Misteri Kematian Ibu Rumah Tangga di Pati yang Wafat Sambil Peluk Bayinya, Ada Luka Lebam di Pipi

Baca juga: Menangis Dengar Tilawah Qari Internasional Syamsuri Firdaus di Pembukaan STQH Halmahera Timur

Baca juga: Polemik Utang Negara Rp800 M, Jusuf Hamka Anggap Yustinus Prastowo Cemarkan Nama Baiknya

Diduga Aliran Sesat, Pondok Pesantren Al Zaytun Dikepung Massa

Tegang! Pondok Pesantren atau Ponpes Al Zaytun dikepung ratusan massa pada Kamis (15/6/2023) di Indramayu, Jawa Barat

Dalam video yang dimuat Facebook Tribun Cirebon, ratusan Polisi pun berjaga agar tidak terjadi bentrok antaran massa dan pendukung Ponpes Al Zaytun.

Kawat berduri juga dipasang polisi agar massa tidak bisa menggeruduk masuk ke dalam Ponpes Al Zaytun.

Adapun unjuk rasa di depan Ponpes Al Zaytun itu lantaran adanya dugaan aliran sesat pada pesantren tersebut hingga dugaan pemerkosaan yang terjadi di dalam pondok pesantren.

Dikutip dari Tribun Cirebon, para pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Forum Indramayu Menggugat (FIM) tersebut datang sekitar pukul 11.30 WIB.

Selain itu di lokasi yang sama, Ponpes Al Zaytun juga menyiagakan massa tandingan yang jumlahnya tidak kalah banyak.

Massa aksi pun hanya bisa menyuarakan aspirasinya dari jarak jauh.

Koordinator aksi, Jamal Wibisono, mengatakan, ada lima tuntutan yang ingin mereka sampaikan dalam aksi tersebut.

Tuntutan pertama, kata dia, massa mendesak agar pihak MUI dan Kemenag bisa mengusut tuntas adanya dugaan ajaran sesat di Ponpes Al Zaytun.

"Soal kontroversi yang terjadi, kita ingin MUI dan Kemenag untuk segera menindaklanjuti," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Baca juga: 66 Jemaah Haji Indonesia Wafat, Kenali 3 Penyebab Terbanyak Meninggalnya Jemaah Saat Tunaikan Haji

Tuntutan kedua, lanjut dia, soal adanya dugaan tindak pidana pemerkosaan yang dilakukan oleh pimpinan Ponpes Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang. Korbannya diketahui adalah Kartinih.

Massa mendesak pihak kepolisian segera mengungkapkan kebenaran soal dugaan tindak pidana tersebut kepada publik.

Tuntutan ketiga, kata Jamal, soal penguasaan lahan.

Pihaknya menduga Ponpes Al Zaytun telah merampas tanah rakyat dan menguasai ribuan hektare yang tidak jelas izin peruntukannya.

Tuntutan keempat, massa mendesak agar pembuatan dermaga khusus oleh Ponpes Al Zaytun di Kecamatan Kandanghaur dihentikan.

Apalagi, keberadaan dermaga tersebut sangat eksklusif dan tidak boleh ada orang yang boleh tahu kegiatan di dalamnya.

Massa khawatir lokasi tersebut dijadikan tempat untuk menyelundupkan barang-barang berbahaya, seperti narkoba dan senjata api.

Tuntutan kelima, massa menilai, Ponpes Al Zaytun tidak memiliki manfaat bagi masyarakat sekitar.

"Apalagi ponpes ini tertutup tidak bisa diakses secara umum," ujar dia.

Sambut Pendemo, Pendukung Pesantren Al Zaytun Lantunkan Lagu Yahudi Hingga Dangdut

Sambut pengunjuk rasa, massa pendukung Pondok Pesantren atau Ponpes Al Zaytun nyanyikan lagu Yahudi hingga goyang dangdut.

Para massa tandingan itu menyanyikan lagu Yahudi berbahasa Ibrani dengan komando dari seseorang yang juga ada di lokasi unjuk rasa di depan Ponpes Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat Kamis (15/6/2023).

Dikutip dari Tribun Cirebon, salah satu lagu yang dinyanyikan massa pendukung Ponpes Al Zaytun adalah lagu Shalom Aleichem.

Lagu itu dinyanyikan oleh massa aksi tandingan yang disiapkan Ponpes Al Zaytun.

Bahasa ibrani diketahui juga merupakan bahasa yang kerap kali digunakan oleh orang Yahudi.

"Sekarang giliran kita nyanyikan lagu berbahasa Ibrani," ujar koordinator massa dari pihak Ponpes Al Zaytun dari pengeras suara.

Dari pantauan massa tandingan yang disiapkan Ponpes Al-Zaytun langsung bernyanyi bersama-sama.

Layaknya paduan suara, di bawah terik matahari, mereka tampak bersemangat.

Beberapa tampak berjoget ringan sambil mengayunkan tangan ke udara saat menyanyikan lagu Shalom Aleichem.

Selain lagu berbahasa ibrani, massa aksi dari Ponpes Al-Zaytun juga menyanyikan lagu-lagu nasional dan lagu dangdut untuk hiburan menunggu massa aksi dari Forum Indramayu Menggugat (FIM).

Sebelumnya diketahui, Pondok Pesantren atau Ponpes Al Zaytun dikepung ratusan massa pada Kamis (15/6/2023).

Adapun unjuk rasa di depan Ponpes Al Zaytun itu lantaran adanya dugaan aliran sesat pada pesantren tersebut hingga dugaan pemerkosaan yang terjadi di dalam pondok pesantren.

Sebanyak 1.200 Polisi berjaga di lokasi agar tidak terjadi bentrok antara dua kubu massa tersebut.

Aksi Dorong-dorongan Warnai Unjuk Rasa di Ponpes Al Zaytun

Aksi dorong-dorongan terjadi antara mass pedemo dan polisi dalam aksi unjuk rasa di Ponpes Al Zaytun Indramayu, Kamis (15/6/2023).

Kejadian tersebut berawal saat massa yang mengatasnamakan Forum Indramayu Menggugat (FIM) tersebut merangsek berusaha mendekati gerbang ponpes.

Namun, mereka diadang oleh polisi demi alasan keamanan.

Ini karena pihak ponpes sendiri juga menyiapkan massa tandingan yang jumlahnya tidak kalah banyak.

Pantauan Tribuncirebon.com, kejadian dorong-dorongan tersebut setidaknya terjadi sebanyak dua kali.

Namun kejadian itu hanya berlangsung sesaat. Massa pun akhirnya berhasil ditenangkan setelah Kapolres Indramayu memberikan orasi di hadapan massa.

Kapolres Indramayu meminta massa tenang dan tidak anarkis sesuai dengan janji mereka yang akan melakukan aksi sesuai aturan yang berlaku.

Koordinator aksi demo Al zaytun, Syahid Mukhlisin, mendesak agar MUI dan Kemenag segera turun tangan.

"MUI dan Kemenag harus mengusut tuntas soal dugaan ajaran sesat karena lembaga itu yang memiliki kewenangan," ujar Syahid Mukhlisin kepada Tribuncirebon.com.

Di sisi lain, Syahid mengaku sedikit kecewa dengan jarak yang cukup jauh untuk massa menyuarakan aspirasinya.

Massa ingin agar aspirasinya bisa didengar langsung oleh pihak Al Zaytun.

"Jika tuntutan kami tidak dipenuhi kami akan melakukan aksi lainnya langsung ke Jakarta," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Pimpinan Ponpes Al Zaitun Panji Gulmilang Sebut Al Quran Karangan Nabi Muhammad: Bukan Kalam Allah

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved