Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pemkab Morotai

13 Desa di Morotai Jadi Lokus Penanganan Stunting

Sebanyak 13 desa di Pulau Morotai akan jadi Lokus penanganan Stunting, karena angka Stunting disana maaih tinggi

Penulis: Fizri Nurdin | Editor: Munawir Taoeda
Tribunternate.com/Istimewa
PROGRAM: Suasana Raker yang dilakukan Pemkab Pulau Morotai, terhadap 13 desa yamg ditetapkan sebagai Lokus penanganan Stunting, Sabtu (29/7/2023). 

TRIBUNTERMATE.COM, MOROTAI - Kabid Kependudukan dan KB, Dinas Kesehatan Pulau Morotai, Nurwiyanti mengatakan.

13 Desa jadi daerah Lokus Stunting, bagi Pemerimtah Daerah (Pemkab) Pulau Morotai.

Sebab ke 13 Desa tersebut, masik dalam angka kasus Stunting paling tinggi.

Untuk menurunkan angka tersebut, Pemkab Pulau Morotai kerahkan semua pimpinan.

Baca juga: Pemkab Komit Kembangkan Spot Foto Burung Tahoko di Desa Wewemo Morotai

Baik pimpinan OPD, Forkompinda, PKK, bidan Desa, kader KB untuk ikut mendampingi.

Tujuannya, agar bisa mengetahui langsung perkembangan bagi yang terdampak stunting.

"Daerah lokus kita ada 13 sampai 14 desa, yang menjadi sasaran untuk penanganan Stunting."

"Jadi kalau di Pemda ini, kita biking babak asuh anak Stunting. Yang sekarang sudah jalan."

"Di Desa Nakamura dari Lanud Leo Wattimena, mereka selalu dampingi, "katanya.

Usai rapat evaluasi Audit Stunting Tahap I, yang dipimpin Pj Bupati Pulau Morotai, Muhammad Umar Ali, Jumat (28/7/2023) kemarin.

Ia mengaku, dari 13 Desa yang terdampak stunting itu, paling banyak kasus itu ada di empat desa.

"Desa Nakamura ini paling tinggi, sudah dua kali jadi daerah lokus."

"Kemudian Desa Loumadoro, Desa Raja,dan Desa Tutuhu, "akuinya.

Meski demikian, kata dia bukan saja Desa-desa lainya di abaikan.

Untuk masalah Stunting, namun semua balita tetap menjadi lokus.

Sumber: Tribun Ternate
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved