Halmahera Barat Andalkan Pangan Lokal, Langkah Antisipasi Krisis Pangan

TRIBUNTERNATE.COM, JAILOLO - Badan Pangan Nasional, telah mengeluarkan daftar wilayah minim cadangan beras.

Dan Maluku Utara, masuk dalam kategori wilayah minim cadangan beras.

Minimnya cadangan beras akan berdampak pada, kerawanan pangan dan berpotensi krisis pangan.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Halmahera Barat, Greis Sanahu mengataka.

Baca juga: DKP Halmahera Barat Imbau Nelayan Buat Kartu Kusuka

Bahwa Pemkab Halmahera Barat akan berusaha, meminimalisir terjadinya kerawanan pangan.

Menurutnya, di Halmahera Barat, terdapat dua kecamatan yang menanam padi.

Yakni Kecamatan Sahu dan Kecamatan Jailolo, yang memiliki ladang tersebut.

Olehnya itu, Pemkab akan berikan bantuan berupa bibit dan pupuk untuk 50 hektar ladang.

"Selain ksmi, bantuan serupa juga diberikan Pemprov Maluku Utara untuk 250 hektar ladang."

"Ini sebagai upaya kita untuk meminimalisir, krisis pangan di Halmahera Barat, "ungkapnya.

Lanjutnya, selain bantuan dari Pemprov Maluku Utara, bantuan juga diberikan Kementerian Pertanian.

"Dari pusat juga ada bantuan bibit jagung untuk 1500 hektar ladang, sementara sudah tahap pengiriman kesini, "tuturnya.

Sembari menambahkan, selain beras dan jagung, Halmahera Barat juga mengandalkan pangan lokal seperti pisang dan singkong.

Baca juga: 12 Budaya Halmahera Barat Jadi Warisan Budaya Nasional

Di mana para petani di memiliki kebiasaan menanam pisang dan umbi-umbian, untuk dijadikan makanan pengganti beras.

"Kalau untuk pangan selain beras, kita juga andalkan pangan lokal seperti pisang, batatas atau singkong."

"Pangan-pangan ini, dimiliki setiap kecamatan di Halmahera Barat, "pungkasnya. (*)