Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Sempat Geger, Anak SD di Gresik yang Sempat Buta setelah Mengaku Dicolok Temannya Kini Bisa Melihat

Kasus SA menuai sorotan, polisi hingga Bupati Gresik turun tangan. Kini, mata kanan SA yang awalnya tak bisa melihat kini dapat melihat dengan jelas.

Instagram
SAH (8) siswi SD di Gresik, Jawa Timur, harus menerima nasib matanya jadi buta akibat dicolok oleh kakak kelasnya dengan tusuk bakso. 

TRIBUNTERNATE.COM - Kasus siswi SD di Gresik, Jawa Timur berinisial SA (8) yang mengalami kebutaan akibat matanya dicolok oleh anak lain yang diduga adalah kakak kelasnya kini menuai fakta baru.

Awalnya, SA tak bisa melihat dan mengaku telah dicolok tusuk pentol oleh temannya.

Kasus SA pun menuai sorotan, hingga polisi dan Bupati Gresik turun tangan.

Namun, kini terkuak fakta baru bahwa sekarang kondisi mata SA justru pulih 100 persen.

Mata kanan SA yang awalnya tak bisa melihat kini dapat melihat dengan jelas.

Bahkan, SA sudah masuk ke sekolah barunya di daerah Menganti, Gresik pada Selasa (3/10/2023) hari ini.

SA datang ke sekolah bersama ayah, ibu, dan kedua adiknya, tetapi ia tidak mengenakan seragam dan belum masuk kelas.

Kedua orang tuanya tampak merayu bocah berusia 8 tahun tersebut.

Di hari pertama masuk ini, SA pulang saat para murid SD Miftahul Ulum Menganti Gresik jam istirahat.

Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KBPPPA) Gresik dr Titik Ernawati menyebut mata kanan SA disebut sudah sembuh, bahkan bisa melihat tulisan kecil lebih jelas. 

"Alhamdulilah hasil pemeriksaan rumah sakit sudah sembuh, normal 100 persen bahkan tulisan terkecil pun bisa dilihat," kata dr Titik Ernawati, Selasa (3/10/2023).

Menurutnya, SA perlu perhatian, disayangi, diperhatikan, dibahagiakan untuk penyembuhannya secara fisik dan secara psikologis.

"Selama ini ada pendampingan psikologis kita terus menerus bersama tim psikologis selalu memberi hal-hal yang membahagiakan didampingi keluarga. Pendampingannya tidak hanya di rumah. Beberapa kali kita ajak ke mal, kita ajak ke playground sepuasnya main bisa memulihkan. Di luar nalar anak tersebut sembuh matanya 100 persen," bebernya.

Karena pemeriksaan dari mata kanan SA tidak ditemukan adanya kekerasan, sehingga ia hanya mengkonsumsi vitamin, nutrisi.

"Vitamin yang tidak kalah penting adalah  pendampingan psikologisnya itu. Insya allah bisa menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh psikologis," ungkapnya.

Sebelumnya, hasil pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) di RS PHC Surabaya mengungkap tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di mata SA (8).

Fakta ini menguatkan hasil visum yang telah dilakukan RSUD Ibnu Sina Gresik pada mata SA beberapa waktu lalu.  

Dokter Spesialis Mata dari RSUD Ibnu Sina Gresik dr Bambang Tuharianto mengungkapkan, hasil MRI SA mengalami penurunan penglihatan di sebelah mata kanan.

"Jadi pengelihatan yang dikeluhkan betul, terjadi penurunan pengelihatan di mata kanan. Mata kiri batas normal untuk melihatnya," terang dr Bambang, Kamis (21/9/2023).

Diungkapkan, hasil pemeriksaan fisik di RSUD Ibnu Sina tidak ditemui kelainan apapun.

"Pemeriksaan MRI tidak didapatkan kelainan apapun, kelainan-kelainan saraf tidak ada secara anatomi komponen-komponen melihat ini bekas terjadi kekerasan itu saja," beber dr Bambang, Kamis (21/9/2023).

Dikatakannya seluruh yang berhubungan dengan penyebab gangguan sudah  dilakukan pemeriksaan.

"Tidak ada satupun yang menyebabkan, ini tidak ketemu apa-apa," katanya.

Terkait dengan penyembuhan mata korban, dr Bambang Tuharianto tidak bisa memastikan. Karena kesembuhan bagian dari reaksi obat.

Iklan untuk Anda: Diabetes Bukan Dari Makanan Manis! Temui Musuh Utama Diabetes
Advertisement by
 
Sebelumnya, hasil visum yang dikeluarkan RSUD Ibnu Sina Gresik mengungkap tidak adanya pendarahan pada sobekan mata SA. 

Selain itu, hasil visum pelendir bola mata juga dalam keadaan normal dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. 

Hasil visum ini diungkap Kapolres Gresik AKBP AKBP Adhitya Panji Anom saat dikonfirmasi pada Selasa (19/9/2023).

Lalu, bagaimana dengan kasus pidananya?

Hingga berita ditulis, polisi belum memastikan status kasus ini, apakah dihentikan atau dilanjutkan.

Sebelumnya, Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan, mengatakan, dari 47 saksi yang diperiksa, pihaknya belum menemukan ada keterangan yang menyebutkan bahwa SA mengalami perundungan atau pemalakan.

"Dari orangtua wali murid, dari siswa-siswa di sana, sampai saat ini belum menemukan keterangan ada perundungan. Tapi pemeriksaan tetap kita lanjutkan," kata Aldhino dalam jumpa pers yang digelar, Kamis (21/8/2023). 

Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom menuturkan dari semua ketarangan yang dikumpulkan, belum ada yang melihat langsung kejadian pencolokan tusuk pentol seperti yang diakui keluarga SA.

"Terkait peristiwa tersebut (kekerasan di sekolah), kami akan terus menambah jumlah saksi untuk menambah keterangan," ungkapnya. 

Terkait adanya baju berlumuran darah yang sempat diungkap orangtua SA, Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengungkap fakta berbeda. 

"Baju yang kami sita, tidak kami temukan ada bercak darah," tegas Aldhino. 

Terkait bukti CCTV, ternyata CCTV SD Negeri 236 Gresik tidak merekam dugaan aksi pemalakan berjung colokan tusuk pentol yang menimpa SA di sekolah.

Berdasarkan hasil uji laboratorium forensik Polda Jatim, CCTV tersebut terakhir kali aktif pada awal 1 Juni 2023.

Setelah itu, CCTV dalam kondisi mati sampai dengan 18 Agustus 2023.  

"DVR dinyatakan dalam bahasa lain selama kurun waktu 1 Juni 2023 hingga 18 Agustus 2023. DVR CCTV tidak merekam situasi kejadian yang ada di lingkungan sekolah dikuatkan data lock file di DVR tidak ada," beber Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom, Kamis (21/9/2023).

DVR CCTV, kata Kapolres, tidak ada lock file. 

Disinggung tentang motif kepala sekolah yang menolak menyerahkan rekaman CCTV ke orangtua korban, Kasatreskrim Polres Gresik memastikan bahwa kepala sekolah memang tidak mengetahui apakah CCTV itu berfungsi atau tidak. 

"Dia tidak bisa menyimpulkan ada atau tidaknya rekaman tersebut. Jadi, lebih baik diberikan ke kepolisian yang berwenang," katanya. 

Di bagian lain, Komnas Perlindungan Anak Jawa Timur membongkar fakta terbaru kasus siswa SD di Gresik buta diduga dicolok tusuk pentol temannya. 

Fakta terbaru ini menyangkut sosok terduga pelaku yang mencolokkan tusuk pentol ke mata siswa SD berinisial SA tersebut. 

Pelaku diduga kakak kelas SA yang kini duduk di kelas IV SD di Menganti, Gresik

Hal ini sesuai hasil rekaman pengakuan SA yang diambil diam-diam oleh sang ibu belum lama ini. 

Sang ibu mengajak SA berbicara sembari merekam kegiatan mereka  menggunakan kamera handphone. SA akhirnya mengaku yang mencolok matanya ialah  siswa kelas IV.

"Lek pas dianter ibu’e arek iku numpak sepeda motor (Biasanya dia diantar ke sekolah sama ibunya naik sepeda motor-red)," kata SA.

Video pengakuan SA  yang mengungkapkan sosok pelaku itu sekarang ada di Komnas Perlindungan Anak dan penyidik Polres Gresik.

Ketua Komnas Perlindungan Anak Jatim, Febri Kurniawan Pikulun mengatakan, sebenarnya dia ingin video bisa membantu kerja penyidik kepolisian.

Hanya saja, ternyata tidak berjalan sesuai harapan. Dia mendengar banyak pihak yang mengintervensi keluarga SA agar kasus tersebut ditutup.

"Kan aneh ya belum ada pengumuman siapa pelaku tapi kasus sudah diproyeksikan damai," ucap Febri.

Febri membeberkan bukan kali pertama ini pihak keluarga SA menerima intervensi.

Dia mencontohnya adanya intervensi dari Camat Menganti yang mengancam akan diberhentikan sebagai carik (sekretaris desa) apabila tidak segera memutuskan kasus ini selesai.

Febri sendiri sebenarnya sudah bisa memprediksi kalau kasus ini akan berujung damai.

Latar belakang pelaku masih anak-anak, tidak bisa dipidana.

Hanya saja, pihaknya ingin sebelum kasus ini berakhir damai proses penyelidikan harus terlebih dahulu berjalan sesuai prosedur.

"Tetapkan dulu pelakunya. Lalu buat solusi untuk mendampingi penyembuhan mata korban. Kemudian, bupati, kepala dinas, serta minta maaf kepada masyarakat karena sudah gagal menjaga keselamatan ketika berada di sekolah," tandasnya.

Hingga berita ditulis, surya.co.id belum berhasil menghubungi Camat Menganti yang namanya dicatut oleh Komnas PA. 

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul AKHIR KISAH Bocah SD di Gresik yang Sempat Buta Ngaku Dicolok Tusuk Pentol, Kini Bisa Melihat Penuh

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved