Liga Inggris
Alasan Kevin De Bruyne Tolak Bayern Munich dan PSG: Hati Saya Selalu Condong ke Man City
Gelandang Manchester City, Kevin De Bruyne, menjelaskan penyebab mengapa dirinya ogah memilih Bayern Munich atau PSG.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNTERNATE.COM - Gelandang Manchester City, Kevin De Bruyne, menjelaskan penyebab mengapa dirinya ogah memilih Bayern Munich atau PSG.
Di tahun 2015, Kevin De Bruyne yang mencatatkan 10 gol dan 21 assist untuk VfL Wolfsburg.
Pemain yang pernah dipinjamkan ke Chelsea itu memenangkan gelar Player of the Season dan menuntun klubnya memenangkan trofi DFB-Pokal.
Baca juga: Sulitnya Mau Tirukan Pep Guardiola, Rodri: Kalau Bahas Bos Man City Tangan Saya Ga Bisa Diam
Baca juga: Rodri Dibujuk Dani Carvajal ke Real Madrid: Seperti Kata Mahrez, Tak Ada yang Lebih Tinggi dari City
Saat itu, dua klub besar seperti Bayern Munich dan PSG mendekatinya.
Keberadaan Pep Guardiola di Bayern Munich saat itu tidak berpengaruh pada keinginan Kevin De Bruyne untuk bergabung ke Manchester City.
Baginya, Manchester City adalah klub yang tampak paling besar tekadnya untuk memboyong dirinya.
"Saya rasa itu adalah proses yang panjang karena tiga tim terlibat bersama Bayern dan PSG."
"Bagi saya, perasaan saya selalu condong ke City. Mereka yang paling berusaha keras, ada perasaan terbaik saat berhadapan dengan Txiki (Bergiristain) saat mengurus (negosiasi), cara dia melakukannya membuat saya merasa aman."
"Yang lain lebih terasa bisnis banget, kalau yang ini lebih ke personal," jelasnya via The Official Man City Podcast.
Rodri soal Pep Guardiola
Gelandang bertahan Manchester City, Rodri, menceritakan betapa ketatnya sang pelatih, Pep Guardiola, dalam mengembangkan timnya.
Pep Guardiola tidak mau jika sampai skuadnya bisa dengan mudah diamati kemudian ditebak oleh para rival seperti Arsenal hingga Liverpool.
Menurut Rodri, Pep Guardiola selalu ada saja cara untuk membuat timnya selangkah maju ke depan.
"Bagi saya, hal yang unik dalam diri Pep adalah dia selalu satu langkah di depan. Dia selalu berevolusi sebelum laga yang dihadapinya bisa berevolusi."
"Dia tidak pernah puas dengan mempertahankan cara main kami persis seperti musim sebelumnya."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.