Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

BKKBN Malut

Capai 89 Kasus, Kehamilan Remaja di Halmahera Barat Memprihatinkan

1 Kasus kehamilan remaja di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara cukup memprihatinkan

Dok. BKKBN Maluku Utara
Kepala BKKBN Halmahera Barat Rosfintje Kalengit memaparkan kondisi isu kependudukan, Kamis (5/9/2024). 

TRIBUNTERNATE.COM-1 Kasus kehamilan remaja di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara cukup memprihatinkan.

Tahun 2023 terdapat 10-11 remaja  hamil di luar nikah dan belum cukup umur. Sayangnya, mereka juga tidak menyelesaikan pendidikan workshop penanganan terpadu isu kependudukan di Kampung KB Halmahera Barat tahun 2024.

"Kondisi ini menyumbang tingginya angka stunting di kalangan remaja," ujar Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Halmahera Barat, Rosfintje Kalengit, pada workshop penanganan terpadu isu kependudukan di Kampung KB, Kamis (5/9/2024).

Baca juga: Polisi Kawal Aksi di Kantor KPU Maluku Utara

Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dengan desa-desa setempat dalam mengatasi pernikahan dini. Sebab, per Tahun 2024, hingga bulan Juni, terdapat 89 remaja dilaporkan melahirkan.

"Kami berharap strategi pencegahan pernikahan dini yang telah diterapkan sejak akhir 2023 bisa menjadi regulasi yang kuat di tingkat desa, sehingga angka pernikahan dini dapat ditekan dan kasus stunting tidak meningkat,” lanjutnya.

Ia juga meminta, peran aktif tokoh agama dalam menyuarakan pencegahan pernikahan dini dan pentingnya menjaga kesehatan keluarga di tempat-tempat ibadah.

Workshop kampung kb
Foto bersama usai Workshop isu kependudukan di Kampung KB Halmahera Barat, Kamis (5/9/2024).

"Kami berharap para tokoh agama bisa menyampaikan pesan ini di masjid dan gereja, agar kita bisa mencegah lahirnya anak-anak yang berisiko stunting,” harapnya.

Ketua Tim Kerja Pengendalian Penduduk BKKBN Maluku Utara, Jubair, dalam arahannya menyampaikan bahwa isu kependudukan adalah tanggung jawab bersama.

“Workshop ini sangat penting karena melibatkan pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat. Salah satu masalah yang kita hadapi adalah tingginya angka kelahiran remaja usia 15-19 tahun di Halmahera Barat. Kami berharap peran tokoh agama dan masyarakat bisa lebih aktif dalam mencegah pernikahan dini,” jelasnya.

Baca juga: Unggul Hitung Cepat Pilgub Maluku Utara 2024, Sherly Tjoanda Kunjungi Ketum PSI Kaesang Pangarep

Jubair juga memaparkan data Sistem Peringatan Dini Kependudukan (Siperindu), yang menunjukkan berbagai tantangan kependudukan di Halmahera Barat. 

“Laju pertumbuhan penduduk mencapai 2,71 persen, cakupan jaminan kesehatan hanya 62,19 persen, dan angka kematian bayi sebesar 34,57 persen. Isu kependudukan di Halmahera Barat masih perlu banyak perhatian,” ujarnya.

Ia juga menekankan, perlunya langkah-langkah terintegrasi dari semua pihak untuk menurunkan angka pernikahan dini dan stunting.

“Dengan kerja sama, kami berharap isu-isu kependudukan di Halmahera Barat segera diatasi, terutama masalah stunting dan pernikahan usia dini,” tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Ternate
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved