Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pemprov Malut

3 Hal yang Dipelajari Sherly Laos dari Studi Banding di Bali, Bakal Terapkan di Malut

Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, sempat mengunjungi Bali pada Sabtu, 12 Juli 2025.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
Dok: Kompas.com
SHERLY KUNJUNGAN KE BALI - Gubernur Provinsi Maluku Utara, Sherly Laos dan Gubernur Bali, I Wayan Koster, bertemu pada Sabtu, 12 Juli 2025 di Denpasar. Kunjungan kerja Sherly ke bali itu, mempelajari penerapan Monitoring Center for Prevention (MCP), sistem pemantauan yang dikembangkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI. Selain belajar tentang MCP, kunjungan tersebut juga bertujuan memahami implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang diterapkan di Bali. Sherly disambut langsung oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster, Senin (14/7/2025) 

TRIBUNTERNATE.COM - Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, sempat mengunjungi Bali pada Sabtu, 12 Juli 2025.

Sherly Laos melakukan studi banding di berbagai bidang.

Di antaranya adalah bidang olahraga dan juga administrasi pemerintahan.

Baca juga: Sherly Laos Bantah Dirinya Cari-cari Kesalahan soal Transparansi: Niatnya Mau Benahi

Baca juga: Sherly Laos Salut dengan Malut United: Fasilitas Belum Lengkap tapi Semangat

Ada tiga hal yang ingin dipelajari Sherly Laos terkait dengan pemerintahan.

Mengingat Bali memiliki tingkat Monitoring Center for Prevention tertinggi.

Sehingga penggunaan anggaran pun lebih transparan dan dampak ke masyarakat lebih terasa.

“Transparansi itu dimulai dari mana? Dari keberanian melihat ke belakang, dan keputusan untuk membenahi ke depan.”

Makanya, proyek-proyek lama di Maluku Utara yang belum selesai, kami pelajari satu satu dan sesuai arahan dari KPK RI sbb
- Diperiksa BPKP - Kalau aman: lanjut pembangunan.
- Kalau ada masalah: kita dorong ke proses hukum.

Ini bukan soal cari kesalahan. Tapi soal berani benahi — demi APBD yang transparan, tepat guna, dan berdampak langsung ke masyarakat.

Dalam pertemuan bersama KPK RI, juga tergambar jelas bahwa penguatan sistem pengadaan dan ASN adalah dua hal penting yang masih perlu kita benahi. Karena MCP (Monitoring Center for Prevention) bukan soal angka, tapi soal refleksi dari sistem yang sehat dan bisa dipercaya publik.

Itulah mengapa kami lanjutkan perjalanan ini dengan studi banding ke Provinsi Bali — saat ini tercatat sebagai provinsi dengan skor MCP tertinggi di Indonesia.

Kami ingin belajar:
- Bagaimana mereka merapikan proses lelang dan pengadaan,
- Bagaimana mereka menata SDM dengan integritas,
- Dan bagaimana semua itu berdampak langsung pada pelayanan publik yang cepat, bersih, dan terasa manfaatnya.

Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada KPK RI atas komitmennya mendampingi Maluku Utara untuk “naik kelas” — bukan hanya dalam administrasi, tapi juga dalam membangun budaya pemerintahan yang transparan dan berintegritas.

Karena di akhir hari, tugas kita semua adalah memastikan:
Setiap rupiah dari APBD, benar-benar kembali dalam bentuk manfaat yang bisa dirasakan oleh rakyat." tulis Sherly Laos dalam unggahan Instagram terbarunya.

Sherly Laos Salut dengan Malut United

Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, salut dengan manajemen Malut United.

Malut United belum memiliki fasilitas latihan yang memadai namun sudah menunjukkan pencapaian yang tidak main-main.

Dipromosikannya Malut United ke Liga 1 juga turut disorot oleh Sherly Laos.

Hal tersebut diungkapkan saat Sherly Laos diundang oleh pemilik Bali United, Pieter Tanuri, ke kamp pelatihannya.

Melihat training centre milik Bali United, Sherly Laos jadi sangat terinspirasi.

"Saya datang bukan untuk membandingkan, tapi membayangkan, bagaimana kalau sebagian dari ini kita bangun di Maluku Utara, kita punya Stadion Gelora Kie Raha, rumah Maluku Utara United, tahun lalu mereka promosi ke Liga 1 dan tahun ini langsung finis peringkat tiga nasional."

"Padahal belum punya training ground sendiri, belum ada pusat recovery, akademinya sempat tertunda karena erupsi gunung, tapi dengan keterbatasan itu semangat tumbuh."

"Tahun ini, Malut United mulai bangun akademi bola untuk anak-anak timur, dan kita Pemprov sedang siapkan masterplan training centre di Sofifi," bebernya.

Majukan Malut United

Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, banjir pujian gara-gara aksinya untuk Malut United.

Sherly Laos studi banding ke markas Bali United demi memajukan Malut United.

Sherly Laos pergi ke Pulau Dewata pada Sabtu (12/7/2025).

Di sana, Sherly Laos disambut oleh pemilik Bali United, Pieter Tanuri dan jajaran manajemen klub.

Sang gubernur juga disambut oleh para pemain pimpinan Johnny Jansen.

"@baliunited.trainingcenter hari Sabtu (12/7) siang ini mendapat kunjungan dari Gubernur Maluku Utara @s_tjo dalam rangka studi banding pusat pelatihan dari Bali United.

Tampak mendampingi owner Bapak Pieter Tanuri dan jajaran manajemen Bali United.

Tak cuma itu, barisan kepelatihan yang dipimpin oleh Johnny Jansen dan juga pemain Bali United tampak hadir.

Info akurat @malutunitedfc bakal punya Training Center ya?" tulis akun @baliunitedfc.

Kunjungan Sherly Laos ke Bali langsung menuai pujian dari warganet.

@suna**: Hebat. Walaupun Cewek. Gubernur Malut tp sepertinya punya Visi besar untuk membangun sepakbola di Malut..

@futs**: Malut dan Maluku bangga punya ibu

@glg_**: Nahh bagus ini soalnya tulehu juga asli malut, banyak bibit2 disana harus dididik di academy agar bisa lebih matang lagi bisa abroad lagi perjuangan tetep masih panjang

@aji_**: Memang keren bu sherly

Hak Warga Belum Terpenuhi

 Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, mengeluhkan bahwa kebutuhan dasar warganya banyak yang belum terpenuhi.

Pemikiran ini muncul ketika Sherly Laos mengunjungi sejumlah rumah tidak layak huni atau RTLH di wilayahnya di Halmahera Selatan.

Ada rumah yang sanitasinya, untuk kamar mandi dan WC, sangat tidak layak. 

Sherly Laos bertekad, kisah-kisah menyedihkan dari warganya tidak hanya untuk diviralkan lalu tidak dipedulikan.

Sang gubernur ingin langsung bertindak untuk membantu para warganya.

"Hari itu kunjungan melihat penerima renovasi RTLH. Lantainya masih tanah, dindingnya papan tua. Dan yang paling membuat hati saya tercekat—tidak ada kamar mandi, apalagi WC.

Saya sempat terdiam beberapa detik. “Kalau buang air di mana, Bu?” tanya saya perlahan. Ibu rumah tangga itu, dengan senyum segan, menjawab, “Di kali belakang, Ibu. Saya pun ke belakang dan melihat sebuah ruang yang jauh dari kata layak utk sebuah kamar mandi.”

Saya genggam tangan beliau. Bukan rasa kasihan, tapi rasa bersalah sebagai pemimpin yang masih belum bisa menjangkau semua dengan cepat.

Ini bukan tentang WC. Ini tentang martabat. Tentang hak dasar yang belum terpenuhi. Dan tentang fakta bahwa sanitasi yang layak masih menjadi kemewahan bagi sebagian warga kita.

Saya tidak ingin ini hanya jadi cerita sedih yang viral lalu hilang. Saya minta tim teknis segera data ulang rumah-rumah yang belum punya akses sanitasi layak. Kita tidak bisa bangun peradaban kalau toilet saja masih mimpi.

Bagi sebagian orang, punya kamar mandi mungkin hal biasa. Tapi bagi sebagian lainnya, itu adalah harapan yang belum terwujud.

Pemerintah tak bisa kerja sendiri. Saya percaya, ketika kita semua ikut merasa—maka kita akan ikut bergerak." tulis Sherly Laos.

Sherly Laos Beri Ucapan

Seorang warga Halmahera Selatan begitu beruntung mendapat ucapan selamat ulang tahun dari Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda.

Momen itu terjadi saat Sherly Laos mendatangi Desa Tomon, Kecamatan Bacan, Halmahera Selatan.

Sherly Laos menjalankan agendanya untuk mengunjungi rumah-rumah tidak layak huni atau RTLH yang butuh diberi bantuan.

Selesai mengunjungi rumah demi rumah, para warga menanti Sherly Laos di jalan.

Jalanan penuh, warga mengerubungi sang gubernur.

Terdengar ada seorang wanita muda yang menyebutkan bahwa ada temannya yang berulang tahun.

Sontak, sosok yang berulang tahun langsung bahagia disalami sang gubenur dan diberi ucapan selamat.

"Mana? Mana? Mana? Ulang tahun? Oh, happy birthday!" ucap Sherly Laos.

"Terima kasih," jawab wanita itu sembari tertawa riang.

Nasib Keluarga Pak Ance

Beginilah nasib kurang beruntung yang dialami oleh keluarga Pak Ance di Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Pak Ance adalah seorang pembuat gula merah yang berpenghasilan rata-rata hanya Rp1 juta saja sebulan.

Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, mendatangi rumah Pak Ance yang jauh dari kata layak.

Untunglah hidup keluarga Pak Ance akan ada sedikit perbaikan melalui bantuan dari Pemprov Malut.

Sherly Laos mengecek beberapa ruangan dan kondisinya, termasuk atap di ruang tamu.

Di mana atap rumah Pak Ance ada bagian yang terbuka.

"Kalau hujan berarti air masuk dari atas dan bawah," kata Sherly Laos.

Bu Ance menyebut bahwa atap rumahnya bocor, padahal atapnya memang benar-benar dalam kondisi terbuka.

"Itu bukan bocor lagi, itu terbuka," sanggah Sherly Laos turut membuat Bu Ance tertawa.

"Bocor tuh itu, lubang-lubang. Itu terbuka," tambah sang gubernur.

Keluarga Pak Ance harus berdiam diri di depan rumah jika hujan turun mengingat ruang tengah kemasukan air hujan.

Bu Ance mengaku dirinya dan anaknya yang masih kecil tidak merasakan masuk angin karena sudah terbiasa dengan keadaan.

"Kalau hujan air masuk," kata Bu Ance.

"Lalu ibu pindah ke mana kalau hujan?" tanya sang gubernur.

"Duduk-duduk paling di muka dulu," jawab Bu Ance

"Sambil basah? Dengan adik? Tidak masuk angin?" tanya Sherly Laos.

"Sudah biasa ya?" tambahnya yang mendapat anggukan dari Bu Ance.

Rumah Pak Ance bisa dibilang jauh dari kata layak.

Apalagi persoalan sanitasi, yakni kamar mandi dan WC, yang sangat tidak layak.

Melihat itu semua, Sherly Laos merasa bersalah lantaran dirinya belum bergerak cukup cepat untuk membantu semua warganya.

(TribunTernate.com/ Ifa Nabila) 

 

Sumber: Tribun Ternate
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved