Profil Jainul Yusup, Dosen Sejarah Unkhair yang Rintis Universitas NU Maluku Utara

"Masa kuliah itu masa paling indah. Saya senang ikut organisasi, seminar, diskusi, dan kegiatan kemasyarakatan," kenangnya. 

"Berbeda dengan sebagian mahasiswa sekarang yang lebih akrab dengan gadget dan sinetron," tambahnya diiringi tawa kecil.

Setamat kuliah S1, ia merambah ke organisasi kepemudaan. Di antaranya menjadi Wakil Sekretaris dan Wakil Ketua KNPI Maluku Utara. 

Juga pernah dipercaya sebagai Wakil Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Malut dan pengurus Purna Paskibraka Indonesia (PPI). 

Kemudian diberi amanat sebagai Wakil Sekretaris Perhimpunan Program Studi Sejarah se-Indonesia (PPSI). 

Menyandang gelar strata satu tak membuat Jainul Yusuf puas. 

Maka pada 2011, Jainul Yusup melanjutkan pendidikan magister (S2) di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat.

Pernah Jurnalis dan Penyelenggara Pemilu

Sebelum menjadi dosen PNS, Jainul Yusuf rupanya sempat menjadi wartawan di salah satu media lokal di Malut pada 2008.

Ia juga sempat aktif dalam urusan penyelenggara pemilu.

Ia pernah sebagai Panwaslu Kecamatan Oba (2009–2010).

Kemudian menjadi anggota KPU Kota Tidore Kepulauan (2014–2019). 

Kini, ia menjabat sebagai Ketua Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Maluku Utara sejak 2022.

Sebagai akademisi, Jainul Yusuf juga telah menulis sejumlah buku dan kajian sejarah. Di antaranya: 

• Konflik Sosial di Malifut 1999–2004
• Pelangi Budaya Maluku Utara
• Jejak Belanda di Ternate
• Tokoh-Tokoh Legendaris dalam Sejarah Maluku Utara (bersama tim)
• Kehidupan Bangsawan Kedaton Ternate Abad 19–20

Selain mengajar di Unkhair dan Unutara, ia kerap menjadi pembicara dalam berbagai forum nasional dan lokal, baik soal sejarah maupun kepemiluan. (*)