Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 FPPN Topik 1 PPG 2025: Koneksikan Permasalahan Ali

Berikut referensi jawaban Cerita Reflektif Modul 3 FPPN Topik 1 PPG 2025: Bagaimana Mendidik secara Kontekstual.

Editor: Primaresti
Freepik
KUNCI JAWABAN - Ilustrasi cover kunci jawaban PPG, diunggah Rabu (6/8/2025). Berikut referensi jawaban Cerita Reflektif Modul 3 FPPN Topik 1 PPG 2025: Bagaimana Mendidik secara Kontekstual. 

1. Rencana Aksi Awal (Guru)

Dialog Empati (Individual/Keluarga):

Guruakan segera memanggil Ali untuk dialog personal yang santai dan empatik, bukan interogasi. Fokus mendengarkan perasaan Ali tanpa menghakimi. "Bagaimana kabarmu, Ali? Bapak perhatikan kamu agak murung. Ada yang bisa Bapak bantu?"

Lanjutkan dengan dialog terpisah dengan Ibu Ali untuk mendapatkan informasi lebih detail mengenai minat dan kebiasaan Ali sebelum pindah.

Tujuan: Membangun kepercayaan, menunjukkan kepedulian, dan memahami akar masalah lebih dalam dari perspektif Ali dan keluarganya.

Identifikasi Potensi & Minat di Lingkungan Baru:

  • Internal Sekolah: Guru mencari tahu ekstrakurikuler lain di sekolah yang mungkin bisa memicu minat Ali (misalnya, ada klub olahraga lain selain futsal, atau klub sains/IT yang juga butuh siswa aktif).
  • Eksternal Sekolah/Masyarakat: Jika ada, guru bisa mencari informasi tentang komunitas olahraga (selain futsal) atau kegiatan pemuda di daerah pesisir tersebut yang bisa Ali ikuti (misalnya, voli pantai, renang, komunitas pecinta alam, e-sports).
  • Tujuan: Menawarkan alternatif platform ekspresi dan sosialisasi yang relevan dengan kodrat alam dan zaman di lingkungan baru.

Diskusikan dengan Teman Sejawat:

  • Pertanyaan untuk Diskusi: "Rekan-rekan guru, saya memiliki siswa baru bernama Ali yang dulunya sangat aktif dan periang di lingkungan perkotaan, menyukai futsal dan pergaulan luas. Namun, setelah pindah ke daerah pesisir ini, ia jadi pendiam dan menarik diri. Bagaimana cara kita bisa membantu Ali menemukan kembali semangatnya di lingkungan sekolah dan masyarakat baru yang mungkin berbeda dengan sebelumnya? Adakah ide kegiatan yang bisa menyalurkan energinya atau membantunya bersosialisasi secara bertahap?"
  • Fokus Masukan: Strategi peer support, integrasi materi pelajaran dengan konteks lokal, atau ide kegiatan ekstrakurikuler/komunitas yang unik di daerah pesisir.

2. Rancangan Pembelajaran & Intervensi untuk Ali (Berdasarkan Masukan Awal)

Konsep Inti: Memanfaatkan kekuatan lama (aktif, pergaulan) di lingkungan baru, secara bertahap.

Strategi In-Class (Pelajaran):

  • Integrasi Konteks Lokal (Kodrat Alam & Zaman): Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, Ekonomi, atau IPA, berikan tugas proyek yang membutuhkan observasi langsung lingkungan pesisir dan interaksi.
  • Contoh: Proyek "Potensi Ekonomi Pesisir Kita" (Ekonomi/IPS) atau "Ekosistem Laut: Ancaman dan Peluang" (IPA). Ali bisa ditugaskan untuk melakukan wawancara singkat (dengan panduan pertanyaan tertulis) dengan nelayan lokal atau pelaku usaha pariwisata kecil, atau mendokumentasikan (foto/video singkat) kehidupan pesisir. Ini memanfaatkan kodrat "aktif" dan potensi digitalnya.
  • Metode Diskusi Kelompok Kecil yang Terstruktur: Saat diskusi, Ali ditempatkan di kelompok yang berisi siswa ramah dan suportif (yang direkomendasikan teman sejawat). Ali diberi peran spesifik yang tidak terlalu menuntut verbal, misalnya pencatat ide, pembuat mind map visual, atau operator proyektor jika ada presentasi. Secara bertahap, dorong ia untuk menyampaikan satu poin hasil kelompok.

Tujuan: Memberikan Ali platform untuk berkontribusi sesuai kemampuannya saat ini, sembari melatih interaksi sosial dalam skala kecil dan relevan dengan lingkungan barunya.

Strategi Out-of-Class (Ekstrakurikuler & Sosial):

  • Penjajakan Minat Alternatif: Ajak Ali untuk mencoba ekstrakurikuler yang melibatkan aktivitas fisik atau kelompok kecil, meski bukan futsal (misalnya, tenis meja, bulutangkis, atau club pecinta alam yang bisa eksplorasi pantai/hutan bakau). Ajak siswa lain yang sudah dikenal guru sebagai siswa positif dan ramah untuk menemani Ali mencoba.
  • Program "Sahabat Sebaya": Libatkan satu atau dua teman sekelas Ali yang proaktif dan memiliki empati untuk menjadi "sahabat" informal yang mengajaknya berinteraksi saat istirahat atau sepulang sekolah. Ini adalah implementasi Tut Wuri Handayani dari guru melalui siswa lain.
  • Menghubungkan dengan Komunitas Lokal: Jika ada, bantu Ali mencari informasi klub olahraga atau kegiatan pemuda di luar sekolah yang cocok. Bisa jadi ada komunitas futsal kecil, atau olahraga pantai lain yang populer di sana.
  • Tujuan: Membuka kembali pintu sosialisasi dan aktivitas fisik yang sesuai kodrat Ali di lingkungan barunya, membangun jejaring pertemanan baru secara organik.

3. Masukan dan Penyempurnaan Rencana (Contoh Diskusi dengan Teman Sejawat)

Masukan dari Teman Sejawat (Misalnya Guru BK/Guru Olahraga):

  • "Untuk Ali, mungkin kita bisa libatkan dia di klub fotografi sekolah, atau klub jurnalisme. Dengan minatnya pada gadget dan keaktifannya, dia bisa jadi fotografer atau videographer yang mendokumentasikan kegiatan sekolah, termasuk futsal! Ini membuatnya tetap terhubung dengan olahraga favoritnya tapi dengan peran baru yang tidak langsung menuntut interaksi fisik intens dengan tim baru." (Guru BK)
  • "Ali ini kan aktif, mungkin dia juga bisa diajak gabung tim persiapan acara sekolah, jadi dia bisa terlibat di balik layar, bantu setting alat, atau jadi koordinator lapangan. Ini melatih tanggung jawab dan ketemu banyak orang secara fungsional." (Guru Olahraga)
  • "Cuaca panas di pesisir bisa diatasi kalau kegiatan olahraganya sore hari atau di dalam ruangan. Mungkin kita bisa dorong sekolah mengadakan turnamen futsal antar kelas internal, dan Ali bisa diminta bantu menjadi panitia teknis atau official tim, bukan sebagai pemain inti dulu." (Guru Olahraga)

Penyempurnaan Rencana:

  • Libatkan dalam Peran "Dibalik Layar" yang Aktif: Selain proyek akademik, saya akan menawarkan Ali peran sebagai dokumentator kegiatan ekstrakurikuler (futsal atau lainnya) menggunakan kamera atau ponselnya. Atau, sebagai bagian dari tim teknis/panitia acara sekolah. Ini memanfaatkan kodrat aktif dan digitalnya, memberinya purpose dan kesempatan bertemu teman baru tanpa tekanan langsung harus "bergabung" sebagai anggota tim.
  • Inisiasi Kegiatan Olahraga Kecil dan Terjadwal: Berkoordinasi dengan guru olahraga untuk mungkin mengadakan sesi futsal sore (saat cuaca lebih sejuk) atau di lapangan indoor (jika ada), yang sifatnya lebih santai dan inklusif. Dorong Ali untuk berpartisipasi atau membantu sebagai asisten pelatih/wasit.
  • Komunikasi Rutin dengan Orang Tua dan Ali: Memastikan komunikasi tiga arah (guru-siswa-orang tua) tetap berjalan untuk memantau perkembangan emosi dan sosial Ali. Berikan reinforcement positif atas setiap kemajuan kecil yang ditunjukkan Ali.

Dengan rencana yang lebih komprehensif dan masukan dari rekan sejawat ini, diharapkan Ali dapat secara bertahap menemukan kembali semangatnya, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan mengembangkan potensi dirinya sesuai kodrat alam dan zamannya.

*) Disclaimer: Kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 3 FPPN topik 1 Filsafat Pancasila dan Pemikiran Ki Hajar Dewantara materi Bagaimana Mendidik secara Kontekstual dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengikuti PPG 2025 2025 untuk mengerjakan di Ruang GTK.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved