Kebanyakan warga yang terjebak awalnya tidak mengira banjir akan datang begitu cepat.
Mereka memilih tetap bertahan saat air mulai masuk ke dalam rumah dan berlindung di bangunan lantai dua.
Namun, banjir justru datang lebih ganas, air luapan dari Kali Bekasi terus memenuhi pemukiman warga hingga setinggi kurang lebih 5 meter.
"Saya ditelfon sama bos saya kalau saya mau dievakuasi sama tim, anak saya baru berusia dua hari," jelasnya.
Sementara itu, warga lain yang berhasil dievakuasi adalah Erna, dia mengaku bersama tiga orang anaknya bertahan dengan berlindung di atas atap lantai dua bangunan rumah.
"Udah enggak bisa kemana-mana, di lantai dua itu udah kejebak 90 sentimeter airnya," ujarnya.
Dia mengaku sempat mengira kalau air akan segera surut ketika awal mula banjir melanda.
Hal ini kata dia, menyebabkan banyak warga terjebak banjir.
"Soalnya ngira air bakal surutkan, tapi lama kelamaan udah makin tinggi, cepet bangat naikknya udah enggak bisa kemana-mana kejebak," jelas dia.
Tak hanya Diah dan bayinya yang terjebak banjir.
Hal itu juga dialami Annisa (29), warga RT 14/RW 07 Kelurahan Bidara Cina.
Saat banjir melanda, balita perempuan Annisa yang berusia 1,5 tahun sedang dalam kondisi sakit dan terjebak banjir.
Meski hujan deras dan tak mengenakan has hujan, dia meminta ikut rombongan perahu karet personel Brimob yang menyisir permukiman warga.
Kala evakuasi dimulai sekira pukul 22.15 WIB, Annisa langsung menyatakan niatnya ikut agar memandu personel Brimob ke rumahnya tempat sang anak.
"Saya mau ikut pak, anak bayi saya lagi sakit panas. Sekarang masih terjebak di rumah," pinta Annisa kepada Kapolres Metro Jakarta Kombes Arie Ardian Rishadi di Jatinegara, Kamis (1/1/2020).