"Habil membantu Rp 50 juta untuk demonstrasi mendukung Supersemar, karena untuk tambahan demonstrasi."
"Rencana pengerahan 10 ribu orang," sambungnya.
Rupanya, terang Kivlan, Iwan meski telah menerima uang tersebut, tak melakukan tugasnya.
"Iwan tidak melaksanakan demo. Setelah saya cek, mengakunya dia mendampingi Jenderal Djoko Santoso," ucap Kivlan Zen.
"Saya cek di depan istana tidak ada demo," lanjut dia.
Kivlan Zen juga menjadi terdakwa untuk kasus kepemilikan senjata api ilegal dan peluru tajam.
Sebelum persidangan, Kivlan Zen tampak mengenakan syal, jaket hitam, dan duduk kursi roda.
Ia juga menggenggam tongkat.
Di dalam sidang, Habil Marati dan Iwan mengenakan kemeja putih.
Tepat pukul 12.00 WIB, Kivlan Zen enggan melanjutkan persidangan lantaran urat sarafnya terjepit.
"Saya tidak bisa lanjut, urat saya terjepit sampai ke kepala ini," teriak Kivlan Zen dalam persidangan.
Wajah Kivlan Zen pun tampak memerah.
Kemudian dia dibawa keluar ruang sidang oleh beberapa orang.
Di atas kursi roda, Kivlan Zen pun didorong pelan-pelan oleh beberapa orang. (TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Kivlan Zen Rogoh 500 Ribu Dolar Singapura untuk Bayar Massa Aksi, Klaim Perintahnya Diabaikan Iwan