Virus Corona

Laporkan Acara Maulid Nabi ke Polisi saat Wabah Corona, Warga Depok Ini Di-bully Tetangga Sendiri

Editor: Sansul Sardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

“Tidak ada izin,” kata dia ketika dikonfirmasi Kompas.com, Rabu.

“Laporannya (ada acara yang mengundang kerumunan di masjid) sudah ditindaklanjuti,” ujar Firdaus.

Popi masih diam di rumahnya yang ada di belakang masjid, setelah melaporkan kerumunan itu ke Polres Metro Depok.

Betul kata Firdaus, polisi menindaklanjuti laporan itu.

Popi menerima informasi dari warga, beberapa polisi datang menyambangi Masjid Jami Almuhajirin sekitar pukul 10.30 WIB.

Sesuatu yang menurut Popi terlambat.

“Informasi dari warga, polisi tidak masuk ke masjid, (melainkan) duduk-duduk dan mereka dikasih makanan juga, terus pulang bawa tentengan, ketawa-ketawa.

Kan enggak lucu, hampir dua jam baru datang, pas (perayaan) sudah mau selesai. Lucunya, bukannya masuk masjid (untuk) membubarkan, tapi memang pas bubar,” tukas Popi.

“Terus bahas-bahas aku. Ada saksi warga bilang, loh kok (mereka) membicarakan saya. Kok tahu saya yang melapor?” tambah dia.

Popi di-bully karena laporannya bocor

Popi terkejut, tiba-tiba namanya menjadi sasaran tembak warga yang dilaporkannya.

Aneka umpatan mengalir deras di grup WhatsApp warga di mana ia tak ada di dalamnya.

“Ada yang memberiku screenshot (tangkapan layar), habislah aku dibilang wartawan gadungan, menghinalah, buruk muka, buruk hatinya, iblis. Ada screenshot-nya,” aku Popi.

“Jadi saya tuh seolah-olah manusia, di mata mereka, kayak iblis. Benar saya dikata-katain gitu, berhati iblis,” tambah dia.

Umpatan itu karena warga mengetahui Popi-lah yang melaporkan acara tersebut ke polisi.

Salah seorang warga memiliki teks pesan laporan yang dikirim Popi ke polisi itu.

Popi pun dua kali kecewa.

Sudah tak diindahkan oleh warga yang tetap nekat menggelar perayaan berjemaah, Popi patah hati karena laporannya ke polisi bocor.

Akibatnya, Popi kini dirundung hujatan oleh mereka yang sejak awal berseberangan pendapat dengannya, yaitu warga yang ngotot merayakan Maulid Nabi di tengah pandemi.

Terus terang, ia terkejut ketika namanya dijadikan sasaran tembak oleh warga yang merasa terusik.

Popi menyayangkan laporannya ke polisi bisa bocor.

Padahal, ia menganggap laporan itu merupakan upayanya sebagai warga negara untuk bahu-membahu melawan pandemi Covid-19 yang membutuhkan kerja bersama.

Akibat bocornya laporan tersebut, beserta identitas dia sebagai pelapor, Popi dan warga yang ngotot tadi justru bersitegang, bukannya bersatu melawan Covid-19.

Pada akhirnya, insiden bocornya laporan ini membuat Popi merasa geram ketimbang berlangsungnya perayaan.

Ia mengecam anggota polisi, siapa pun itu, yang membocorkan laporannya.

Popi paham, laporannya pasti akan diteruskan ke jajaran hingga anggota polisi di lapangan.

Namun, bukan berarti laporan itu jadi menyebar di kalangan warga.

Kepala Bagian Humas Polres Metro Depok AKP Firdaus sempat ditanya mengenai hal ini.

Namun, dia mengaku tak tahu soal laporan yang bocor itu.

“Ini yang belum tahu kami, menyebarkan identitas seperti apa?” ujar AKP Firdaus kepada Kompas.com saat diminta tanggapannya mengenai pengakuan Popi.

Bertolak dari insiden ini, Popi berharap aparat berwenang bisa lebih tegas menindak warga yang merasa kebal dan bebal menggelar acara yang mengundang kerumunan.

Sesuatu yang kontraproduktif dengan segala jerih payah melawan Covid-19.

Hal itu ia minta dengan satu catatan: tidak membocorkan laporan warga yang membuat pelapor merasa tidak terlindungi dan justru rentan jadi bulan-bulanan.

Sebab, Depok di ambang bom waktu mengalami outbreak Covid-19. Data terbaru per Kamis (16/4/2020), jumlah kasus positif sudah mencapai 147 orang.

Angka kematian di atas jumlah pasien sembuh, yakni 15 berbanding 11.

Itu pun belum menghitung 39 jenazah suspect Covid-19 di Depok yang sampai hari ini tak diketahui positif atau negatif Covid-19 ketika tutup usia.

“Kalau begini semua kinerja polisi, kerumunan akan terjadi, kita capek. Percuma, kita bakal lockdown satu tahun kalau begini caranya,” ujar dia.

“Sekarang ini, lagi latihan kasidahan untuk hari Sabtu. Ada videonya, aku dapat dari warga. Banyak orang tidak pakai masker, melibatkan anak-anak,” kata Popi. (Kompas.com/Vitorio Mantalean)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Warga Depok Di-bully Tetangga Sendiri karena Laporkan Acara Maulid Nabi ke Polisi"

Berita Terkini