TRIBUNTERNATE.COM - Wabah pandemi virus corona atau covid-19 terasa begitu dirasakan oleh lapisan masyarakat.
Baik itu di sektor industri hingga pelayanan, semuanya ikut merasakan dampaknya.
Hal ini juga dirasakan oleh ibu hamil dan bayi.
Sebab ibu hamil dan bayi termasuk dalam kategori sebagai kelompok yang rentan dalam pandemi virus corona yang mewabah di sekitar 230 negara seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Terbukti dengan adanya laporan ibu hamil dan bayi yang ikut terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ini.
Lantas bagaimana dampak pandemi Covid-19 ini terhadap bayi dan ibu hamil atau menyusui di Indonesia?
Peneliti Sosial Demografi di Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Angga Sisca Rahadian mengungkapkan pandemi Covid-19 ini memang menjadi tantangan baru bagi semua orang, termasuk kelompok rentan seperti bayi dan ibu hamil.
Berikut beberapa dampak pandemi Covid-19 terhap ibu hamil dan menyusui.
• Fakta Perawat Hamil 4 Bulan Meninggal Positif Covid-19: Sempat Dilarang Kerja, Hoax Suami Tutup Usia
• Viral Perawat Hamil Meninggal karena Covid-19, Dokter Tirta: Jangan Biarkan Pengorbanan Sia-sia
1. Kesulitan pemeriksaan rutin
Adapun dampak dari pandemi Covid-19 ini terhadap ibu hamil, kata Sisca, adalah kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan dan melakukan pemeriksaan rutin terkait kondisi kehamilannya.
Hal itu disebabkan oleh fasilitas kesehatan yang banyak diprioritaskan untuk penanganan pasien Covid-19, dan saat mengunjungi fasilitas kesehatan ada kekhawatiran dari tertular virus.
2. Menjadi ragu menyusui
Kendati demikian, hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 bisa menularkan kepada bayi yang dikandungnya.
"Di sisi lain, ibu menyusui, terlebih yang terkonfirmasi Covid-19, menjadi ragu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya," kata dia.
Padahal, ASI eksklusif merupakan nutrisi penting yang sangat dibutuhkan bayi dan berpengaruh besar pada proses tumbuh kembangnya.
Oleh sebab itu, terkait kekhawatiran kondisi ibu hamil dan menyusui terhadap bayinya ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF telah menegaskan, ASI ekslusif aman diberikan pada bayi dan tetap diberikan meskipun ibunya terkonfirmasi positif Covid-19.
Sisca berkata, penularan Covid-19 pada bayi melalui pemberian ASI eksklusif juga bisa dicegah dengan protokol penggunaan masker, cuci tangan dan melakukan disinfeksi.
3. Kecemasan psikologis
Sisca juga menyebutkan dampak Covid-19 terhadap ekonomi maupun sosial dapat menimbulkan kecemasan yang berpengaruh pada psikologis ibu hamil dan menyusui.
Ibu yang baru melahirkan sangat mungkin akan mengalami baby blues syndrome dan post-partum depression yang umumnya diakibatkan oleh masalah psikologis.
"Hal tersebut tentu memengaruhi terkendalanya pemberian ASI eksklusif akibat produksi ASI yang dihasilkan," ujar dia.
Berdasarkan data dari WHO dan UNICEF pada tahun 2018, secara global menunjukkan tingkat pemberian ASI eksklusif cukup rendah yaitu hanya 41 persen.
Di Indonesia sendiri data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, tingkat pemberian ASI eksklusif hanya mencapai 37 persen.
Jumlah tingkat pemberian ASI eksklusif yang sedikit secara global dan Indonesia ini, ternyata semakin memburuk dengan adanya pandemi Covid-19.
• Benarkah, Cairan yang Keluar Sebelum Sperma Bisa Bikin Hamil? Ini Faktanya
• Guru Pramuka Diduga Hamili Siswi SMP, Terbongkar saat Istri Pelaku Baca WA dari Korban, Ini Isinya
Rekomendasi bagi ibu menyusui
Menyusui menjadi persoalan yang penting dan tetap harus dilakukan meski terkendala oleh banyak faktor saat pandemi virus corona yang belum berakhir ini.
Oleh sebab itu, Sisca memberikan tiga rekomendasi yang sebaiknya dilakukan terkait ibu hamil, ibu menyusui di tengah pandemi Covid-19.
1. Sosialisasi dan edukasi
Sosialisasi dan edukasi akan pentingnya ASI eksklusif, kata dia, sangat perlu digalakkan dan menekankan bahwa ASI eksklusif aman diberikan kepada bayi, termasuk bagi ibu yang positif terinfeksi virus corona, penyebab Covid-19 sekalipun.
"Tentunya dengan mematuhi protokol kesehatan yang ada," ujar dia.
2. Optimalisasi peran puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) menjadi fasilitas pelayanan kesehatan primer atau tingkat pertama yang sangat dekat dan mudah dijangkau oleh masyarakat.
Oleh karena itu, peran puskesmas ini harus diperkuat untuk diseminasi informasi kesehatan, terutama di daerah-daerah terpencil yang minim akses informasi dari internet.
3. Meningkatkan peran ayah
Seperti diketahui, para ahli sering menyebutkan menyusui atau pemberian ASI eksklusif tidak hanya tugas seorang ibu saja.
Perlu juga dukungan dan peran dari suami atau ayah dari bayi itu sendiri.
Guna meningkatkan produksi hormon penghasil ASI bagi ibu menyusui, membantu merawat bayi dan menjadi cara menjalin kedekatan antara bayi dan ayahnya, terutama di tengah pandemi corona saat ini. (Kompas.com/Ellyvon Pranita)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pandemi Corona Berdampak pada Ibu Hamil dan Menyusui, Ini 3 Rekomendasi Ahli"