Otomotif

Dampak Pandemi, Konsumen Pilih Downgrade Mobil Bekas, Innova Banyak Ditukar Wuling

Editor: Sansul Sardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Toyota Fortuner 2005

Lain halnya jika downgrade dilakukan dengan mobil yang sama-sama dari merek Jepang.

Untuk mendapatkan selisih harga yang besar, pemilik medium MPV harus menukar dengan mobil di segmen LCGC.

“Mobil China di WTC stoknya lumayan banyak.

Wuling sudah banyak yang jual, karena pengusaha rental kemarin bisnisnya kan enggak jalan, itu dijual di tempat kami,” ujar Herjanto.

Strategi

Showroom mobil bekas Andhara Motor di Pangkalanbaru, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung. (kompas.com/heru dahnur)

Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlangsung dari April hingga pertengahan Juni 2020, penjualan mobil bekas anjlok.

Sejumlah pedagang harus mencari strategi jitu agar stok mobil di showroom bisa laku.

Namun berbeda dengan showroom mobil baru yang kerap memberikan diskon atau tawaran menarik lainnya.

Showroom mobil bekas justru punya strategi internal agar konsumen tertarik dengan model-model yang dipasarkan.

Herjanto mengatakan, pihaknya mulai menjalin komunikasi dengan pihak leasing.

Sebab konsumen mobil bekas rata-rata masih lebih banyak yang beli secara kredit.

Ilustrasi kredit mobil (istimewa)

“Jadi memang kebanyakan lebih senang kredit, cuma kemaren kan DP harus besar.

Itu yang kami akali agar DP bisa di bawah 40 persen,” ucap Herjanto, kepada Kompas.com (7/7/2020).

Herjanto mengatakan, pedagang mobil bekas kebanyakan dapat melakukan improvisasi dari sisi pembiayaan, ketimbang harus memberikan diskon buat konsumen.

“Improvisasi kami bukan berupa diskon.

Halaman
123

Berita Terkini