Baca tanpa iklan
TRIBUNTERNATE.COM - Berikut profil YouTuber Turah Parthayana.
Nama Turah Parthayana memang sangat dikenal publik.
Sebab, channel Youtube Turah Parthayana kini sudah memiliki subscribers lebih dari 1 juta. .
Lalu siapakah Turah Parthayana? Bagaimana profil Turah Parthayana? Seperti apa bisnis keluarga Turah Parthayana.
• Fakta-fakta Youtuber Edo Putra Prank Daging Kurban Isi Sampah: Pernah Buat Konten THR Kosong
• Profil Bupati Jember Faida yang Dimakzulkan DPRD, Miliki Kekayaan Total Rp 15,7 Miliar dan 23 Tanah
Ya, Turah adalah YouTuber asal Bali yang kuliah di Rusia.
Turah yang memiliki nama lengkap Ida Bagus Ngurah Parthayana ini kuliah di National Research University di Kota Tomsk, Rusia.
Dia diketahui mengambil jurusan manajemen bisnis di sana.
Biodata Turah Parthayana dibeberkan cukup detail pada video berjudul 'SEDIH! DRAW MY LIFE TURAH PARTHAYANA - KISAH SEBELUM MENJADI DUTA NOVY GOD' di akun YouTube Turah Parthayana.
Turah merupakah kelahiran Denpasar pada 7 September 1997.
Ia adalah bungsu dari empat bersaudara. Dia memiliki dua kakak laki-laki dan dua kakak perempuan.
Ketiga kakak Turah Parthayana memiliki bisnis di bidang properti dan konsultan pajak.
Turah merupakan lulusan SMPN 2 Denpasar, dan SMAN 2 Denpasar.
Masa kecilnya, Turah disebut kerap bandel, dan sering keluar rumah sendiri untuk berenang.
Sewaktu SD Turah memiliki cita-cita menjadi aktor karena kerap menonton sebuah serial.
Untuk makanan kesukaan, Turah menyukai lele.
Sewaktu SMP, dia juga menjadi anggota tim basket, tetapi ia juga kecanduan game online.
Semasa SMA, Turah disebut tidak suka belajar, tetapi dia suka ikut teater di SMA-nya.
Di masa SMA itulah kecanduan game onlinenya hilang karena sibuk dengan teaternya.
Ketika lulus SMA, ayahnya menyarankan Turah agar mengambil jurusan manajemen bisnis.
Awalnya Turah menolak, karena ia memiliki ketertarikan untuk menjadi aktor dan sutradara film.
Makanya Turah memiliki keinginan untuk kuliah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
"Jadi alasannya saya pernah ikut syuting FTV sebagai figuran. Jadi kenapa aku ingin masuk IKJ, karena beberapa temen yang syuting FTV menyarankan agar kenapa tidak kuliah di IKJ saja," ujar Turah.
Tapi sang ayah tidak mengijinkannya lantaran ayahnya berkecimpung di dunia bisnis.
Ayahnya kemudian mengajak dia keluar kota setiap minggu untuk melihat tanah milik kakaknya yang bekerja di bisnis properti.
• Sosok Aiptu Paleweri, Polisi Pendiri Sekolah Kuota Gratis di Lahan Pemakaman Umum Makassar
• Viral Sosok Gilang Si Predator Seks Fetish Kain Jarik Berkedok Riset, Korban Dibungkus Bak Pocong
Turah kemudian merasa bersalah, lalu ia pun memilih kuliah di luar negeri.
Pilihannya jatuh di Universitas Tomsk, tetapi ia kemudian ditolak memperoleh beasiswa.
Dia kemudian kembali ke Indonesia, dan mengikuti tes beasiswa di Jakarta, dan berhasil.
Sejak kuliah di Rusia, Turah lebih serius belajar.
Sebelum dikenal seperti sekarang, Turah pernah memiliki akun channel youtube lain.
Channel youtubenya yang dulu adalah Parus Story bersama beberapa rekannya.
Terakhir channel tersebut sudah memiliki 700.000 subscribers.
Dia kemudian membuat channel youtube Turah Parthayana atas saran keluarga, teman, dan chandra liow.
Semangatnya membuat channel youtube Turah Parthayana adalah untuk membagikan kesehariannya di rusia, dan bagaimana situasi belajar di sana.
Tapi karir YouTubenya tidak mulus. Ia cukup kesulitan mengedit video pada awalnya.
Dalam video YouTubenya, Turah kerap membuat video dengan wanita-wanita cantik rusia.
Beberapa diantaranya yang kerap membuat video youtube bersamanya adalah rekan-rekan kuliahnya.
Tema youtubenya pun sangat beragam, dari mulai jalan-jalan, sampai mencicipi masakan, bahkan membahas mengenai bahasa rusia.
Uniknya, pada awalnya nyaris semua teman laki-lakinya tidak mau direkam lantaran alasan kenyamanan.
"Sebenernya nggak semua cowo ngga suka direkam, ada juga yang mau," kata Turah.
Itulah alasan Turah lebih sering membuat video dengan teman-teman wanita rusia.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Mengenal YouTuber Turah Parthayana dan Bisnis Keluarganya di Bali
Editor: Theo Yonathan Simon Laturiuw