Aksi Blusukan Mensos Risma Tuai Polemik, Yunarto: Gak Bisa Dibantah Urusan Output Kerjanya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya.

TRIBUNTERNATE.COM - Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya menanggapi aksi blusukan Menteri Sosial RI Tri Rismaharini.

Beberapa hari belakangan, blusukan Risma yang menemui tunawisma di sekitar Jalan Sudirman - Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, menuai sorotan.

Di media sosial, aksi blusukan Risma menuai polemik karena muncul dugaan adanya pengaturan atau setting sebelum dilakukan.

Publik pun memberikan beragam komentar, termasuk kritikan pedas untuk Risma.

Mantan Wali Kota Surabaya itu menjadi topik yang ramai diperbincangkan warganet Twitter pada Rabu (6/1/2021).

Hingga Kamis (7/1/2021), nama Risma masih bertengger di trending topic dengan lebih dari 5.000 orang membuat cuitan yang disertai tagar #RismaRatuDrama, seperti dilansir dari Kompas.com.

Baca juga: Tagar #RismaRatuDrama Ramai di Medsos, Ini Penjelasan Kemensos soal Blusukan Risma

Baca juga: 4 Tokoh Politik Komentari Blusukan Mensos RI Tri Rismaharini: Ada Fadli Zon hingga Mardani Ali Sera

Sejumlah warganet menilai aksi blusukan Risma sebagai pencitraan yang tidak diperlukan dan tidak tepat sasaran.

Mereka meminta agar Risma dapat melakukan hal yang lebih signifikan dalam memperbaiki kesejahteraan rakyat Indonesia.

Selain itu, ada juga yang menilai blusukan Risma sebagai langkah awal sebelum maju ke Pilkada DKI Jakarta.

Hari pertama berdinas sebagai Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini alias Risma menemui seorang pemulung di kawasan aliran Sungai Ciliwung, belakang kantor Kementerian Sosial RI. (TRIBUNNEWS.com/TAUFIK ISMAIL)

Terlepas dari beragam komentar publik terkait aksi blusukan Risma, rupanya Yunarto Wijaya memiliki pandangan lain. 

Yunarto tak menampik soal polemik blusukan Risma setelah menjadi Menteri Sosial RI.

Ia juga tak menyalahkan publik, baik yang memberikan apresiasi maupun yang menghujat Risma.

Namun, di balik semua itu, Yunarto mengatakan hasil kerja Risma tak diragukan lagi.

Hal itu terlihat dari kinerja Risma selama menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.

"Orang boleh beda pendapat mengenai pendekatan risma turun ke lapangan, ada yg bilang perhatian ke rakyat ada yg bilang lebay,

tapi yg gak bisa dibantah ya urusan output kerjanya, liat aja surabaya dih...," tulis Yunarto melalui akun Twitter @yunartowijaya, Kamis (7/1/2021).

Sebelumnya, sejumlah politisi, mulai dari Mardani Ali Sera, Fahri Hamzah, hingga Fadli Zon juga menyoroti gaya blusukan Risma. 

Berikut tanggapan sejumlah politisi, dilansir TribunTernate.com dari Tribunnews.com:

Apresiasi dari Mardani Ali Sera

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera memberi apresiasi kepada Risma.

Hal itu diungkapkannya melalui cuitan Twitter pribadinya, @MardaniAliSera, Rabu (6/1/2021).

Namun Mardani berharap Risma tak hanya melakukan blusukan di Jakarta.

"Semua menteri yang bekerja perlu diapresiasi. Bu Risma sudah blusukan bagus. Dan karena beliau Menteri Sosial untuk seluruh NKRI, kita tunggu aksi blusukannya di provinsi / daerah lain."

"Jadi tidak adil kalau kebanyakan di DKI. Tapi saya yakin akan ke daerah lain juga," ungkap Mardani.

Cuitan Mardani Ali Sera (Twitter)

Baca juga: Pemerintah Larang Kegiatan FPI, Ini Tanggapan Fahri Hamzah, Fadli Zon hingga NU dan Muhammadiyah

Baca juga: Soroti Maklumat Kapolri soal FPI, Fadli Zon: Kebablasan dan Anti Demokrasi, Harus Dicabut!

Respons Fahri Hamzah

Sementara itu Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah ikut mengomentari aksi blusukan Risma di sejumlah lokasi di Jakarta.

Fahri meminta staf Risma memberitahu perbedaan jabatan wali kota dan menteri.

“Staf-nya bu Risma harus kasi tau beliau beda jadi walikota dan Menteri,” ujarnya melalui akun Twitter @Fahrihamzah, Rabu (6/1/2021).

Fahri menyebut terdapat perbedaan jabatan menteri dengan wali kota pada filosofi, skala, dan juga metode.

"Menteri tidak dipilih tapi ditunjuk, kerja sektoral saja dan berlaku di seluruh negeri. Wali kota dipilih, non sektoral tapi terbatas kota," lanjut Fahri Hamzah.

Respons Fadli Zon

Sementara itu politisi Partai Gerindra, Fadli Zon, juga menyinggung gaya pejabat pemerintah yang melakukan blusukan.

Meski tak menyebut nama Mensos Risma, melalui cuitannya, Anggota DPR RI ini memberikan tanggapannya terkait blusukan.

Fadli Zon menyebut blusukan sebagai cara yang bagus untuk melihat lapangan secara langsung jika dilakukan sesuai porsinya.

"Blusukan secara proporsional bagus saja sebagai cara melihat langsung lapangan," tulis Fadli Zon, Selasa (5/1/2021).

"Tapi, kalau kecanduan blusukan maka harus diperiksa jangan-jangan gangguan gila pencitraan,” lanjutnya.

Sebelumnya diketahui Risma melakukan blusukan di sejumlah daerah di Jakarta, seperti di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat.

Mensos ini menemui beberapa warga Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Baca juga: Soroti Foto Viral Anies Baswedan Baca How Democracies Die, Yunarto: Mending Urus Pengerukan Sungai

Baca juga: Mensos Risma Sebut Bansos 2021 Akan Berbeda dengan Bansos 2020, Seperti Apa?

Penjelasan Kemensos

Melansir Kompas.com, Kepala Biro Humas Kementerian Sosial Wiwit Widiansyah menjelaskan maksud dan tujuan blusukan Risma ke sejumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Menurut dia, blusukan itu dalam rangka menyasar program Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).

"Sasaran PPKS ini seperti gelandangan, pengemis, dan kelompok rentan lainnya," kata Wiwit melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (6/1/2021).

Ia melanjutkan, tujuan blusukan yang dilakukan Mensos adalah untuk melakukan pemetaan masalah sosial dan melihat langsung kebutuhan dari PPKS.

Hal ini, kata dia, diperlukan agar Kemensos dapat mencarikan solusi dari masalah-masalah yang dialami para PPKS.

"Agar dapat dicarikan solusinya secara komprehensif dan terkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan pemda terkait," kata dia.

(TribunTernate.com, Tribunnews.com, Kompas.com)

Berita Terkini