Isu Reshuffle Pasca-Disetujuinya Kementerian Investasi oleh DPR, PDIP: Itu Hak Prerogatif Presiden

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto saat jumpa pers jelang Kongres V PDIP di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, Rabu (7/8/2019).

TRIBUNTERNATE.COM - Isu reshuffle kabinet kembali berhembus untuk kesekian kalinya dalam periode kedua pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Isu itu mencuat pasca-munculnya usulan Presiden Jokowi tentang pembentukan Kementerian Investasi, yang telah disetujui DPR.

Selain itu, usulan Presiden Jokowi untuk menambah unsur Riset dan Teknologi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, juga disetujui DPR. 

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan reshuffle adalah hak prerogratif presiden.

Sebagai partai pendukung pemerintah, PDIP menyerahkan sepenuhnya ihwal perombakan kabinet kepada Jokowi.

Hal itu disampaikan Hasto menjawab pertanyaan wartawan di sela acara Gowes Bareng PDIP dengan wartawan, di Jakarta, Sabtu (10/4/2021). 

Baca juga: Maruf Amin Ajak Masyarakat Ibadah Ramadhan di Rumah Saja: Tarawih Itu Sunah, Menjaga Diri Itu Wajib

Baca juga: Tegas, Moeldoko Bantah Spekulasi Pengelolaan TMII oleh Keluarga Jokowi: Itu Pemikiran Primitif

Baca juga: BMKG Catat Gempa Bumi Magnitudo 6.7 di Malang Sabtu, 10 April 2021 Siang, Terasa hingga Jawa Tengah

Menanggapi pertanyaan awak media soal isu reshuffle, Hasto mengatakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri selalu mengajarkan para kadernya untuk taat pada aturan main dalam berpolitik.

"PDI Perjuangan oleh Ibu Megawati itu diajarkan berpolitik dengan taat pada aturan main, tata pemerintahan yang baik. Terkait dengan reshuffle itu kan yang memiliki hak prerogatif adalah presiden," ujar Hasto di Thamrin 10, Jakarta Pusat, Sabtu (10/4/2021). 

Hasto menegaskan PDI Perjuangan menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Presiden Jokowi  sebagai pemegang hak prerogatif. 

"Karena menteri adalah sebagai pembantu presiden. Dengan hak prerogatif dari presiden tersebut, maka presiden punya kewenangan untuk melakukan evaluasi kinerja dari seluruh jajaran kabinetnya. Dan untuk itu, reshuffle hanya bisa dilakukan atas kehendak dari presiden. Itu sikap dari partai," ucap Hasto.

Ketika ditanya lebih jauh apakah Jokowi sudah bertemu dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Hasto berujar Megawati dan Presiden Jokowi rutin bertemu. 

Pertemuan terakhir dilaksanakan pada 10 hari lalu. Namun, ditegaskan Hasto, pertemuan keduanya membahas hal fundamental tentang bangsa dan negara.

"Pertemuan secara rutin dan periodik dilakukan kedua pemimpin membahas tentang bangsa dan negara, berbagai persoalan-persoalan yang sifatnya fundamental dan strategis dan akan menentukan perbaikan nasib rakyat dan bangsa dan negara ke depan," kata Hasto.

Namun, Hasto kembali menegaskan bahwa reshuffle sepenuhnya adalah hak prerogatif presiden. 

"Tetapi sekali lagi terkait dengan reshuffle itu sepenuhnya hak prerogatif dari presiden," pungkas Hasto.

Baca juga: Kemenag RI Belum Bisa Beri Kepastian Ibadah Haji 2021: Hanya Allah dan Raja Salman yang Tahu

Baca juga: Merger Kemenristek dan Kemendikbud: Bambang Brodjonegoro Pamit, Isu Reshuffle Mencuat Lagi

Pengamat: Reshuffle Tinggal Tunggu Waktu

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta Ujang Komarudin menilai reshuffle kabinet hanya akan menunggu waktu saja untuk dilakukan. 

Ujang menilai reshuffle akan terjadi pascapenggabungan dan pembentukan kementerian sesuai usulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah disetujui DPR RI. 

"Jika peleburan (Kemenristek ke Kemendikbud) dan pembentukan Kementerian Investasi telah disetujui oleh DPR, maka reshuffle itu hanya soal menunggu waktu saja," ujar Ujang, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (10/4/2021). 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu juga menyoroti siapa sosok yang nantinya akan memimpin kementerian-kementerian tersebut.

Nadiem Makarim yang saat ini menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menurutnya layak menjadi kandidat menteri yang direshuffle. 

Dia juga menyebut sosok Bambang Brodjonegoro yang saat ini menjabat Kemenristek/Kepala BRIN cocok mengemban posisi Mendikbud. 

"Soal siapa yang akan menjadi menterinya hasil peleburan tersebut itu tergantung Jokowi. Namun Nadiem layak diganti, karena banyak kebijakannya yang tak jelas dan kontroversial," jelas Ujang. 

"Bambang juga cocok karena dia berangkat dari akademisi. Namun semua tergantung Jokowi, karena bisa juga menterinya sosok lain," tandasnya. 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Isu Reshuffle Berhembus Pasca Persetujuan DPR Atas Kementerian Investasi, Ini Kata Sekjen PDIP
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Reshuffle Tinggal Tunggu Waktu Pascapenggabungan dan Pembentukan Kementerian, Ini Kandidatnya

Berita Terkini