Namun di sisi lain, bukan hanya pemerintah saja yang memiliki tanggung jawab tersebut, melainkan seluruh elemen masyarakat Indonesia juga.
"Kita berbuat dengan cepat, keterlambatan kita mengambil action itu menyangkut berapa orang yang meninggal. Keresehan kita berpolitik untuk ini juga bisa mengakibatkan orang meninggal."
"Jadi kalau kita semua punya tanggung jawab terhadap rakyat Indonesia dan konstituen kita, kita jagalah sikap kita, kita dukunglah ini," tegas Luhut.
Baca juga: Penelitian: Dua Dosis Vaksin Covid-19 Pfizer atau AstraZeneca Terbukti Efektif Lawan Varian Delta
Baca juga: Mengenal Gejala Covid-19 Varian Delta, Ini Perbedaannya dengan Gejala Umum Virus Corona
WHO: Varian Delta mendominasi dalam beberapa bulan
Varian Delta Covid-19 yang sangat menular diperkirakan akan menjadi varian yang dominan selama beberapa bulan mendatang.
Hal itu disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (21/7/2021).
Varian yang pertama kali terdeteksi di India tersebut saat ini telah dilaporkan di 124 wilayah.
Sebaran varian Delta telah menyumbang lebih dari tiga perempat spesimen yang diurutkan di banyak negara besar.
“Diharapkan itu akan dengan cepat bersaing dengan varian lain dan menjadi garis keturunan dominan yang beredar selama beberapa bulan mendatang,” ujar Badan Kesehatan PBB melansir CNA, Kamis (22/7/2021).
Dari tiga varian virus corona lainnya sebagai berikut:
1. Alpha yang pertama kali terdeteksi di Inggris, telah dilaporkan di 180 wilayah
2. Beta yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, telah dilaporkan di 130 wilayah
3. Gemma yang pertama kali terdeteksi di Brasil, telah dilaporkan di 78 negara
Menurut urutan SARS-CoV-2 yang diajukan ke inisiatif sains global GISAID, selama empat minggu hingga 20 Juli, prevalensi Delta melebihi 75 persen di beberapa negara.
Angka ini termasuk di Australia, Bangladesh, Botswana, Inggris, China, Denmark, India, Indonesia, Israel, Portugal, Rusia, Singapura, dan Afrika Selatan.
(TribunTernate.com/Ron)(Kompas.com/Mela Arnani)