TRIBUNTERNATE.COM - Sudah lebih dari satu setengah tahun pandemi Covid-19 merebak di seluruh dunia.
Sejumlah negara menerapkan kebijakan lockdown atau penguncian sementara untuk menekan laju penularan dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru itu.
Namun, Indonesia belum pernah memberlakukan lockdown atau penguncian total selama pandemi Covid-19.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memiliki penjelasan mengapa Indonesia tak bisa memberlakukan kebijakan lockdown seperti negara lain.
Jokowi mengatakan, Indonesia tak bisa menerapkan lockdown untuk mengatasi pandemi Covid-19 karena mempertimbangkan aspek kesehatan dan ekonomi.
Diketahui, pemerintah memutuskan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan lonjakan kasus Covid-19.
Baca juga: 8 Atlet Israel Sengaja Rusak Tempat Tidur Kardus Olimpiade Tokyo 2020, Tuai Kecaman Sekaligus Pujian
Baca juga: Rafael Akhirnya Lulus jadi Calon Bintara, Kapolri Listyo Sigit Ternyata Ikut Turun Tangan
Baca juga: Viral Influencer dapat Vaksin Dosis Ketiga, Dinkes DKI Tegaskan Vaksin Booster Bukan untuk Umum
"Virus corona ini akan selesai kapan, WHO pun tak bisa memprediksi."
"Sehingga, yang selalu kita jalankan sisi kesehatannya bisa kita tangani, tetapi sisi ekonominya juga pelan-pelan harus dijalankan," ujarnya, Jumat (30/7/2021), dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Enggak bisa kita tutup seperti negara lain, lockdown. Lockdown itu artinya ditutup total," tegas Jokowi.
Ia menyebut, dengan diberlakukan semi-lockdown yakni PPKM Darurat, banyak masyarakat yang sudah menjerit.
"Kemarin yang namanya PPKM darurat itu kan namanya semi-lockdown."
"Masih semi saja, saya masuk ke kampung, saya masuk ke daerah, semuanya menjerit minta untuk dibuka," ungkapnya.
Presiden lalu mengajak masyarakat bersama-sama berjuang menghadapi pandemi Covid-19.
Ia pun mengingatkan agar semua pihak tetap tahan banting di masa pandemi Covid-19 yang sulit ini.
Dalam ekonomi yang sedang perlahan bangkit, Jokowi meminta para pelaku usaha mikro dan kecil harus dapat bekerja lebih keras lagi dan tahan banting.
Ia mengakui, omzet para pengusaha kecil dan mkiro turun dari 50 hingga 75 persen.
Mantan Wali Kota Solo itu mengimbau para pengusaha mikro untuk terus semangat menjalankan usaha.
Ia juga berharap keadaan akan membaik usai vaksinasi Covid-19 dilakukan secara tuntas.
"Yang kita harapkan akhir tahun bisa selesai, Insyaallah. Kalau sudah 70 persen, paling tidak daya tular virus ini menjadi agak terhambat kalau sudah tercapai kekebalan komunal atau herd immunity," katanya.
Diketahui, Jokowi sebelumnya memutuskan untuk memberlakukan PPKM Darurat untuk wilayah Jawa dan Bali untuk menekan penyebaran dan lonjakan kasus Covid-19.
Mulanya, kebijakan PPKM Darurat tersebut berlaku pada 3-20 Juli 2021.
Kemudian, PPKM Darurat diperpanjang hingga 25 Juli 2021, dan dilonggarkan secara bertahap mulai 26 Juli 2021.
Istilah PPKM Darurat pun diganti menjadi PPKM Level 4.
Selanjutnya, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang PPKM Level 4 mulai 26 Juli hingga 2 Agustus 2021.
Meskipun demikian, kasus positif dan kasus kematian akibat Covid-19 melonjak signifikan selama penerapan PPKM Darurat dan Level 4.
Khusus untuk kasus kematian, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dalam periode 1-29 Juli 2021 menjadi yang tertinggi sepanjang pandemi Covid-19 menjangkit Indonesia.
Total kematian selama hampir satu bulan ini mencapai 32.061 kasus.
Jumlah itu empat kali lipat lebih banyak jika dibandingkan dengan Juni 2021 lalu, yakni total 7.913 kasus kematian.
Hingga Kamis (29/7/2021) lalu, total kasus kematian akibat Covid-19 secara keseluruhan mencapai 92.552 orang.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Jelaskan Indonesia Tak Bisa Lockdown: Masih Semi Saja, Semua Menjerit