Pemerintah Hapus Indikator Kematian, dr Tirta Ungkap Bobrok Penanganan Covid: Ga Usah Malu-malu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter Tirta Mandira Hudhi - Melalui unggahan di akun instagramnya pada Selasa (10/8/2021), dokter Tirta menduga pemerintah sengaja menghapuskan angka kematian karena jumlah mortalitas akibat Covid-19 tidak kunjung turun.

TRIBUNTERNATE.COM - Pemerintah telah resmi mengumumkan perpanjangan Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, 3, dan 2, terhitung mulai 10-16 Agustus 2021.

Salah satu perubahan kali ini adalah pemerintah tidak akan menghapus angka kematian dari indikator penanganan Covid.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, indikator angka kematian Covid di lapangan tidak update dan justru menimbulkan kerancuan data yang mempersulit penilaian.

Menanggapi hal ini, influencer sekaligus tenaga kesehatan dokter Tirta Mandira Hudhi justru menangkap ada maksud lain dari pemerintah.

Lewat akun Instagram @dr.tirta, alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) itu memberikan sindiran dan kritikan kepada pemerintah atas langkah penghapusan angka kematian dari indikator penanganan Covid.

Dokter Tirta menduga pemerintah sengaja menghapuskan angka kematian karena jumlah mortalitas akibat Covid-19 tidak kunjung turun.

Baca juga: Update Covid-19 di Indonesia Selasa, 10 Agustus 2021: Angka Kematian Harian Capai 2.048

Baca juga: Konsul ke dr Tirta, Penyintas Covid Keluhkan Bisulan hingga Tipes: Recovery Bukan Berarti Sembuh

Ia kemudian memaparkan sejumlah kekurangan dalam penanganan Covid di Indonesia, mulai dari vaksinasi, fasilitas kesehatan, hingga korupsi bantuan sosial (bansos).

Kritikan itu disuarakan oleh dokter Tirta lewat akun Instagram-nya, pada Selasa (10/8/2021).

Berikut caption lengkap yang ditulis dokter Tirta:

"Bilang aja penanganan pandemi : “kurang sukses”
Makanya angka kematian dihapus, biar bisa keliatan sukses

Karena angka kematiane ga turun2 to? Makane dihapuskan. Wis to ngaku ae

Ga usah malu2, kita terima kok. Dosis vaksin ga merata. Faskes ga imbang. Pcr d beberapa kota mash 5 hari. Bansos korup. Ditambah penghapusan angka kematian. Ngajak rapat relawan buat ada2 aja agar terbukti “mendengarkan kritik”

Nek ngene critane, mending aku balik jogja ae. Ngurus anak. Praktek. Sekolah meneh. Ngurus toko."

Baca juga: Baca Pleidoi Korupsi Bansos Covid-19, Juliari Batubara Curhat Keluarganya Hancur: Seperti Kiamat

Baca juga: Sudah Sembuh dari Covid-19, tapi Masih Rasakan Gejala? Kenali Apa Itu Long Covid & Cara Mencegahnya

Sejumlah warganet yang ramai berkomentar di unggahan tersebut pun turut menyuarakan ketidakpuasan terhadap pemerintah dalam penanganan Covid.

"Ya iyalah gagal, dananya di korup," tulis @hiruma_wan.

Halaman
12

Berita Terkini