Virus Corona

Penelitian: Orang yang Telah Divaksinasi Covid-19 Kecil Kemungkinan Menderita Long Covid

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi vaksin Covid-19 - Orang-orang terinfeksi virus corona setelah divaksinasi dosis lengkap, kecil kemungkin untuk mengalami gejala long covid dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi.

TRIBUNTERNATE.COM - Orang-orang yang terinfeksi virus corona setelah divaksinasi dosis lengkap, kecil kemungkin untuk mengalami gejala long covid, dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi.

Hal ini dinyatakan dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada para orang dewasa di Inggris.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Infectious Diseases pada Rabu (1/9/2021) itu juga memberikan lebih banyak bukti bahwa dua dosis suntikan vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna dan AstraZeneca menawarkan perlindungan yang kuat terhadap penyakit simtomatik dan parah.

"Studi pertama yang menunjukkan bahwa long Covid-19 berkurang dengan vaksinasi dua dosis, dan itu berkurang secara signifikan," kata Dr Claire Steves, seorang ahli geriatri di King's College London dan penulis utama peneliti tersebut dikutip dari The Strait Times Kamis (2/9/2021).

Meskipun banyak orang dengan Covid-19 pulih dalam beberapa minggu, beberapa mengalami gejala jangka panjang, yang dapat melemahkan kondisi tubuh mereka.

Efek samping yang tersisa yang dikenal sebagai long Covid tersebut seperti kelelahan, sesak napas, kabut otak, jantung berdebar, dan gejala lainnya.

Namun, masih banyak kondisi lainnya yang masih belum terungkap.

"Kami belum memiliki pengobatan untuk long Covid-19," kata Dr Steves.

Menurutnya, dengan mendapatkan vaksinasi adalah strategi pencegahan yang dapat dilakukan semua orang untuk mencegah long Covid.

Baca juga: Sudah Sembuh dari Covid-19, tapi Masih Rasakan Gejala? Kenali Apa Itu Long Covid & Cara Mencegahnya

Baca juga: Sakit Tenggorokan? Kenali Perbedaan Sakit Tenggorokan karena Covid-19, Pilek atau Alergi Berikut Ini

Ilustrasi long Covid. (Unsplash/Engin Akyurt)

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah mengkonfirmasi bahwa varian Delta yang sangat menular menyebabkan lebih banyak infeksi daripada versi virus lainnya, meskipun infeksi pada orang yang telah divaksinasi penuh masih cenderung ringan.

Temuan baru ini didasarkan pada data dari lebih dari 1,2 juta orang dewasa dalam Studi Gejala Covid-19, di mana sukarelawan menggunakan aplikasi melalui ponsel mereka untuk mencatat gejala, hasil tes, dan catatan vaksinasi mereka.

Para peserta termasuk mereka yang menerima setidaknya satu dosis vaksin Pfizer, Moderna atau AstraZeneca antara 8 Desember 2020 dan 4 Juli 2021, serta sekelompok orang yang tidak divaksinasi.

Dari hampir satu juta orang yang divaksinasi lengkap, 0,2 persen melaporkan masih bisa terinfeksi Covid-19.

Mereka yang telah divaksinasi namun masih terkena Covid-19 kira-kira dua kali lebih mungkin tanpa gejala, dibandingkan mereka yang terinfeksi dan tidak divaksinasi.

Sedangkan, kemungkinan orang yang telah divaksinasi dan untuk dirawat di rumah sakit adalah 73 persen lebih rendah daripada kelompok orang yang terinfeksi dan tidak divaksinasi.

Kemungkinan memiliki gejala jangka panjang, berlangsung setidaknya empat minggu setelah infeksi, juga 49 persen lebih rendah pada kelompok yang telah divaksinasi.

"Tentu saja, vaksin juga secara besar-besaran mengurangi risiko terinfeksi," kata Dr Steves.

Baca juga: Jangan Cetak Sertifikat Vaksin Covid-19! Apa Alasannya? Simak Penjelasan Kemkominfo dan Kemenkes RI

Baca juga: Apakah Masyarakat Perlu Dapat Vaksin Booster? Jubir Vaksinasi Covid-19 Jelaskan 4 Hal Ini

Dikatakan Dr Steves, risiko yang lebih rendah itu berarti bahwa vaksinasi harus mengurangi kemungkinan gejala long Covid-19 bahkan lebih dari itu.

Meskipun demikian para peneliti mengakui bahwa studi ini memiliki keterbatasan.

Hal yang paling menonjol adalah bahwa semua data tersebut dilaporkan sendiri.

Selain itu, gejala long Covid juga sulit untuk dipelajari, dengan gejala yang luas yang dapat sangat bervariasi pada tingkat keparahannya.

Tetapi Dr Steves mengatakan bahwa dia berharap temuan itu dapat mendorong lebih banyak orang muda, yang tingkat vaksinasinya tertinggal, untuk segera mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

Orang dewasa muda cenderung tidak sakit parah akibat virus dibandingkan orang dewasa yang lebih tua, tetapi mereka masih berisiko terkena long Covid.

"Tidak dapat beraktivitas selama enam bulan (perkiraan lama gejala long Covid) memiliki dampak besar pada kehidupan orang-orang," katanya.

"Jadi, jika kita dapat menunjukkan bahwa risiko pribadi mereka terhadap long Covid berkurang dengan mendapatkan vaksinasi. Hal ini mungkin bisa jadi sesuatu yang dapat membantu mereka membuat keputusan untuk terus maju dan mendapatkan vaksin."

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkini