Virus Corona

Pasien Long Covid Berisiko Alami Kerusakan Syaraf, termasuk Nyeri Otot yang Tak Kunjung Reda

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Nyeri otot - Pasien Long Covid berisiko mengalami kerusakan saraf, termasuk nyeri otot.

TRIBUNTERNATE.COM - Sebagian pasien yang menderita Long Covid memiliki risiko kerusakan syaraf jangka panjang yang bisa menyebabkan kelelahan, perubahan sensorik, dan nyeri di tangan dan kaki.

Bahkan, dilansir TribunTernate.com dari WebMD, kerusakan syaraf itu bisa terjadi pada pasien virus corona yang mengalami gejala ringan saat terpapar Covid-19.

Kerusakan tersebut tampaknya disebabkan oleh masalah kekebalan yang dipicu oleh infeksi.

Hal ini terungkap dalam penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology: Neuroimmunology & Neuroinflammation, sebuah jurnal resmi dari American Academy of Neurology.

"Ini adalah salah satu jurnal awal yang menyelidiki penyebab Long Covid, yang akan terus meningkat dan menjadi penting seiring dengan berkurangnya kasus Covid-19 gejala parah," kata Anne Louise Oaklander, ahli syaraf di Rumah Sakit Umum Massachussetts.

"Temuan kami menunjukkan bahwa beberapa pasien Covid-19 yang mengalami Long Covid mengalami kerusakan pada serabut syaraf perifer mereka dan kerusakan pada jenis sel syaraf berserat kecil mungkin juga terjadi," lanjutnya.

Baca juga: Hati-Hati, Orang yang Terpapar Omicron Bisa Alami Long Covid, Gejala Tak Hilang Sampai Sebulan Lebih

Baca juga: Rambut Rontok jadi Gejala Baru Long Covid, Bagaimana Rambut Rontok yang Masih Dikategorikan Normal?

Dalam penelitian tersebut, tim peneliti menganalisis data dari 17 penyintas Covid-19 yang mengalami Long Covid dan tidak memiliki riwayat atau risiko neuropati atau kerusakan atau penyakit syaraf.

Para pasien tersebut berasal dari 10 negara bagian dan teritori di Amerika dan semuanya, kecuali satu orang, mengalami infeksi ringan.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa 10 pasien atau 59 persennya memiliki setidaknya satu tes yang mengkonfirmasi bahwa mereka mengalami neuropati.

Neuropati sendiri adalah istilah yang digunakan untuk gejala gangguan atau penyakit pada syaraf di tubuh.

Dua pasien di antaranya memiliki neuropati langka yang mempengaruhi syaraf otot.

Sementara, 10 lainnya didiagnosis mengalami neuropati serat kecil yang merupakan penyebab nyeri kronis.

Ilustrasi kelelahan - orang yang mengalami Long Covid bisa mengalami kerusakan saraf, termasuk kelelahan. (Pexels/Andrea Piacquaido)

Namun, 12 pasien tersebut sama-sama mengalami gejala umum seperti kelelahan, lemas, perubahan indera, dan rasa sakit di tangan dan kaki.

Untuk pengobatan, 11 pasien diberi imunoterapi seperti kortikosteroid atau imunoglobulin intravena.

Lima dari 11 pasien yang menerima pengobatan imunoglobulin G berulang, tampaknya menunjukkan perbaikan.

Seiring waktu, 52 persen pasien membaik, meskipun tidak ada yang semua gejalanya hilang.

Baca juga: Arab Saudi Cabut Aturan Pembatasan Terkait Covid-19, Tak Lagi Ada Jarak Sosial di Masjidil Haram

Baca juga: Tak Bisa Disamakan, Covid-19 Omicron Masih Lebih Mematikan Dibandingkan Flu Musiman

Oaklander mengatakan, jika pasien memiliki gejala Long Covid yang tidak kunjung membaik atau tidak dapat dijelaskan, mereka harus mendiskusikan kemungkinan neuropati dengan dokter, ahli syaraf, atau spesialis neuromuskular.

"Penelitian dari tim kami dan yang lainnya mengklarifikasi apa jenis neuropati pasca Covid yang berbeda dan cara terbaik untuk mendiagnosis dan mengobatinya," kata Oaklander.

"Sejauh ini, sebagian besar neuropati Long Covid yang dijelaskan tampaknya mencerminkan respons imun terhadap virus yang keluar jalur," imbuhnya.

Oaklander mencatat bahwa para peneliti belum dapat melakukan uji klinis untuk mengevaluasi perawatan neuropati pascaCovid-19.

Namun, beberapa perawatan yang ada mungkin akan dapat membantu.

"Beberapa pasien tampaknya membaik berkat perawatan standar untuk neuropati terkait kekebalan lainnya," tandas Oaklander.

(TribunTernate.com/Ron)(WebMD)

Berita Terkini