TRIBUNTERNATE.COM - Salah satu tradisi warga di Kota Ternate, Maluku Utara menyambut malam Lailatul Qadar ialah, dengan membakar ela-ela (istilah daerah) atau obor.
Karena itu, banyak pedagang dadakan sudah menghiasi sejumlah ruas jalan. Salah satunya di Jln Sultan Khairun, Kelurahan Santiong, Ternate Tengah.
Diketahui, pedagang yang menjual ela-ela di dominasi warga dari Kecamatan Ternate Pulau. Salah satunya Suardi, warga Kelurahan Tongole.
Kepadan TribunTernate.com, ia mengaku lela-ela setinggi satu meter itu, merupakan buah hasil tangannya yang dibuatnya bermacam-macam.
Baca juga: Pedagang Busana Muslim di Pasar Moderen Tobelo Keluhkan Sepi Pembeli
Untuk harga, tidak perlu merogok kocek cukup dalam. Hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 100 ribu, untuk ela-ela 1 sumbu dan Rp 150 ribu untuk ele-ela 2 sumbu.
Menurutnya harga itu cukup sebanding, karena bambu yang dipakai merupakan bambu langka.
"Ini bambu langka, jenis bambu batik sehingga harganyanya disesuaikan, "ungkapnya.
Setali, Ani, pedagang lainnya menjelaskan, proses membuat ela-ela cukup rumit dan memakan waktu.
Baca juga: Sepekan Jelang Lebaran, Aktivitas Pelabuhan Dufa-dufa Ternate Terpantau Lengang
"Sebulan sebelum puasa, kami sudah mulai sediakan bambu, kemudian beli penutupnya, dan selembar seng. Jadi prosesnya lama, karena dirancang juga bentuk bambunya, "paparnya.
Lanjut dia, sementara satu ela-ela yang terbuat dari dua botol bekas minuman energi, dan diikat dengan kawat dijual Rp 10.000.
"Kita sebut dengan lampu gandeng, sementara bentuk ele-ela dengan bambu dijual Rp 100 hingga Rp 150 ribu, sesuai bentuk, "tandasnya. (*)