Empat nama itu adalah tambahan dari 58 orang - termasuk kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, sejumlah personel militer yang diduga melakukan kejahatan perang di kota Bucha, Ukraina, dan anggota keluarga juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Sebagai informasi, sejak aneksasi Krimea pada tahun 2014, sanksi Eropa telah mempengaruhi 1.091 orang dan 80 entitas.
Isu Vladimir Putin Bakal Serahkan Kekuasaannya Mencuat
Di tengah invasi Rusia ke Ukraina, muncul isu Presiden Rusia Vladimir Putin akan menyerahkan kekuasannya.
Kondisi kesehatan Vladimir Putin yang dikabarkan memburuk, memicu munculnya isu tersebut.
Dilansir Mirror, Putin dikabarkan akan menjalani operasi, kemungkinan operasi kanker, menurut kabar yang bocor diduga dari dalam Kremlin. Kabar tersebut tersebar di channel Telegram General SVR.
Channel itu kabarnya dijalankan oleh mantan Letnan Jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Rusia. Disebutkan pula bahwa Putin diberitahu dokter, operasi akan membuat kondisinya "tidak berdaya" dalam beberapa waktu.
Karena itu, ia seharusnya secara singkat menyerahkan pemerintahan kekuasaan kepada seorang ajudan. Belum ada konfirmasi resmi terkait kondisi kesehatan Putin tersebut.
Namun, dalam penampilan publik baru-baru ini, saat pasukannya masih melanjutkan invasi ke Ukraina, Putin terlihat gemetar dengan berwajah bengkak.
Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa dia mungkin menderita berbagai kondisi, termasuk demensia atau Parkinson.
Beberapa orang percaya kondisi itu bisa jadi tipuan Moskow, mengingat betapa ketatnya Pemerintahan Putin mengontrol keluaran media di negara itu.
Saluran Telegram General SVR diyakini dioperasikan oleh seseorang yang menggunakan nama samaran 'Viktor Mikhailovich'.
Ia dikatakan telah merilis sebuah video yang mengklaim bahwa Presiden melakukan pembicaraan "dari hati-ke-hati" selama dua jam dengan ajudan Nikolai Patrushev.
Baca juga: Zelenskyy: Tak Ada Gencatan Senjata Ukraina Jika Rusia Tak Tarik Pasukannya
Baca juga: Tanggapi Polemik Rencana Hadirnya Vladimir Putin di KTT G20, Luhut: Terlalu Dini untuk Berkomentar
Sebagai sekretaris dewan keamanan Rusia dan sebelumnya kepala Dinas Keamanan Federal, Nikolai Patrushev dikatakan merupakan calon utama untuk sementara menggantikan Putin selama beberapa hari, lapor New York Post.
Putin juga dikatakan telah "menjelaskan" kepada Patrushev bahwa dia memandangnya sebagai "hampir satu-satunya orang kepercayaannya dan teman sejati dalam sistem kekuasaan".