TRIBUNTERNATE.COM - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan penjelasan singkat mengenai kondisi jenazah putra sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) yang masih utuh meski sudah 14 hari.
Awalnya, jenazah pria diduga Eril ditemukan di Bendungan Engehalde (Engehalde Dam), Bern Swiss pada Rabu (8/6/2022) pagi waktu setempat.
Kemudian, pada Kamis (9/6/2022) keesokan harinya, pihak kepolisian Bern memastikan bahwa jenazah tersebut benar-benar Eril setelah dilakukan proses identifikasi dan tes DNA.
Tes DNA menunjukkan kecocokan DNA antara jenazah pria berusia 22 tahun tersebut dengan istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya.
Ini berarti, jenazah Eril ditemukan dan dikonfirmasi tepat dua pekan setelah ia dilaporkan hilang karena terseret arus deras Sungai Aare, Bern, Swiss pada Kamis, 26 Mei 2022 lalu.
Sementara itu, Ridwan Kamil langsung bertolak ke Swiss pada Kamis (9/6/2022) setelah mendengar informasi mengenai perkembangan pencarian putranya.
Kini, Ridwan Kamil telah berada di Swiss untuk mengurus proses pemulangan jenazah Eril.
Baca juga: Jasad Emmeril Kahn Mumtadz Ditemukan, Nabila Ishma Ungkap Rasa Syukur: Sebentar Lagi Kita Ketemu Ril
Baca juga: Jenazah Eril Ditemukan dalam Kondisi Tersenyum dan Wangi, Atalia: Resah Kini Berubah jadi Syukur
Baca juga: Jenazah Emmeril Kahn Mumtadz Akan Dimakamkan Hari Senin, di Mana Rumah Duka dan Lokasi Pemakamannya?
Ridwan Kamil sempat mengungkapkan bahwa jenazah Emmeril Kahn Mumtadz ditemukan dengan kondisi masih utuh meski sudah dua pekan berlalu.
Hal ini pun membuat Ridwan Kamil sempat takjub dan menyebutnya sebagai mukjizat dari Allah.
Lantas, pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut memberikan penjelasan mengenai kondisi jenazah Eril yang masih utuh.
Melalui unggahan di fitur Story akun Instagram @ridwankamil pada Jumat (10/6/2022), Ridwan Kamil mengunggah foto dirinya di depan Rumah Sakit Bern.
Ia menerangkan dirinya telah selesai memandikan jenazah Eril.
Kemudian, Ridwan Kamil memberikan penjelasan ilmiah secara singkat mengenai kondisi jenazah putra sulungnya yang masih utuh tersebut.
Kata Ridwan Kamil, ada dua faktor yang mempengaruhinya.
Yakni, suhu air Sungai Aare yang dingin seperti air kulkas dan jumlah hewan di sungai tersebut yang terbilang sedikit.