Liga Inggris

Reuni Tragis Graham Potter dengan Fans Brighton saat Lawan Chelsea, Eks Spurs: Kalian Memalukan

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih baru Chelsea, Graham Potter. Potter mengalami pengalaman tragis saat reuni dengan para suporter Brighton & Hove Albion.

TRIBUNTERNATE.COM - Pelatih Chelsea, Graham Potter, mengalami pengalaman tragis saat reuni dengan para suporter Brighton & Hove Albion.

Graham Potter yang merupakan mantan pelatih Brighton disoraki dan dicemooh oleh sejumlah fans Seagulls.

Mantan pemain Tottenham Hotspur sekaligus pakar dari talkSPORT, Jamie O'Hara, menyebut aksi fans Brighton terhadap Graham Potter itu sangatlah memalukan.

Baca juga: Sudah Dimaki Fans Brighton, Marc Cucurella Makin Ngamuk setelah Diganti Graham Potter, Tolak Salaman

"Saya pikir ini memalukan," ujar Jamie O'Hara dikutip dari talksport.com.

Bagi O'Hara, aksi itu tidak pantas mengingat apa yang sudah Graham Potter lakukan untuk Brighton.

Baca juga: Duka Graham Potter Kenang Ayah dan Ibu yang Meninggal di Awal Karier sebagai Pelatih Brighton

"Para fans sepak bola labil. Dia datang di sana ketika mereka berada di urutan keempat dari bawah. Dia mengubah nasib klub. Dia memberi klub sebuah filosofi, sebuah identitas," ujar O'Hara.

Tak hanya berjasa saat masih melatih, sepeninggalan Potter pun, Brighton masih merasakan dampaknya.

"Dia meninggalkan mereka di peringkat keempat Liga Inggris dengan skuad yang hebat, klub telah menghasilkan banyak uang dari pemain yang dia bawa."

"Ini adalah klub yang menjual dan dia selalu menghasilkan uang dan keuntungan untuk mereka, dan mereka memainkan sepak bola yang brilian," tuturnya.

Baca juga: Kerap Dibandingkan dengan Thomas Tuchel di Chelsea, Graham Potter: Lama-lama Bisa Kena Mental

O'Hara tak habis pikir dengan para oknum suporter yang tega-teganya menyoraki Potter.

"Kalian mencemooh dia karena dia kembali ke klub di mana dia sudah melakukan pekerjaan yang luar biasa hanya karena menandatangani kontrak dengan Chelsea yang merupakan salah satu klub paling sukses di dunia dan berada di Liga Champions?"

Marc Cucurella Juga Dimaki

Pemain Chelsea, Marc Cucurella, mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari sejumlah suporter Brighton & Hove Albion.

Diketahui, Marc Cucurella adalah mantan pemain Brighton dan hijrah ke Chelsea pada musim panas lalu.

Pemain Chelsea, Marc Cucurella (Instagram.com/@cucurella3)

Baru kemudian Graham Potter menyusulnya ke Chelsea dari Brighton pada awal September lalu.

Sejumlah suporter Brighton mencemooh Marc Cucurella, Graham Potter, serta staf yang ikut pindah ke Chelsea.

Marc Cucurella semakin murka ketika dirinya diganti setelah satu jam bermain.

Dikutip TribunTernate.com dari express.co.uk, sang bek kiri diganti ketika Chelsea terpuruk 3-0.

Baca juga: Kevin De Bruyne: Kami Buktikan Manchester City Bisa Menang tanpa Erling Haaland

Ia kesal dengan keputusan itu sampai asisten manajer, Billy Reid, yang mencoba bersalaman dengannya langsung diabaikan.

Marc Cucurella kemudian memilih menyendiri di kursi ruang istirahat selama sisa pertandingan.

Ia kabarnya betul-betul marah atas apa yang dialaminya dan tak terima ketika Billy Reid mencoba menghiburnya.

Graham Potter Akui Salah Taktik

Graham Potter mengakui taktiknya salah dalam laga Brighton & Hove Albion melawan Chelsea.

Meski mengakui salah taktik, Graham Potter tetap menganggap keputusannya sudah maksimal.

Graham Potter tidak ambil pusing setelah dipermalukan 4-1 oleh mantan klub asuhannya.

Baca juga: Tak Melulu Erling Haaland, Guardiola di Laga Leicester Vs Man City: Kevin De Bruyne Telah Kembali

Ia lebih memilih untuk mengakui kekalahan itu agar bisa mengevaluasi menjadi lebih baik.

"Seperti yang saya katakan kepada para pemain, jika kalian kalah, kalian harus menyadarinya."

"Dan jika kalian melakukan kesalahan atau ada salah, kalian harus menganalisisnya dan bertindak lebih baik," pesan Graham Potter.

Graham Potter mengakui dirinyalah yang bertanggung jawab jika strateginya salah dan membawa pada kekalahan.

Pelatih asal Inggris ini lebih memilih untuk berbesar hati dan mengucapkan selamat pada Brighton.

"Ini adalah bagian dari pekerjaan kami, bagian dari proses, dan jika kami menyikapinya dengan salah, maka saya harus bertanggung jawab dan melakukan yang lebih baik," paparnya.

"Saya lebih suka melihatnya dari perspektif ini. Kalian harus memberi selamat kepada Brighton, mereka melakukan apa yang mestinya mereka lakukan dengan baik," tuturnya.

Graham Potter Dicemooh

Selain harus menerima kekalahan, Graham Potter juga menerima cemoohan dari oknum suporter Brighton.

Graham Potter mengaku dirinya tak ada harapan sejak awal untuk melawan mantan anak asuhnya.

"Seperti yang saya katakan sebelum pertandingan, saya tidak punya ekspektasi apapun," tegasnya, dikutip dari theguardian.com.

Ia menyadari Brighton lawan yang berat dan Chelsea dalam kondisi pincang kehilangan banyak pemain kunci.

Atas kekalahan memalukan itu, Graham Potter enggan minta maaf lantaran merasa sudah berbuat maksimal.

"Saya tidak ada hal yang perlu saya sesali atau perlu minta maaf. Saya bekerja dengan baik, kalian bisa lihat tim kami adalah tim yang baik."

"Saya mengambil alih ketika mereka berada di urutan keempat dari bawah di Liga Inggris dan mungkin jadi tim terburuk ketiga," paparnya.

Graham Potter bahkan mengakui dirinya tampak bodoh gara-gara dikalahkan anak asuhnya.

Ini adalah kali pertamanya skuad Graham Potter kalah dalam sejumlah laga terakhirnya.

Dikutip TribunTernate.com dari theguardian.com, Graham Potter mengakui keputusannya menjadikan Raheem Sterling dan Christian Pulisic sebagai bek sayap adalah bumerang.

Keduanya gagal menjebol gawang lawan hingga Chelsea sempat tertinggal 3-0 di babak pertama.

Gol pembuka dicetak oleh Leandro Trossard pada menit ke-5, disusul Ruben Loftus-Cheek pada menit ke-42.

Kemudian pada babak kedua Chelsea mencetak satu gol lewat Kai Havertz pada menit ke-48 yang kemudian ditutup dengan gol Pascal Grob pada menit ke-90+2 menyegel kemenangan Brighton.

Graham Potter mengakui taktiknya gagal membuat dirinya tampak bodoh.

"Tanggung jawab mereka berdua bukanlah untuk bertahan di posisi bek sayap mereka, tapi saya paham bahwa ketika kalian melakukan sesuatu dan itu tidak bekerja dengan baik, maka kalian akan tampak agak bodoh," ujar Potter.

Meski demikian, Graham Potter tidak mau berlarut-larut dalam kegagalan ini.

"Yang terjadi biarlah terjadi. Saya harus menerima itu, menghadapinya, berbuat lebih baik, dan saya akan belajar. Itulah prosesnya," tuturnya.

(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)

Berita Terkini