Dikutip TribunTernate.com dari theguardian.com, Graham Potter mengakui keputusannya menjadikan Raheem Sterling dan Christian Pulisic sebagai bek sayap adalah bumerang.
Keduanya gagal menjebol gawang lawan hingga Chelsea sempat tertinggal 3-0 di babak pertama.
Gol pembuka dicetak oleh Leandro Trossard pada menit ke-5, disusul Ruben Loftus-Cheek pada menit ke-42.
Kemudian pada babak kedua Chelsea mencetak satu gol lewat Kai Havertz pada menit ke-48 yang kemudian ditutup dengan gol Pascal Grob pada menit ke-90+2 menyegel kemenangan Brighton.
Graham Potter mengakui taktiknya gagal membuat dirinya tampak bodoh.
"Tanggung jawab mereka berdua bukanlah untuk bertahan di posisi bek sayap mereka, tapi saya paham bahwa ketika kalian melakukan sesuatu dan itu tidak bekerja dengan baik, maka kalian akan tampak agak bodoh," ujar Potter.
Meski demikian, Graham Potter tidak mau berlarut-larut dalam kegagalan ini.
"Yang terjadi biarlah terjadi. Saya harus menerima itu, menghadapinya, berbuat lebih baik, dan saya akan belajar. Itulah prosesnya," tuturnya.
(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)