Sementara ayah korban sebenarnya di rumah, namun kondisi kesehatannya tidak memungkinkan.
Sedangkan menurut dia, ibu korban diketahui sudah menikah lagi.
Sejak umur satu tahun, korban hidup bersama ayah dan dua kakaknya.
Kades memastikan, pihak desa terus melakukan pendampingan dan pengawasan terhadap siswi tersebut.
Dipastikan kondisi kehamilan anak tersebut juga baik.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri, Mubarok.
Ia mengatakan, kondisi korban sempat depresi berat.
"Kemarin juga sempat ingin bunuh diri. Tapi informasi dari Pak Kades, saat ini kondisi anak sudah mulai tenang," terang Mubarok.
Ia memastikan, korban tak sempat melakukan upaya percobaan bunuh diri.
Sebelumnya pendamping dari P2TP2A Wonogiri, Ririn Riadiningsih, M sempat pergi dari rumah dengan maksud mencari pekerjaan.
"(Korban) Pergi dari rumah dengan membawa baju ganti, ijazah, dan akta. Jalan kaki dari Kismantoro," ucap Ririn Riadiningsih.
Dalam perjalanannya, M berkenalan dengan K yang kemudian mencarikannya pekerjaan.
Setelah korban bekerja sebagai pelayan di rumah makan, M lalu berganti pekerjaan menjadi lady companion (LC) di tempat karaoke.
"Saat kerja di warung makan, pemilik warung menghubungi pihak desa."
"Tapi setelah ditelusuri, anaknya (korban) sudah pergi. Akhirnya dicari dan ketemu kerja di sana (tempat karaoke)," pungkas Ririn.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Nasib Siswi SMA Hamil Anak Guru Beristri, Diberi Uang Rp 3 Juta untuk Aborsi: Ngakunya Masih Bujang