Pada fase seleksi administrasi ditemukan bahwa panitia seleksi instansi tidak akurat dalam melakukan verifikasi, baik kualifikasi pendidikan, sertifikasi yang tak valid, pengalaman kerja, dan NIK yang tidak ditemukan.
Lebih lanjut, pada fase pelaksanaan seleksi, masih ditemukan praktik perjokian saat tes berlangsung.
Selain itu, ditemukan juga fase hasil seleksi pada pengkonversian nilai computer assisted test (CAT) sebagai dampak dilaksanakannya seleksi kompetensi teknis tambahan (SKTT), yaitu nilai CAT lebih dari 50 persen, nilai SKTT kurang dari 50 persen (norma umum), dan nilai CAT 70 persen ditambah nilai SKTT 30 persen (guru).
"Tidak hanya itu, proses DRH (Daftar Riwayat Hidup) terhambat karena terbatasnya kapasitas fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan peserta yang lulus. Khususnya di daerah 3T," pungkas Haryomo.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seleksi CASN 2024 Akan Dibuka 3 Kali, Ini Jadwalnya"