TRIBUNTERNATE.COM, JAILOLO - Berikut ini fakta-fakta bendung berusia 13 tahun di Halmahera Barat, Maluku Utara yang jebol hingga rendam dua Desa.
Banjir melanda dua Desa di Kecamatan Ibu, Halmahera Barat, Maluku Utara, Kamis (24/4/2025).
Bendung Zona ll tersebut terletak di Desa Talaga dan Tahafo, jebol da berakibat banjir di Desa Tahafo dan Desa Togola Sangir.
Baca juga: Penyaluran Minyak Tanah di Kelurahan Gamalama Ternate Bermasalah, Lurah Ancam Cabut Izin
Baca juga: Gubernur Maluku Utara Tegaskan Dokumen Musrenbang Jangan Hanya Jadi Tumpukan Kertas
Banjir Terbesar dari Sebelumnya
Ketua BPD Desa Tahafo Isnai Wali mengatakan bahwa banjir yang terjadi ini merupakan yang tersebesar dari sebelumnya.
Menurut Isnai Wali, sungai Desa Tahafo berada pada posisi yang terbilang strategis karena berada di tengah-tengah Desa.
Maka jika terjadi banjir, dampak yang muncul akan lebih berbahaya untuk warga di sana.
Penyebab Bendung Jebol
Isna Wali mengatakan bahwa bendung berusia 13 tahun tersebut jebol karena tingginya intensitas hujan.
"Bendung dan jembatan gantung patah akibat tingginya intensitas air gegara hujan, "katanya.
Kata Isnai Wali, hujan melanda area bendungan pada Kamis (24/4) sekitar pukul 02.30 WIT sampai Pagi.
Tidak Ada Korban Jiwa
Peristiwa banjir besar ini tidak memakan korban jiwa, tetapi kata Isna Wali, warga kehilangan beberapa harta benda.
Sebagian harta tersebut hilang terbawa banjir, dan warga masih melakukan evakuasi barang-barang yang bisa diselamatkan.
Atas kejadian tersebut, Isna Wali berharap agar pemerintah setempat bisa segera ambil langkah menangani bencana tersebut.
"Kami harap pemerintah daerah segera mengambil langkah untuk menangani musibah ini, "tandasnya.
Desa Tahafo Langganan Banjir, Tapi Ini yang Terbesar
Warga mengunggah video serta foto memperlihatkan kondisi di Desa Tahafo yang terendam banjir.
Tampak dalam unggahan tersebut, genangan air masuk ke rumah warga hingga bangunan sekolah di sana.
Desa Tahafo sendiri sudah menjadi lokasi langganan banjir jika hujan deras melanda.
Namun banjir yang terjadi kali ini adalah yang terbesar, akibat dari jebolnya bendung. (*)