DOB Sofifi

Markas Tempuh Jalur Hukum Buntut Kericuhan Demo DOB Sofifi

Penulis: Sansul Sardi
Editor: Sitti Muthmainnah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TUNTUTAN: Tampak massa demo di depan kantor Gubernur Maluku Utara di Sofifi, Rabu (23/7/2025)

TRIBUNTERNATE.COM,SOFIFI – Majelis Rakyat Sofifi (Markas) bakal menempuh jalur hukum atas kericuhan di depan Kantor Gubernur Maluku Utara pada Rabu (23/7/2025).

Kericuhan terjadi saat unjuk rasa DOB Sofifi oleh Presidium Rakyat Tidore. Ketegangan memuncak setelah massa aksi mendapat perlawanan dari ratusan warga Sofifi yang menilai aksi tersebut sudah melampaui batas.

Di mana, sekelompok demonstran mengenakan kemeja putih dan ikat kepala merah, menyambangi rumah Kepala Desa Balbar, Amir Abdullah. Mereka juga diduga terlibat dalam insiden pemukulan terhadap seorang ibu warga Sofifi yang kebetulan melintas di sekitar lokasi unjuk rasa.

Baca juga: Gubernur Maluku Utara Sherly Laos Rayakan Hari Anak Nasional 2025 Bersama Murid di Halmahera Tengah

Ketua Markas Sofifi, Imam, mengungkapkan bahwa kericuhan dipicu oleh tindakan provokatif demonstran, termasuk penyerangan rumah Kades Balbar dan upaya masuk ke Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP).

“Kami sangat menyesalkan tindakan mereka yang menciptakan keresahan. Ini mencoreng ketertiban masyarakat dan menyerang simbol pemerintah. Kami akan melapor secara resmi ke pihak berwenang,” ujar Imam.

Ia mengaku, pihaknya telah mengantongi sejumlah bukti berupa rekaman video dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan hukum. Timnya juga tengah melakukan pemetaan terhadap nama-nama pelaku.

Menurut Imam, aksi tersebut sebenarnya merupakan bentuk penolakan terhadap rencana pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kota Sofifi, meski disampaikan secara halus dalam orasi.

“Kalau disimak baik-baik, substansinya tetap menolak DOB, hanya saja disampaikan dengan narasi yang lebih tersamar,” tambahnya.

Baca juga: Buyback Antam Naik, Cek juga Harga Emas UBS dan Galeri 24 di Pegadaian Kamis 24 Juli 2025

Meski begitu, Imam menegaskan bahwa pihaknya tidak anti terhadap perbedaan pendapat.

“Kami terbuka terhadap kritik. Tapi harus disampaikan secara damai dan sesuai aturan hukum yang berlaku. Jangan sampai mengganggu ketertiban umum," ujarnya.

Sekitar pukul 17.40 WIT, situasi berhasil dikendalikan setelah aparat memukul mundur kedua kelompok. (*)

Berita Terkini