Lipsus Program MBG di Ternate

Soal Sejumlah Masalah Program MBG di Ternate, Wamenkes RI: Kemungkinan Bersifat Insidental

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MBG - Wamenkes RI Prof. Dante Saksono Herbuwono saat diwawancarai Tribunternate.com, Kamis (31/7/2025). Ia menyebut bahwa sejumlah masalah program MBG di Kota Ternate kemungkinan bersifat insidental.

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Dante Saksono Harbuwono menanggapi sejumlah masalah terkait menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Ternate, Maluku Utara.

Dante Saksono Harbuwono menyebut bahwa kemungkinan masalah-masalah tersebut merupakan insidental, atau hanya terjadi pada kesempatan dan waktu tertentu saja.

Hal ini dikatakan Dante Saksono Harbuwono saat diwawancarai pada sela-sela kunjungannya di Kota Ternate, Kamis (31/7/2025).

Baca juga: Selain Temuan Ulat, Siswa MTs Negeri 1 Kota Ternate Juga Keluhkan Ini Soal Menu MBG

KUNJUNGAN - Wamenkes RI Prof. Dante Saksono Herbuwono saat diwawancarai Tribunternate.com, Kamis (31/7/2025). (TribunTernate.com/Sansul Sardi)

Menurut Dante Saksono Harbuwono, dapur penyedia MBG di Kota Ternate sudah memenuhi standar dan cukup higienis.

Permasalahan yang muncul baru-baru ini, yakni penemuan ulat dan dugaan keracunan menu MBG, kata Dante Saksono Harbuwono kemungkinan bersifat insidental.

"Saya tadi sempat melakukan kunjungan ke dapur penyedia makanan, dan dapurnya cukup higienis, "ujar Dante.

Terkait kasus ulat dan dugaan keracunan, ia menyebutkan bahwa kemungkinan hal tersebut bersifat insidental.

"Kalau ada kejadian di satu atau dua tempat, mungkin itu insidentil saja."

"Tapi secara umum, dapur yang saya kunjungi sudah sesuai standar dan tidak ada masalah, "ungkap Dante.

Tetap Dorong Evaluasi dan Pengawasan Penyedia MBG

Meski menganggap hal tersebut bersifat insidental, Dante Saksono Harbuwono tetap mendorong agar evaluasi dan pengawasan ke seluruh penyedia menu MBG terus dilakukan.

Hal ini kata Dante Saksono Harbuwono, guna menjamin kualitas makanan yang diberikam kepada para siswa.

"Kita akan terus evaluasi. Semua standar pelayanan unit (SPU) harus dijalankan oleh penyedia MBG, "tambahnya.

Penemuan Ulat di Menu MBG

PROGRAM: Tampak ulat dalam menu makanan bergizi gratis (MBG) bagi siswa MTS Negeri 1 Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (29/7/2025) (Tangkapan layar/Kolase Tribunternate.com)

Baru-baru ini, viral sebuah video yang memperlihatkan ulat di salah satu menu MB di MTs Negeri 1 Kota Ternate.

Ulat tersebut ada di satu dari 780 paket MBG yang hendak disantap siswa, Selasa (29/7/2025).

Kontaminasi Lingkungan Sekitar

KLARIFIKASI: Kepala SPPG Dobang Timur Perkasa Nurhafni Panggabean ketika bersedia diwawancarai Tribunternate.com terkait temuan ulat di salah satu menu MBG di MTs Negeri 1 Kota Ternate, Maluku Utara belum lama ini (Tribunternate.com/M Julfikram Suhadi)

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dobang Timur Perkasa Nurhafni Panggabean, memberikan klarifikasi soal temuan ulat tersebut.

Kata Nurhafni Panggabean, proses pengolahan hingga distribusi telah dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

Bahkan dirinya mengaku, pihaknya memiliki tim yang akan memeriksa makanan sebelum akhirnya didistribusikan ke sekolah-sekolah.

"Kami punya tim yang memeriksa makanan sebelum dikirim, "tegas Nurhafni Panggabean.

"Semua menu dipastikan aman dan steril saat keluar dapur, "lanjutnya saat ditemui Tribunternate.com, Rabu (30/7/2025).

Ulat Tidak Berasal dari Makanan

Menurut Nurhafni Panggabean, ulat hidup yang ditemukan pada menu MBG itu bukan berasal dari makanan.

Sebab jika memang berasal dari makanan, ulat pastinya akan mati saat proses dimasak hingga matang.

"Kalau ulat dari dalam makanan, seharusnya sudah mati karena makanan dimasak sampai matang."

"Tapi ini hidup dan segar, kemungkinan berasal dari luar, bisa jadi dari lalat, "ujarnya.

Ia lantas menduga ulat muncul setelah makanan disajikan, kemungkinan akibat kontaminasi lingkungan sekitar.

"Kita tidak bisa menyalahkan (lalat) juga, tapi ke depannya kami akan lebih perketat terkait kebersihan, "janjinya.

Ia juga menyarankan agar masalah serupa dilaporkan terlebih dahulu ke pihak SPPG sebelum menyebar ke publik.

"Saya tidak melarang untuk disampaikan, tapi lebih baik dilaporkan dulu ke kami agar bisa ditangani langsung."

"Ini program nasional, jadi dampaknya besar jika informasi yang belum lengkap menyebar luas, "jelas Nurhafni Panggabean.

Keluhan Siswa Soal Menu MBG

KELUHAN: Menu makanan bergizi gratis (MBG) di MTs Negeri 1 Kota Ternate, Maluku Utara, Kamis (31/7/2025) (Tribunternate.com/M Julfikram Suhadi)

Usai adanya insiden penemuan ulat di salah satu menu MBG, makan siang gratis ini tetap didistribusikan ke MTs Negeri 1 Kota Ternate.

Selain penemuan ulat, para siswa di sana punya keluhan lain berkaitan dengan menu MBG ini.

Menurut sejumlah siswa di sana, porsi MBG yang didistribusikan terlalu sedikit sehingga tidak mengenyangkan.

"Kalau boleh nasinya dibanyakin, tidak kenyang, "keluh seorang siswa yang tak mau menyebut nama, Kamis (31/7/2025).

"Musti ada tambahan susu biar lebih enak, "timpal siswa lainnya.

Sejumlah Siswa SMKN 5 Sakit Perut Usai Santap Menu MBG

KLARIFIKASI: Kepala Regional SPPG Maluku Utara Muhammad Ramli (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku Utara Abubabakar Abdullah saat dikonfirmasi Tribunternate.com, Selasa (29/7/2025). Di mana keduanya mengklarifikasi kejadian sejumlah siswa/i di SMK Negeri 5 Kota Ternate yang mual-mual usai menyantap menu program makanan bergizi gratis (MBG) belum lama ini (Tribunternate.com/Fizri Nurdin)

Sebelumnya juga, sejumlah siswa SMK Negeri 5 Kota Ternate sakit perut usai menyantap menu program MBG.

Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (22/7/2025) lalu, dialami oleh para siswa kelas 10.

Para siswa ini menyantap menu MBG yang terdiri dari nasi, sayur, ayam serta buah.

Kepala Regional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Maluku Utara Muhammad Ramli didampingi Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku Utara Abubakar Abdullah beri klarifikasi.

Menurut Ramli, kejadian tersebut di luar prediksi dan telah dikonfirmasi langsung dengan kepala satuan yang bertugas di lokasi.

Ia menyebutkan bahwa menu makanan yang disajikan saat itu tergolong sederhana.

"Menu yang disiapkan pada hari itu hanya berupa telur goreng, tahu dan nasi."

"Sederhana saja. Dan kejadian itu juga hanya terjadi di satu sekolah dan bahkan hanya di satu kelas, "jelasnya.

Dikatakan, gejala yang dialami siswa tidak muncul saat makan siang.

Melainkan baru dirasakan ketika para siswa telah pulang ke rumah, dan berlanjut hingga keesokan paginya. 

Hal ini yang kemudian menimbulkan kekhawatiran dan menjadi bahan evaluasi internal pihak SPPG.

"Saya sudah koordinasi dengan anggota tim saya agar kejadian serupa tidak terulang."

"Tapi karena sampel makanan sudah lewat dari 24 jam, jadi kita kesulitan untuk memastikan apakah memang penyebabnya dari makanan yang kami sediakan, "lanjut Ramli. (*)

Berita Terkini