TRIBUNTERNATE.COM, SOFIFI - Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Maluku Utara Zen Kasim menegaskan komitmennya dalam memberikan pendampingan penuh kepada masyarakat tidak mampu, yang tengah berjuang melawan sakit.
Melalui Tim Reaksi Cepat (TRC), OPD yang dipimpinnya setiap hari turun langsung memantau kondisi pasien baik di rumah maupun di rumah sakit.
"Hari ini kami turun langsung memimpin tim TRC. Kami sudah mengunjungi beberapa pasien, seperti pasien kista di Kelurahan Sango, Kecamatan Ternate Utara yang sebelumnya sempat dirawat di RSUD Chasan Boesorie, sekarang sudah kembali ke rumah."
"Kami juga melihat pasien dari Halmahera Selatan atas nama David Sugiarto yang berdomisili di Gamalama, dan kini siap dirujuk ke Manado, "ujar Zen Kasim, Senin (18/8/2025) kepada Tribunternate.com di Ternate.
Baca juga: Tragedi di Taliabu: Gadis Meninggal dalam Kebakaran Ternyata Korban Rudapaksa, Ini Kronologinya
Ia menjelaskan, rata-rata pasien yang ditangani sudah dalam kondisi cukup berat sehingga membutuhkan rujukan keluar daerah.
Saat ini, pasien asal Maluku Utara sedang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit besar mulai dari RS Kandou Manado, Makassar, Jakarta hingga persiapan ke Semarang.
Karenanya ia mengingatkan kepada masyarakat agar memanfaatkan layanan pemeriksaan kesehatan gratis di Puskesmas dan Pustu, sehingga penyakit bisa ditangani sejak dini.
"Jangan tunggu parah baru dibawa ke rumah sakit. Itu yang sering jadi kendala, "pinta Zen Kasim.
Menurutnya, penanganan pasien tidak mampu ini merupakan amanat langsung Gubernur Maluku Utara Sherly Laos.
Dan dijalankan melalui kerja sama antara Dinas Sosial, Dinas Kesehatan serta Balai Sentra Wasana Bagia.
Mekanisme pembiayaan juga sudah diatur, di mana pasien dengan kategori desil 5 ditangani oleh Balai Sentra.
Sedangkan pasien di atas desil 6 akan dibiayai oleh pemerintah provinsi, termasuk ongkos transportasi rujukan pulang-pergi dan biaya hidup selama tujuh hari.
"Sejauh ini, hampir 40 pasien telah kami dampingi. Ada yang berhasil sembuh, ada juga yang tidak tertolong."
"Setidaknya 5 pasien meninggal dunia, salah satunya Sinta Basri di Jakarta, dan seorang pasien dari Pulau Obi yang menghembuskan napas terakhir di Ternate."
"Meski begitu, banyak juga pasien yang sudah kembali sehat, dan itu yang menjadi penguat semangat kami, "jelasnya.
Baca juga: Warga 2 Desa di Taliabu Buat Petisi, Minta Pemerindah Daerah Bangun Jalan dan Jembatan