TRIBUNTERNATE.COM – BPJS Kesehatan bersama Dinas Kesehatan Kota Ternate terus mengoptimalkan pelayanan kesehatan dalam Program JKN.
Komitmen tersebut tertuang dengan dilaksanakannya kegiatan monitoring dan evaluasi yang melibatkan seluruh mitra fasilitas kesehatan di Kota Ternate, Senin (14/7/2025).
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Ternate, Meryta O. Rondonuwu, mengatakan bahwa pihaknya masih menemukan berbagai dinamika tantangan di lapangan, sepeti belum optimalnya pelaksanaan antrean online di fasilitas kesehatan.
Baca juga: Maluku Utara Sukses Raih UHC Prioritas
Menurutnya, dengan kurangnya optimalisasi ini bisa berdampak kepada lama tunggu dan membuat penumpukan antrean bagi peserta.
“Salah satu yang menjadi indikator pelayanan prima oleh fasilitas kesehatan ada waktu tunggu pasien yang berobat, untuk saat ini yang menjadi perhatian adalah waktu tunggu pasien di beberapa rumah sakit yang melebihi standar, hal tersebut menyebabkan munculnya beberapa keluhan dari pasien," tegas Meryta.
Bukan hanya itu, ia juga melihat bahwa masih terdapat ketidaksesuaian jam praktik dokter dalam aplikasi HFIS dengan realitanya.
Ia menyoroti pentingnya keterpaduan sistem antrean dan administrasi yang dapat mempermudah proses registrasi pasien, mengurangi penumpukan di loket, serta memastikan pasien mendapatkan layanan tepat waktu.
"Selain itu masih adanya ketidaksesuaian jam praktik dokter dalam aplikasi HFIS, seperti adanya seharusnya praktik mulai dari jam sembilan, namun kenyataannya baru mulai jam sebelas."
"Hal-hal tersebut yang terus kami dorong kepada rekan-rekan Faskes agar dapat lebih patuh serta memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat,” kata Meryta.
Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Chasan Boesoirie, Fasni Halil, mengungkapkan bahwa sebagai rumah sakit rujukan Provinsi Maluku Utara, jumlah pasien yang datang untuk perawatan cukup besar.
“Jumlah pasien kami memang mengalami peningkatan, terutama yang paling padat adalah waktu setelah lebaran kemarin. Kenaikan jumlah pasien terutama pasien rawat jalan poliklinik ini berpengaruh pada loading pasien yang ditangani oleh dokter serta jumlah permintaan obat yang masuk ke apotik kami, yang akhirnya menyebabkan panjangannya total waktu tunggu pasien yang berobat.” terang Fasni.
Setelah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan BPS Kesehatan, dia mengatakan beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, yakni penertiban jam poliklinik dengan memastikan jam praktik dokter di poliklinik dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang seharusnya.
Hal tersebut akan berdampak mengontrol dan mengurai jumlah pasien dan obat yang masuk agar tidak menumpuk.
Selain lama tunggu pasien di rumah sakit, pengembangan kualitas dan kuantitas SDM dan sarana prasarana lainnya menjadi perhatian Dinas Kesehatan dan BPJS Kesehatan, dalam rangka peningkatan kualitas layanan kesehatan di Ternate.
Baca juga: 3 Berita Populer Malut: Promosi Jabatan Pemprov Bukan Titipan - Sekda Morotai Diperiksa Polisi
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Ternate, Hawa A. Hamzah, mengatakan bahwa saat ini pemerintah daerah memberikan perhatian khusus dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan melalui peningkatan sarana dan prasarana, seperti percepatan pembangunan gedung baru di Rumah Sakit Chasan Boesoirie serta penambahan jumlah dokter di puskesmas dan rumah sakit untuk mengakomodir kebutuhan pasien.