Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Temuan Potongan Kaki

Fakta Temuan Potongan Kaki Manusia di Ternate: Bukan Tindakan Kriminal, Ini Asal Usulnya

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunTernate.com, kaki tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang petugas kebersihan

Handover
TEMUAN - Polisi dan sejumlah warga saat berada di tempat sampah umum Kelurahan Jati, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara, lokasi temuan potongan kaki manusia. Potongan kaki tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang petugas kebersihan sekitar pukul 06.15 WIT, saat hendak mengangkut sampah ke dalam mobil pengangkut, Kamis (28/8/2025). Bukan tindakan kriminal, ini fakta dari penemuan potongan kaki manusia di Ternate, Maluku Utara. 

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Berikut fakta-fakta temuan potongan kaki manusia di tempat sampah yang hebohkan warga Kota Ternate, Maluku Utara, Kamis (28/8/2025).

Potongan tubuh manusia tersebut ditemukan di tempat sampah depan Bela Hotel Ternate, Kelurahan Jati, Kecamatan Ternate Selatan.

Penemuan ini menggegerkan warga sekitar, karena sempat mengira potongan tersebut berasal dari tindak kejahatan mutilasi.

Baca juga: Potongan Kaki Pasien Ditemukan di Tempat Sampah, RSUD Chasan Boesoirie Maluku Utara Angkat Bicara

Kronologi Penemuan

TEMUAN - Polisi dan sejumlah warga saat berada di tempat sampah umum Kelurahan Jati, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara, lokasi temuan potongan kaki manusia. Potongan kaki tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang petugas kebersihan sekitar pukul 06.15 WIT, saat hendak mengangkut sampah ke dalam mobil pengangkut, Kamis (28/8/2025).
TEMUAN - Polisi dan sejumlah warga saat berada di tempat sampah umum Kelurahan Jati, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara, lokasi temuan potongan kaki manusia. Potongan kaki tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang petugas kebersihan sekitar pukul 06.15 WIT, saat hendak mengangkut sampah ke dalam mobil pengangkut, Kamis (28/8/2025). (Handover)

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunTernate.com, kaki tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang petugas kebersihan.

Saat petugas tersebut hendak mengangkut sampah di area tersebut dengan mobil pengangkut sampah sekitar pukul 06.15 WIT.

Suasana makin mencekam saat warga sekitar melihat potongan kaki tersebut terbungkus rapi dengan kantong plastik berwarna kuning.

Warga sekitar kemudian berspekulasi dan memunculkan macam-macam praduga dari kejadian tersebut.

Penjelasan Kapolres Ternate

Ketika dikonfirmasi, Kapolres Kota Ternate IPDA Fatmawati Sukur membenarkan adanya penemuan tersebut.

Setelah menerima laporan warga, ia dan personel lainnya langsung turun ke lokasi dan memasang garis polisi.

"Benar, kami menerima laporan dari warga terkait temuan potongan kaki manusia. Personel kami langsung turun ke lokasi dan telah memasang garis polisi untuk mengamankan area," ujarnya

Potongan kaki itu kata IPDA Fatmawati langsung diamankan pihak kepolisian untuk identifikasi lebih lanjut.

Termasuk menulusuri asal-usul potongan tubuh serta melihat kemungkinan keterkaitan dengan tindakan kriminal.

Polisi belum dapat memastikan apakah potongan kaki itu berasal dari korban kejahatan, praktik ilegal, atau kemungkinan lainnya seperti sisa amputasi medis yang tidak dibuang sesuai prosedur.

Asal Usul Potongan Kaki

TEMUAN POTONGAN KAKI - Pihak kepolisian saat bertemu dengan keluarga pasien di RSUD Chasan Boesoirie Maluku Utara. Temuan potongan kaki di tempat sampah Kelurahan Jati, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara, diduga sisa amputasi pasien, Kamis (28/8/2025).
TEMUAN POTONGAN KAKI - Pihak kepolisian saat bertemu dengan keluarga pasien di RSUD Chasan Boesoirie Maluku Utara. Temuan potongan kaki di tempat sampah Kelurahan Jati, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara, diduga sisa amputasi pasien, Kamis (28/8/2025). (Handover)

Misteri penemuan potongan kaki manusia ini kemudian dengan cepat terungkap.

IPDA Fatmawati Sukur, mengonfirmasi bahwa potongan kaki tersebut merupakan hasil amputasi medis dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasan Boesoirie.

Menurut keterangan IPDA Fatmawati, potongan kaki itu milik seorang pasien berinisial CT yang menjalani operasi amputasi pada Rabu (27/8/2025) pukul 11.00 WIT.

Harusnya Dikubur, Potongan Kaki Malah Dibuang di Tempat Sampah

Setelah proses amputasi, keluarga pasien meminta bantuan kepada seorang ojek untuk menguburkan potongan kaki tersebut sesuai prosedur.

Namun, alih-alih melaksanakan permintaan itu, sang ojek justru membuangnya di tempat sampah.

"Sudah kami selidiki, dan dipastikan bahwa potongan kaki tersebut bukan merupakan hasil tindakan kriminal, melainkan berasal dari tindakan medis."

"Namun memang dibuang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," jelas IPDA Fatmawati.

Identitas Ojek Ditelusuri Polisi

Pihak kepolisian saat ini masih menelusuri identitas pengemudi ojek yang terliba dan mengimbau, masyarakat agar tidak mudah panik sebelum fakta diketahui secara pasti.

Dengan terungkapnya informasi ini, kepolisian menegaskan bahwa potongan kaki tersebut tidak berkaitan dengan tindak kejahatan apa pun. 

Klarifikasi RSUD CB Malut

RSUD Chasan Boisoirie Maluku Utara, Jumat (15/8/2025).
RSUD Chasan Boisoirie Maluku Utara, Jumat (15/8/2025). (TribunTernate.com/M Julfikram Suhadi)

Direktur RSUD Chasan Boesoirie Ternate, dr. Alwia Assagaf, angkat bicara terkait temuan potongan kaki manusia tersebut, Kamis (8/8/2025).

Potongan kaki tersebut kata Alwia Assagaf adalah milik pasien amputasi asal Halmahera Selatan.

Alwia Assagaf membenarkan bahwa pasien tersebut menjalani operasi bedah tumor sehingga harus dilakukan amputasi.

Mengenai hal ini, Alwia Assagaf menjelaskan, ada tata cara yang sudah diatur rumah sakit dalam memperlakukan bagian tubuh manusia yang dipotong.

Untuk potongan kaki yang menggegerkan tersebut, kata Alwia Assagaf sebenarnya diserahkan ke pihak keluarga agar dikubur sesuai agama dan kepercayaan.

“Potongan tubuh manusia termasuk limbah medis. Biasanya kami musnahkan melalui kerja sama dengan pihak ketiga. Namun untuk kasus amputasi," 

"potongan tubuh seringkali dikembalikan kepada pihak keluarga agar bisa diperlakukan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing,” jelas dr. Alwia Assagaf kepada Tribunternate.com, Kamis (28/8/2025).

Alwia Assagaf menjelaskan, prosedur rumah sakit adalah membungkus potongan tubuh dengan plastik, kemudian menyerahkannya ke keluarga.

Umumnya, pihak keluarga akan melanjutkan prosesi sesuai keyakinan, seperti dikubur dengan layak.

“Setelah proses operasi selesai, rumah sakit tetap mendampingi pasien."

"Karena kehilangan anggota tubuh bukan hal yang mudah, pendampingan psikologis juga kami lakukan,” tambahnya.

Penemuan di Luar Kendali Rumah Sakit

TEMUAN POTONGAN KAKI - Direktur RSUD Chasan Boesoirie Ternate, dr. Alwia Assegaf. Ia angkat bicara terkait temuan potongan tubuh pasien asal Halmahera Selatan yang viral di media sosial, Kamis (28/8/2025).
TEMUAN POTONGAN KAKI - Direktur RSUD Chasan Boesoirie Ternate, dr. Alwia Assegaf. Ia angkat bicara terkait temuan potongan tubuh pasien asal Halmahera Selatan yang viral di media sosial, Kamis (28/8/2025). (TribunTernate.com/Sansul Sardi)

Terkait potongan kaki pasien yang ditemukan di tempat sampah, dr. Alwia Assagaf mengaskan hal itu di luar kendali pihak rumah sakit.

“Mungkin terjadi miskomunikasi dengan keluarga. Kami tidak tahu persis bagaimana potongan itu bisa berakhir di sana." 

"Yang jelas, prosedur rumah sakit sudah sesuai aturan, dan biasanya potongan tubuh diserahkan ke keluarga,” tegasnya.

Stop Sebarkan Foto dan Video Potongan Tubuh

Alwia Assagaf juga meminta masyarakat berhenti menyebarkan video atau foto terkait kasus ini, demi menjaga kondisi psikologis pasien.

“Pasien ini baru saja kehilangan anggota tubuh. Bayangkan kalau ia melihat video yang viral di media sosial, pasti akan melukai perasaannya."

Pasien Tidak Diizinkan Rumah Sakit untuk Diwawancara

Mengingat kondisi psikologis pasien yang baru kehilangan anggota tubuh, Alwia Assagaf juga tidak mengizinkan adanya wawancara.

"Karena itu, kami tidak mengizinkan wartawan melakukan wawancara langsung, demi menjaga perasaan pasien dan keluarga,” imbuhnya.

Alwia Assagaf menambahkan, apabila pasien tidak memiliki keluarga di Ternate, pihak rumah sakit siap memberikan dukungan, bahkan membantu melalui rohaniawan sesuai agama pasien.

“Kalau pasien beragama Kristen, kami bisa bantu koordinasi dengan pihak gereja. Jika ada biaya, rumah sakit siap membantu,” ucapnya.

Di akhir pernyataannya, Alwia Assagaf menegaskan bahwa RSUD Chasan Boesoirie berkomitmen mendukung pemulihan pasien, baik dari sisi medis maupun psikologis, agar tidak semakin terbebani. (*)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved