Kenang Setahun Gempa Sulteng, Adelia Pasha Ungkap Kesedihan saat Ziarah ke Pemakaman Massal Poboya
Istri Pasha Ungu, Adelia Pasha ungkap kesedihan saat berziarah ke pemakaman massal Poboya di Palu.
Doa yang kami panjatkan padamu
YA ALLAH lindungilah kami dalam setiap langkah yang kami lakukan,
Lindungi kami dari segala marabahaya....jadikanlah kami umat yang selalu mengingatmu YA ALLAH....ampuni segala dosa2kami jika waktunya kami wafat,wafatkan kami dalam husnul khatimah YA ALLAH..
.jadikanlah kami manusia bertaqwa dan selalu bersyukur atas nikmat yang selalu engkau berikan kepada kamii....engkau maha segalanyaa
kami doakan agar para korban ditempatkan ditempat terindah disisi ALLAH SWT untuk para keluarga korban dikuatkan ditabahkan Amiiiin YA RABB," tulis Adelia Pasha.
• Puluhan Burung Khas Maluku Diselundupkan ke Palu
Selain Pasha Ungu dan Adelia, Wali Kota Palu, Hidayat juga turut berziarah ke pemakaman massal Poboya pada Jumat (27/9/2019) siang.
Masih mengenakan pakaian adat pasca upacara HUT ke-41 Kota Palu, Hidayat bersama rombongannya langsung melakukan prosesi ziarah makam.
Setelah mengusap satu nisan makam korban bencana, Hidayat memimpin doa untuk lara korban bencana.
"Semoga korban bencana ditempatkan pada tempat yang terbaik, semua amal ibadahnya diterima dan semua kesalahannya bisa diampuni oleh Allah subhanahu wa taala," kata Hidayat, dilansir dari TribunPalu.com.

Menurut Hidayat, kehadiran mereka di lokasi pemakaman masal, merupakan wujud rasa simpati, rasa prihatin atas sebuah bencana alam yang terjadi di 28 september 2018.
• Gempa Bumi Guncang Parigi Moutong Sulteng Selasa (27/8/2019) Siang, Terasa hingga Donggala
Hidayat berharap agar bencana yang sudah berakhir itu, tidak lagi terulang di Kota Palu.
Selain mengirimkan doa untuk korban yang meninggal dunia, Hidayat berharap agar semua ahli waris para korban diberikan ketabahan.
"Semoga diberikan kesabaran oleh yang maha kuasa, itu saja harapan kita," kata Hidayat.
Di makam berukuran 30 meter x 100 meter itu, disemayamkan ribuan korban bencana alam yang terjadi pada 28 September 2018.
Mereka yang dimakamkan di lokasi tersebut, adalah korban yang berhasil dievakuasi dari sejumlah titik bencana terparah.
Seperti korban tsunami dari bibir pantai dan korban likuefaksi dari Kelurahan Petobo dan Kelurahan Balaroa.
(TribunTernate.com/Rohmana Kurniandari, TribunPalu.com)