5 Fakta Bahar, Anak Bunuh Bapak yang Jasadnya Dicor di Bawah Musala, Pulang Rumah untuk Bunuh Surono
5 Fakta Bahar Mario tersangka pembunuh Surono yang jasadnya dicor di Musala.
TRIBUNTERNATE.COM - Kekejaman Bahar Mario (25), tersangka pembunuh ayah kandungnya, Surono yang jasadnya dicor di musala rumahnya terungkap semua.
Jauh sebelum pembunuhan keji ini terungkap, Bahar Mario pernah melakukan kejahatan yang membuatnya harus di penjara.
Bahar Mario juga membuat siasat licik untuk mengkaburkan kejahatan yang dilakukan.
Berikut daftar kekejaman Bahar Mario yang dirangkum surya.co.id.
• Ditemukan Jasad Pria Asal Jember Dicor di Bawah Musala Terbungkus Sarung, Diduga Korban Pembunuhan
1. Pulang ke Rumah Cuma untuk Membunuh Ayahnya
Bahar Mario diketahui sudah berkeluarga tapi masih tinggal di rumah orangtuanya, di Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo, Jember.
Suatu malam di bulan Maret 2019, Bahar pulang ke rumahnya sekitar pukul 23.00 Wib setelah bekerja di Bali.
Kepulangannya itu untuk membunuh sang ayah.
Niatan jahat Bahar ini dipicu sakit hati kepada Surono yang hanya memberinya uang sedikit dari hasil penjualan kopi serta tudingan sang ayah berselingkuh dengan wanita lain.
Busani menyambut kepulangan anak keduanya itu. Tak lama setelah di rumah, Bahar mendatangi Surono yang sedang tidur di kamar depan rumah bagian barat.
Ketika Bahar datang, Busani tidur di kamar rumah sisi timur, sedangkan Surono ada di sisi barat.
Saat Surono tidur itulah, Bahar memukulnya memakai linggis. Wajah bagian kiri Surono mengalami luka parah, dan terjadi pendarahan hebat. Busani membantu sang anak, dengan mematikan lampu di depan rumah yang berada di dekat kamar Surono.
"Korban S juga memiliki riwayat sakit pernafasan. Luka berat ditambah riwayat penyakitnya itulah yang diduga menjadi penyebab kematian dia," ujar Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal saat rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).
Surono tewas akibat pukulan linggis itu. Bahar bersama Busani kemudian menggotong mayat Surono ke belakang rumah itu.

Bahar menggotong bagian atas, sedangkan Busani memegangi kakinya.