Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Djaduk Ferianto Meninggal

Sujiwo Tejo: Met Jalan Djaduk Ferianto, Aku, Butet & Agus Noor Masih Harus Gedebugan Hidup

Sujiwo Tejo menyampaikan ucapan bela sungkawa atas meninggalnya adik Butet Kartaradjasa, Djaduk Ferianto.

TRIBUNNEWS / HERUDIN
Djaduk Ferianto semasa hidup, saat memandu acara kelompok musik Kua Etnika di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (15/1/2015). Kelompok musik pimpinan Djaduk Ferianto ini memadukan musik etnik dengan pendekatan modern. 

Djaduk baru bisa masuk industri nasional tahun 1996, setelah muncul di acara Dua Warna RCTI.

Setelah itu ia juga mendirikan Orkes Sinten Remen pada tahun 1997, mereka membawakan keroncong dengan bahasa yang sudah diubah namun tetap tidak meninggalkan kekhasannya.

Selain bermusik, Djaduk juga sempat menjadi pemain di Teater Gandrik.

Dalam dunia seni peran, ia juga pernah ikut andil di Film Petualangan Sherina.

Djaduk berperan sebagai Kartarajasa, orang yang ingin menguasai tanah pertanian Ardiwilaga.

Pria berusia 55 tahun ini juga pernah memperoleh sejumlah penghargaan, di antaranya Pemusik Kreatif 1996, Penata Musik Terbaik Piala Vidia 1995, dan Grand Prize 2000 dari Unesco.

Adik dari Butet Kertaradjasa ini juga menggagas Ngayogjazz pada tahun 2006 bersama musikus lainnya.

(TribunTernate.com/Rohmana Kurniandari, Kompas.com/Kurnia Sari Aziza, Tribunnews.com/Lanny Latifah)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved