Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Ini Lima Gebrakan Mendikbud Nadiem Makarim di Sepanjang 2019

Dalam program Merdeka Belajar, Nadiem membeberkan sejumlah kebijakannya, di antaranya adalah sebagai berikut:

Editor: Sansul Sardi
Tribunnews/Jeprima
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim memberikan kata sambutan usai serah terima jabatan (sertijab) di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). Nadiem Makarim resmi ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Pendidikan Tinggi (Mendikbud Dikti) pada Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNTERNATE.COM - Tak terasa sudah dua bulan lebih Nadiem Makarim menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Seperti diketahui, Nadiem menggantikan Muhadjir Effendy yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

Penunjukan dirinya sebagai Mendikbud seperti membuka kemungkinan baru, bagaimana sang bos Go-Jek memandang pendidikan dari kacamatanya.

Menteri termuda dalam kabinet Indonesia Maju tersebut pun telah mengeluarkan sejumlah rencana kebijakan yang menyita perhatian publik.

Setelah resmi dilantik, Nadiem langsung tancap gas dalam waktu 100 hari dalam merancang dan menyusun program kerja. Maka begitulah "Merdeka Belajar" pun muncul sebagai program kerjanya sebagai Mendikbud.

Program itu diperkenalkannya kepada publik dalam Rapat Koordinasi bersama Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (11/12) lalu.

Dalam program Merdeka Belajar, Nadiem membeberkan sejumlah kebijakannya, di antaranya adalah sebagai berikut;

1. Ujian Nasional Berganti Jadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter

Tak hanya sebatas USBN, Mendikbud Nadiem mengganti sistem UN menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei karakter (AKMSK).

Namun, penggantian tersebut baru resmi pada 2021. UN disebutkan Nadiem akan tetap dilaksanakan pada 2020.

Sistem asesmen kompetensi minimum akan mempunyai dua materiRIBUNN untuk aspek kognitif. Aspek tersebut adalah kemampuan literasi dan numerasi

Aspek literasi lebih menekankan aspek pemahaman dan analisis dalam bacaan. Kemampuan memahami konsep bacaan tersebut merupakan hal yang lebih penting kelak.

Sementara kemampuan numerasi merupakan kemampuan menganalisis angka-angka. Saat ini, penilaian bagi siswa bukan berdasarkan mata pelajaran lagi.

Untuk survei karakter, Nadiem mengatakan hal itu ditujukan untuk mengukur dan mengetahui karakter pribadi dan wawasan kebangsaan dari siswa.

Pertanyaan yang akan diarahkan kepada siswa juga lebih personal dan tentang pemahaman terkait pandangan kebangsaan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved