Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Ini Alasan Donald Trump Memprovokasi Iran, untuk Menyerang Pasukan AS?

Alasan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membunuh salah satu tokoh penting di Timur Tengah, Qassem Soleimani.

Editor: Sansul Sardi
AFP/SAUL LOEB
Presiden AS, Donald Trump. 

TRIBUNTERNATE.COM - Kematian salah satu tokoh paling kuat di Timur Tengah, yakni Jenderal Qassem Soleimani tentunya membuat banyak publik bertanya-tanya.

Apalagi kasus pembunuhan ini diawali perintah dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membunuh salah satu tokoh penting di Timur Tengah itu.

Mengutip, Abc.net.au, Rabu (8/1), apakah Trump tahu hal itu akan mengarah pada pembalasan yang dapat dilihat hari ini, dimana Iran mengirim selusin rudal balistik ke pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak?

Apakah Trump berpikir tentang bagaimana hal itu akan memengaruhi aliansinya di seluruh dunia?

Mungkin yang paling utama adalah mengapa sekarang? Apa yang istimewa tentang peristiwa baru-baru ini, ketika ketegangan AS-Iran telah meningkat selama berbulan-bulan?

Kecemasan SBY soal Iran-Amerika Memanas: Menyerukan Para Pemimpin Dunia Agar Tak Lakukan Pembiaran

AS-Iran Memanas, Kemenlu RI Imbau WNI di Irak, Iran, dan Sekitarnya Waspada

Jenderal Iran selama ini tidak bersembunyi seperti para pemimpin teroris Abu Bakar al-Baghdadi atau Osama Bin Laden.

Mereka dapat bergerak dengan bebas dan cukup terbuka di seluruh Timur Tengah dan memposting secara cukup rutin di media sosial.

Mantan presiden AS George W Bush dan Barack Obama dihadapkan dengan opsi yang sama untuk menyerang Jenderal Iran waktu mereka berkuasa, tetapi keduanya memutuskan itu tidak sepadan dengan risiko atau dampaknya.

Tanpa merinci, Trump mengatakan dia bertindak karena Jenderal Soleimani sedang merencanakan serangan besar dan serangan yang sangat buruk.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bersikeras bahwa serangan itu segera dilakukan tetapi, ketika dimintai rinciannya, menunjuk pada peristiwa yang terjadi sebelum serangan pesawat tak berawak AS yaitu serangan roket ke kedutaan AS di Irak yang menyebabkan kematian seorang kontraktor Amerika.

Pompeo kemudian menjelaskan upaya berkelanjutan oleh Jenderal Soleimani untuk membangun jaringan kegiatan kampanye yang akan berpotensi menyebabkan kematian lebih banyak orang Amerika.

Bahasa yang agak kabur ini terdengar persis seperti kegiatan yang telah dilakukan Jenderal Soleimani selama beberapa dekade.

Beberapa petunjuk tentang apa yang ada di pikiran Trump.

Sebuah laporan New York Times menyarankan Trump awalnya menolak opsi membunuh Soleimani pada 28 Desember.

"Beberapa hari kemudian, Trump menyaksikan, dengan marah, ketika laporan televisi menunjukkan serangan yang didukung Iran terhadap kedutaan Amerika di Baghdad," kata laporan itu.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved