Virus Corona
Banyak Orang Berjemur untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh, Sujiwo Tejo: Matur Nuwun Corona
Di antara yang dapat dilakukan untuk menjaga daya tahan tubuh adalah berjemur di bawah sinar matahari.
Bank bahkan telah menggunakannya untuk mendisinfeksi uang mereka.
Pada saat yang sama, pemasok peralatan UV telah melaporkan rekor penjualan, dan banyak yang segera meningkatkan produksi untuk memenuhi pesanan mereka.
Ada peringatan utama
"UVC adalah sinar yang benar-benar jahat. Anda tidak boleh terkena itu," kata Arnold.
Dia mengataka, diperlukan waktu berjam-jam untuk mendapatkan sengatan matahari dari UVB, tetapi dengan UVC dibutuhkan beberapa detik.
"Jika mata Anda terbuka, Anda tahu rasanya jika Anda melihat matahari? Seperti 10 kali, hanya setelah beberapa detik," ungkap dia.
Untuk menggunakan UVC dengan aman, Anda membutuhkan peralatan dan pelatihan khusus.

Solusi sinar matahari?
Kemungkinan sinar UVA atau UVB dapat mendisinfeksi sesuatu.
Tetapi, kita tidak bisa bergantung dengan sinar tersebut.
Di negara berkembang, sinar matahari sudah menjadi cara yang populer untuk mensterilkan air bahkan direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Teknik ini melibatkan menuangkan air ke gelas atau botol plastik bening, dan membiarkannya di bawah sinar matahari selama enam jam.
Diperkirakan berhasil karena UVA di bawah sinar matahari bereaksi dengan oksigen terlarut untuk menghasilkan molekul tidak stabil seperti hidrogen peroksida, bahan aktif dalam banyak disinfektan rumah tangga, yang dapat merusak patogen.
Penelitian tentang SARS, kerabat dekat Covid-19 menemukan bahwa mengekspos virus ke UVA selama 15 menit tidak berdampak pada seberapa infeksi itu.
Namun, penelitian ini tidak melihat paparan yang lebih lama, atau UVB, yang diketahui lebih merusak bahan genetik.
Sebaliknya, virus lain mungkin bisa, contoh flu.
• Ini Perbedaan Gejala Virus Corona dan Flu Biasa, Serupa Tapi Tak Sama
• Andrea Dian Ucapkan Selamat Ultah & Doa untuk Danindro Bimo dari Ruang Isolasi: Aku Akan Kembali
Ketika para ilmuwan menganalisis catatan rumah sakit di Brasil, mereka menemukan bahwa jumlah kasus flu cenderung meningkat ketika ada lebih banyak asap di atmosfer dari kebakaran hutan sehingga berkurangnya sinar UV.
Studi lain menemukan bahwa semakin lama partikel flu terpapar sinar matahari dan semakin terkonsentrasi, semakin kecil kemungkinannya untuk tetap menular.
Sayangnya, penelitian itu mengamati flu yang melayang di udara, bukannya mengering pada benda.
Sementara itu, tidak ada yang tahu berapa lama untuk menonaktifkan Covid-19 dengan sinar matahari dan seberapa kuat sinar UV yang dibutuhkan.
Semua ini berarti bahwa menggunakan sinar matahari untuk mendisinfeksi permukaan untuk mencegah virus corona masih belum bisa dipertanggung jawabkan.
Selain itu, mendisinfektan kulit dengan segala jenis UV akan menyebabkan kerusakan, dan meningkatkan risiko kanker kulit.
(TribunTernate.com/Rohmana Kurniandari, Kompas.com/Virdita Rizki Ratriani)