Mana yang Lebih Sehat? Makan Nasi, Ketupat, Apa Lontong? Ini Faktanya
Dari segi kesehatan, manakah sebenarnya lebih sehat mana antara nasi, ketupat, atau lontong?
Perbedaan kandungan gizi nasi, ketupat, dan lontong
Melansir Buku Ajar Gizi dan Diet (2018) oleh Pipit Festi W, kandungan kalori pada ketupat dan lontong cukup jauh berbeda dengan kandungan kalori pada nasi putih.
Berikut perbedaannya:
1. Kandungan gizi ketupat Pada ketupat dengan berat 160 gram, tercatat hanya mengandung kalori sebanyak 32 kkal.
Pada 160 gram ketupat juga mengandung protein 2,24 gram, lemak 0,112 gram, dan karbohidrat 43,2 gram.
2. Kandungan gizi lontong Tidak jauh berbeda dengan ketupat, pada lontong dengan berat 200 gram, terhitung hanya mengandung kalori sebanyak 38 kkal.
Pada 200 gram lontong, juga mengandung protein 5,44 gram, lemak 1,64 gram, dan karbohidrat 62,12 gram.
3. Kandungan gizi nasi Sementara itu, pada nasi putih seberat 100 gram, kandungan kalorinya tercacat mencapai 175 kkal.
Pada 100 gram nasi, juga mengandung protein 3 gram, lemak 0,3 gram, dan karbohidrat 39,8 gram.
Jadi, mana yang lebih sehat? Baik nasi, ketupat, maupun lontong sebenarnya sama-sama bermanfaat untuk pasokan energi tubuh dan boleh-boleh saja dikonsumsi sebagai makanan pokok saat menyambut Lebaran.
Namun, jika dilihat dari kandungan kalorinya, konsumsi ketupat dan lontong cenderung lebih sehat dibandingkan nasi putih, terlebih bagi mereka yang tengah berupaya menjaga berat badan.
• Intip Resep Menu Garang Asem Ayam Ini, Cocok untuk Santap Sahur Ramadan
• Resep Jus Melon Ketimun Nata De Coco, Minuman Enak dan Segar, Cocok untuk Buka Puasa
Meski demikian, konsumsi ketupat dan lontong ini juga tak boleh dilakukan sembarangan.
Mengonsumsi ketupat dan lontong secara berlebihan sama juga membuat tubuh memperoleh asupan kalori dalam jumlah banyak.
Padahal, seperti diketahui, mengonsumsi makanan berkalori secara berlebihan dapat membuat seseorang berisiko terkena penyakit obesitas hingga memicu datangnya stroke, penyakit jantung, dan kanker.
Meski demikian, ada hal yang lebih patut diwaspadai dalam pola makan saat tiba Lebaran, yakni terkait konsumsi lauk atau makanan penyertanya.
Pasalnya, menu makanan khas Lebaran, seperti opor, rendang, maupun sambal goreng hati ayam cenderung mengandung tinggi lemak dan kolesterol.
Melansir buku Aroma Rasa Kuliner Indonesia: Menu Komplet Hidangan Ketupat & Lontong (2011) oleh Lilly T Erwin, dalam menu opor yang dibuat dengan 200 gram daging ayam dan 200 ml santan saja, tercatat mengandung lebih kurang kolesterol 132,0 mg dan lemak 9 gram.
Sementara itu, rendang yang dibuat dengan 500 gram daging sapi dan 600 ml santan kental, mengandung kolesterol 315,0 mg dan lemak 54,7 gram.