Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Kerusuhan di Amerika Serikat

Saksi Sebut Penjarahan di New York Dilakukan Seperti Pola Sistemik: Ini Bukan Bagian dari Demonstran

massa antara penjarah dengan demonstran bercampur di sekitar gerai Aldo di Union Square pada pukul 19.00 waktu setempat.

Editor: Sansul Sardi
REUTERS/DUSTIN CHAMBERS via Kompas.com
Sebuah mobil Polisi di Atlanta dibakar massa ketika demonstran memprotes kematian pria Afrika-Amerika George Floyd, dekat CNN Center di Atlanta, Georgia, AS, 29 Mei 2020. 

TRIBUNTERNATE.COM - Aksi kerusuhan pasca tewasnya George Floyd di Minneapolis menjadi sorotan publik.

Sebab kerusuhan rasial ini masih terjadi di beberapa kota di sejumlah negara bagian Amerika Serikat.

Bahkan terjadi perusakan fasilitas umum, juga terjadi aksi penjarahan di sejumlah toko dan pusat perbelanjaan.

Di New York, negara bagian Amerika Serikat, massa mulai beraksi di pertokoan yang berada di Manhattan.

Melansir New York Post, massa antara penjarah dengan demonstran bercampur di sekitar gerai Aldo di Union Square pada pukul 19.00 waktu setempat.

Seorang pemuda mulai berusaha merangsek masuk ke dalam gerai.

Namun, aksinya dihalangi oleh seorang demonstran, yang menariknya agar tidak melakukan aksi penjarahan itu.

Seorang saksi mata mengatakan, aksi demonstrasi terkait kematian George Floyd semestinya berjalan dengan damai, tidak dengan perusakan dan penjarahan.

Saksi mata itu juga menduga aksi penjarahan ini, termasuk di beberapa tempat, terjadi karena ada yang mengorganisir untuk memperburuk situasi.

Polisi Penindih Leher George Floyd Dipindah ke Oak Park Heights, Penjara Berkeamanan Maksimum

Klarifikasi Pria Bertato Indonesia Ikut Demo Tewasnya George Floyd di AS, Akui Lahir di Pulau Jawa

"Ini sistemis," katanya.

"Seorang datang memecahkan kaca. Kemudian datang lainnya menggunakan sepeda dan mulai menjarah. Ini sistemis seperti yang anda lihat," tuturnya.

"Mereka (penjarah) ini bukan bagian dari kami (demonstran). Mereka merusak aksi unjuk rasa ini," ucapnya.

Seorang koordinator aksi di dekat gerai itu mengingatkan kerumunan orang agar segera membubarkan diri karena pemberlakuan jam malam.

"Kita harus meninggalkan tempat ini dan pulang ke rumah masing-masing sebelum jam 11 p.m," katanya.

Namun, seorang pemuda yang diduga penyusup kemudian memaki si koordinator aksi.

Tak lama kemudian, aksi penjarahan terjadi di gerai Nike yang lokasinya tiga blok dari lokasi pertama. Terlihat belasan pemuda merangsek masuk.

Sementara itu, Polisi telah berjaga di sekitar gerai Michael Kors dan Nintendo New York Store.

Terlihat beberapa kaca di dua gerai tersebut telah pecah. Belum diketahui apakah penjarah telah merampas barang atau tidak. (Tribunnews.com/Imanuel Nicolas Manafe)

Tak Mau Dijarah, Pemilik Toko Minuman Gunakan Senapan Militer M16

Demo membela George Floyd di berbagai wilayah di Amerika Serikat banyak yang berlangsung ricuh disertai dengan kekerasan hingga penjarahan.

Joe, seorang pemilik toko minuman keras di Santa Monica, California, sampai harus mengamankan bisnisnya dengan senapan militer AR-15 atau M16.

Senapan tersebut adalah jenis senjata api semi-otomatis yang memang dipasarkan untuk warga sipil.

Awalnya, senapan tersebut digunakan Angkatan Darat AS saat berperang di Vietnam.

Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, Joe dan teman-temannya berjaga di depan toko minuman sambil membawa senapan itu.

Hal itu ia lakukan agar membuat penjarah mengurungkan niat mereka untuk menjarah toko minumannya.

Joe juga mengaku ingin melindungi para pelanggannya lantaran keadaan begitu berbahaya.

Seorang pengunjukrasa memukulkan skateboardnya ke jendela sebuah restoran di pusat kota Los Angeles, Sabtu (30/5/2020). Amerika Serikat dilanda kerusuhan hebat, pasca meninggalnya George Floyd akibat kehabisan nafas, setelah lehernya ditindih seorang petugas Polisi Minneapolis dalam sebuah penangkapan. AFP/APU GOMES
Seorang pengunjukrasa memukulkan skateboardnya ke jendela sebuah restoran di pusat kota Los Angeles, Sabtu (30/5/2020). Amerika Serikat dilanda kerusuhan hebat, pasca meninggalnya George Floyd akibat kehabisan nafas, setelah lehernya ditindih seorang petugas Polisi Minneapolis dalam sebuah penangkapan. AFP/APU GOMES (AFP/APU GOMES)

"Ini adalah hal baik karena aku, teman-temanku, dan para pelanggan bisa terlindungi, situasi cukup mengerikan," ujar Joe.

Tak hanya mengamankan bisnisnya sendiri, Joe dan teman-temannya juga mengamankan bisnis yang berada di sekitarnya agar tak dijarah.

Diketahui, Santa Monica termasuk kota dengan situasi berbahaya di tengah gelombang protes membela George Floyd.

Penjarahan di Santa Monica termasuk paling banyak dan paling rusuh.

Bahkan, demi mengamankan situasi, pihak berwenang meminta pertokoan harus sudah tutup pada pukul 13.00.

Sedangkan segala aktivitas di luar dibatasi hanya sampai pukul 16.00.

Trump Dikecam di Tengah Kerusuhan

Di tengah demo membela George Floyd yang ricuh di berbagai daerah, Presiden Amerika Serikat Donald Trump melenggang ke Gereja St. Johns yang sempat terbakar.

Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, Trump sempat 'berjanji' akan segera bertindak untuk mengamankan situasi negaranya.

Demo Tewasnya George Floyd, Trump Diungsikan ke Bunker hingga Kirim Militer ke Jalanan Washington

Protes Atas Kematian George Floyd Menyebar ke Luar Amerika Serikat, dari Selandia Baru hingga Rusia

"Aku akan berjuang untuk melindungi kalian," tegas Trump di Washington DC, Senin (1/6/2020).

Trump mengklaim akan segera mengerahkan segala sumber daya federal di berbagai negara bagian untuk menghentikan kekacauan yang disertai penjarahan itu.

Setelah berjanji dalam pidatonya itu, Trump terekam berjalan bersama rombongannya keluar dari Gedung Putih.

Mereka melintasi Lafayette Square menuju Gereja St. Johns yang terbakar oleh para pengunjuk rasa pada Minggu (31/5/2020).

Jurnalis FoxNews melalui Twitter @KristinFisher mengaku tak percaya apa yang ia saksikan.

Yakni pemandangan Trump berjalan dari pintu depan Gedung Putih menuju daerah pusat demo lalu masuk ke gereja.

"Aku hampir tak bisa percaya apa yang aku lihat. Presiden AS keluar dari pintu depan Gedung Putih menuju Lafayette Square - pusat demo di Washington DC - untuk mengunjungi gereja St. John bersejarah yang sempat dibakar malam lalu," cuit Fisher.

Tindakan Trump berjalan keluar dari Gedung Putih itu langsung dikecam warganet.

Pasalnya, banyak kabar menyebut para demonstran mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari pihak kepolisian.

Mulai dari terkena peluru karet, gas air mata, hingga kekerasan lainnya.

Para warganet berpendapat bahwa Trump mengamankan wilayahnya hanya supaya ia bisa keluar dengan tenang.

"Setelah dia memberi komando Agen Rahasia, Garda Nasional, dan polisi untuk membereskan para demonstran yang damai dengan peluru karet, gas air mata, dan kekerasan. Hak amandemen pertama kami diabaikan sehingga ia bisa jalan-jalan," tulis @CindysMomtwitch.

"Menyerang para demonstran yang damai hanya supaya bisa jalan-jalan," ujar @RecoverySailor.

"Dia menyuruh (pihak kepolisian) menyemprotkan gas air mata kepada seluruh demonstran sebelum dia jalan-jalan," tulis @JakeTheSmartass. (Tribunnews.com/ Ifa Nabila)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Demonstran Halangi Penjarah di New York, Saksi Sebut Pola Penjarahan Sistemik dan Tak Mau Dijarah saat Demo Bela George Floyd, Pemilik Toko Minuman Gunakan Senapan Militer M16

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved